MSH PART 17

610 44 5
                                    

Hui pagi ini mengantikan baju Yoo na dengan hati-hati

"Nona... anda semakin cantik, obat yang pangeran ketiga berikan bukan hanya menyembuhkan luka di wajah anda tapi juga membuat wajah anda terlihat mulus," Hui berbicara sambil memasangkan baju sang nona

"Pangeran Ketiga datang!!!"

Terdengar seruan dari luar, Hui menolehkan wajahnya kearah sumber suara

"Haah kenapa lelaki itu terus datang, aku benar-benar tidak suka dengan pandangannya," Hui bergumam kesal

Ia kemudian memalingkan wajah nya kearah sang nona dan HAAAAA!!!! Hui terkejut hingga terjengkang kebelakang, ia.... melihat mata Yoo na terbuka dan memandangnya tajam

"Nona...."

*******

Diluar Pangeran ketiga bertemu dengan Gi joon, Ha Joon sudah memperingatkan Gi joon untuk tidak terpancing emosi karena ia tak ingin ada pertengkaran

Ha Joon menyapa Pangeran Ketiga terlebih dahulu, senyum Pangeran Ketiga mengembang

"Kau disini?" Tanya Pangeran Ketiga

"Anda datang lebih awal Pangeran?!" Tanya Gi joon, intonasi suaranya terdengar tenang

"Emm... aku mengantar seserahan untuk keluarga Choi,"

Mendengar itu emosi Gi joon meningkat namun ia masih berusaha untuk menahan walaupun dalam bayangannya ia sudah memukul Wajah menyebalkan Pangeran Ketiga

"Bagaimana bisa anda mengirimkan seserahan pada keluarga gadis yang sudah bertunangan?!"

Pangeran ketiga diam kemudian terbahak

"Bertunangan? Siapa? Nona Yoo na dan tuan Gi Joon hanya di jodohkan saja, hanya ada omongan bukan, lagipula aku adalah calon Pangeran Mahkota bagaimana kau... menghalangi Pangeran Mahkota memilih Putri Mahkotanya?!" Tatapan Pangeran Ketiga berubah tajam

Gi joon diam sejenak kemudian melangkah maju lebih dekat dan membisikkan sesuatu ditelinga Pangeran Ketiga

"Apa anda lupa... jika saya juga kandidat Pangeran Mahkota? Jika itu Yoo na maka... memasuki Istanapun... akan saya lakukan,"

Kini Pangeran ketiga terlihat kesal, tapi ia berusaha untuk tetap tenang

"TUAN!!!! TUAN!!!! NONA YOO NA MEMBUKA MATANYA!!!!!" Hui berteriak

Memdengar itu dengan segera kedua pemuda tadi bergegas menuju ruangan tempat Yoo na di rawat,
Semua keluarga Yoo na berada disana mereka haru melihat Yoo na akhirnya membuka matanya kembali

Tabib segera memeriksanya

Yoo na memandang sekeliling, mengamati orang-orang yang mengelilinginya pandangan matanya terlihat binggung

"Bagaimana tabib?!" Tanya Tuan Choi

"Nadinya sudah normal sebaiknya jangan memaksakan kondisinya dahulu, biarkan nona beristirahat," tabib menjelaskan

Tabib kemudian pamit, dengan segera ibu Yoo na mendekati anaknya

"Yoo na-ya... syukurlah... ibu sangat kuatir," sang ibu mengusap airmatanya

Yoo na memandang ibunya sejenak

"Anda... anda siapa?!"

Haaa?!!! What!!!

Semua yang mendengar itu terkejut, bagaimana Yoo na bisa melupakan ibunya, apa mungkin karena penganiayaan dan luka berat yang dideritanya

Tabib dipanggil kembali untuk memeriksa Yoo na diagnosanya cuma Yoo na mungkin masih syookkk jadi ingatannya agak kacau kalau jaman sekarang mungkin istilahnya amnesia

Kesedihan bertambah bagi keluarga Tuan Choi, putrinya memang tersadar tapi melupakan segalanya

Pangeran ketiga terlihat berada disamping Yoo na berlagak ialah orang paling perhatian pada Yoo na, Gi joon duduk di pojok ruangan, menatap Yoo na sedih

"Haaah... mungkin dengan melupakan segalanya itu akan membuatmu lebih baik," batin Gi joon

"Gi joon-ah...." suara panggilan ayahnya terdengar

Gi joon keluar menemui sang ayah

"Sebaiknya kau kembali saja ke desa, ayah sudah berbicara pada Tuan Choi,"

"Ayah menerima keputusan tuan choi?!"

"Haaah... Gi joon-ah,"

"Tidak ayah, bagaimana bisa kita menyerah tidak ayah, aku menyukai nona Yoo na dan aku adalah calon suaminya," Gi joon kesal

"Ayah akan menjelaskan semuanya saat kita tiba di desa nanti,"

"Aku akan tetap disini ayah, jika perlu... aku akan menemui paman di Istana dan meminta paman memasukkanku ke Istana,"

"Gi joon!!!!" Ayahnya membentak

"Maafkan aku ayah——," Gi joon menoleh kearah tempat Yoo na berada "tapi aku tidak bisa melepaskannya,"

"Ini sangat berbahaya, pulanglah dulu ayah akan menjelaskan semuanya jangan membahayakan dirimu dan juga...." sang ayah mengantungkan ucapannya

"Ayah... percaya padaku, aku tidak akan bersembunyi lagi demi melindungi keluarga kita, ayah... percaya padaku,"

Sang ayah terdiam, bagaimana meyakinkan putranya bahwa semua ini sudah berakhir, kenekatannya akan membuat semua orang dalam bahaya, ia belum tahu betapa psyco-nya Panggeran Ketiga, cinta? Kurasa tidak, ia lebih gila dengan kekuasaan

******

Gi Joon kembali keruangan dimana Yoo na berada, pemuda itu terkejut melihat pangeran ketiga memeluk Yoo na, Hui memandang Gi joon yang menegang diambang pintu, haaah Hui terlihat sendu, sepertinya sang nona salah paham dengan keadaan saat ini

Hui berdiri dan menghampiri Gi joon

"Tuan muda,"

"Aku baik-baik saja Hui, kau jaga saja Yoo na, sebentar lagi aku akan membawanya jauh dari Hanyang," ada rasa kesal terlihat jelas dimatanya, ia benar-benar kesal dengan keadaan saat ini tentang semuanya yang telah terjadi

Sebenarnya apa yang direncanakan Pangeran Ketiga? Apakah ia hanya mempermainkan Yoo na demi kekuasaan? Ataukah? Ia benar-benar menginginkan Yoo na sebagai pendampingnya?

*****

Dikediaman Hyo Jin gadis itu menjadi gila, ia memberantakkan kamarnya dan berteriak histeris, impiannya sirna dan itu semua karena Yoo na

"Akan kubunuh dia bagaimanapun caranya!!!! Beraninya dia melakukan ini semua padaku!!!!" Hyo jin berteriak histeris

Sementara itu diruangan lain, ibu Hyo jin sangat kuatir dengan keadaan putrinya tersebut

"Tuan... tidak bisakah anda berbicara dengan paman Pangeran Ketiga mengenai keputusan ini? Putri kita... saya sangat kuatir,"

Didepannya Ayah Hyo jin terlihat tenang menikmati tehnya

"Untuk apa lagi berbicara, Pangeran ketiga mengubah strateginya setelah tahu rencana Ratu, Ratu mengatakan bahwa ia akan mendukung Putra saudara jauh Raja,"

"Lalu... kenapa harus tuan choi!? Bukankah putrinya sakit, mereka berdua——,"

"Tuan choi adalah orang yang tidak terpengaruh dengan kekuasaan politik Istana, Ratu berusaha untuk menarik tuan Choi ke kubunya dan melawan Pangeran ketiga... entah bagaimana Pangeran ketiga bisa membujuk tuan choi untuk bergabung,"

"Lalu? Kenapa anda begitu tenang, bagaimana dengan nasib kita?!"

"Anakmu——akan tetap masuk Istana... sebagai selir agung dan kita... akan perlahan menjadi orang kepercayaan Pangeran ketiga saat semuanya berakhir nanti,"

Sang Istri terdiam, bagaimanapun harga diri putrinya pasti terkoyak jika hanya menjadi selir walaupun itu selir utama nantinya jika Pangeran naik takhta menjadi Raja

Bagaimana bisa lelaki lembut dan hangat bisa menjadi seorang psycopat yang menghalalkan cara demi kekuasaan bahkan memisahkan 2 orang yang saling mencinta? Poor Gi joon

My Stupid Husband [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang