MSH PART 22

1.3K 50 14
                                    

Ondal terdiam, ia duduk diambang daun jendela, ditatapnya langit, tiba-tiba wajah tenangnya berubah kesal ketika diingatnya Yoo na

"Sial!!!" Umpatnya

Kekesalannya memuncak, di raihnya botol arak yang tak jauh dari tempatnya di minumnya dengan kasar hingga ujung kendi menghentak bibirnya

Marah? Tentu... siapa yang tidak marah ketika tahu keluarganya dibantai habis-habisan oleh keluarga orang yang dikasihinya,

Dendam? Siapa? Pada Yoo na? Mungkin tidak... ia mencoba untuk membenci keadaan namun seperti keadaan malah berbalik melawannya dan itu membuatnya geram, Ondal sangat membenci masalalunya, luka dimatanya selalu menjadi pengingat atas kepahitan hidupnya

******

Di Istana Yoo na terlihat tengah meneguk obat di dalam mangkok porselin besar, tabib mengatakan racunnya tidak menyebar karena Yoo na segera mendapatkan pertolongan pertama

"Pangeran Mahkota tibaaaa...!!!" Dayang di luar kamarnya mengabarkan

"Haaah...!!!" Yoo na menyeka mulutnya lengan lengan bajunya kemudian mengeluarkan bunyi sendawa yang keras

Pangeran Mahkota terlihat pucat, tapi ketika melihat Yoo na tampaknya sehat-sehat saja wajah cemasnya berubah kaku

"Apa kau baik-baik saja?!" Tanyanya seraya bersila di samping tempat tidur Yoo na

"Emm... aku baik-baik saja, racun tu tidak akan membunuhku segera," ucapnya santai

Pangeran mahkota melirik mangkok besar didepannya, mangkok itu bersih tak tersisa

"Obat itu kau minum sekaligus?!"

"Obat? Tentu saja, aku harus cepat sembuh, 2 hari lagi adalah hariku untuk mengunjungi ibuku, aku tidak
Bisa melewatkannya," ucapnya riang

"Jangan pergi!!"

"Kenapa? Kau sudah melarangku pergi dan kini... lagi?!"

"Diluar sana tidak aman bagimu, jangan pergi,"

"Aku hanya pergi untuk mengunjungi ibuku," Yoo na agak meninggikan suaranya karena kesal

"Dengarkan aku kali ini saja, aku belum menemukan para perampok itu dan kau bisa saja terlibat dalam kekacauan lagi jika berkeliaran dipasar,"

"Jadi... kau akan mengurungku lagi di Istanaku? Hah.. kau bersenang-senang dengan para selirmu itu dan menahanku dengan airmata di Istanaku, dadaku... dadaku sesak untuk bernafas disini," Yoo na berteriak karena tak lagi bisa menahan emosinya dan darah merembes dari bahunya

Pangeran Mahkota berjalan dengan lututnya memghampiri Yoo na mengeluarkan sapu tangan sutranya dan menahan bahu Yoo na

"Lepaskan!! Jangan menyentuhku!!"

"Tenanglah, kau berdarah, tabib akan segera datang, jangan banyak bergerak," ucap Pangeran Mahkota lembut

"Aku akan tetap pergi walaupun kau merantai kedua kakiku dan mengikat tanganku, aku akan pergi," mata Yoo na berkaca-kaca

Hah.. melihat itu Pangeran Mahkota tak lagi bisa berkomentar

"Apa kau membenciku? Membenciku melakukan hal semauku?!"

"Tidak, anda bisa melakukan apa yang anda mau," ucapnya dingin

"Bencilah dan cegahlah aku, maka aku akan memiliki alasan berhenti dan melihatmu," Pangeran Mahkota berkaca-kaca kemudian memeluk Yoo na

Yoo na diam, ia tidak bisa merasakan kelembutan hati Pangeran Mahkota yang berusaha untuk menyentuhnya, pikirannya hanya ada pada satu orang yang sangat dirindukannya, seseorang yang memikirkannya saja sudah membuat Yoo na sesak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Stupid Husband [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang