MSH PART 18

591 42 4
                                    

Di Istana Ratu terlihat geram mendengar kabar bahwa Pangeran Ketiga menyalipnya dengan merangkul Tuan Choi ke kubu Pangeran Ketiga

"Bagaimana bisa tuan Choi dengan mudah mengikuti keserakahan! Haah!! Ini membuatku benar-benar marah!!"

"Mama... apa rencana anda selanjutnya?!" Tanya seorang dayang kepala Istananya

"Haah... ini akan sulit, pemuda itu begitu licik, dia benar-benar sudah haus akan kekuasaan."

*******

Gi joon menunggu didepan pintu ruangan tempat Yoo na dirawat, ia ingin sekali masuk tetapi melihat ekspresi Yoo na gadis itu seperti tidak nyaman berada disamping Gi joon, tiba-tiba Hui datang membawa nampan berisi mangkok porselin dengan cairan coklat pekat didalamnya

"Hui... apa itu untuk nona Yoo na?!"

Hui mengangguk, Gi joon kemudian tersenyum

Gi joon merapikan bajunya terlebih dahulu, ia kemudian menarik nafas panjang untuk mengatur emosinya

Huuuhhhh....

"Nona... saya membawakan obat," seru Gi joon dari luar

Pintu dibuka oleh kakak Yoo na, Yoo in tersenyum dan menoleh pada Yoo na yang tengah duduk menghadap ke arah pintu

"Yoo na-ya... kakak akan melihat ibu, kau tidak apa-apa jika disini kan?!"

Yoo na mengangguk pelan

"Berjuanglah... Gi joon," kata Yoo in seraya menepuk pundah Gi joon kemudian pergi

Gi joon memasuki ruangan Yoo na, tangannya gemetar, dadanya berdegup kencang Yoo na menatapnya dengan mata indahnya, berbeda pandangan memang tapi itu tetaplah mata indah Yoo na

Gi joon meletakkan perlahan obatnya diatas meja kecil

"Obat ini masih sangat panas nona, saya akan membiarkannya sebentar kemudian anda bisa meminumnya," kata Gi joon, pemuda itu tak berani menatap mata Yoo na

"Obat itu...sangat pahit, aku benar-benar tidak ingin meminumnya," Yoo na memanyunkan bibirnya

Gi joon tersenyum, walaupun hilang ingatan tapi Yoo na masih tidak berubah

"Ada air madu disini, anda bisa meminumnya,"

Yoo na lalu menatap Gi joon,

"Kau saja yang meminumnya, aku benar-benar tak ingin meminumnya,"

"Nona... ini obat Istana, Pangeran ketiga sendiri yang memilih obatnya,"

Haah.. Yoo na menyingkap selimutnya

"Kau... kau pelayan dirumah ini sejak lama bukan?!" Tanya Yoo na

"Yee? Ahh iya nona,"

"Apa benar dia calon suamiku? Matanya... entah kenapa aku takut ketika melihatnya,"

Gi joon terdiam, tentu saja bukan Pangeran ketiga calon suaminya, Gi joon-lah calon suami sebenarnya, tapi bagaimana lagi, Gi joon hanya berharap Yoo na akan ingat sebelum hari pernikahannya dengan Pangeran ketiga

Yoo na ingin jalan-jalan dan Gi joon membantu memapahnya

"Apa sebaiknya kita tidak memanggil Hui saja nona?!"

"Kenapa? Apa kau tidak mau menemaniku? Hui pasti lelah menjagaku semalaman, baiklah jika kau tidak——-"

"Baiklah nona....." gi joon langsung menggapai tangan Yoo na dan mengenggamnya, ia membantu Yoo na berjalan, Yoo na tentu masih terpincang setelah kakinya patah

Senang hati Gi joon, baginya berada di sisi Yoo na adalah kebahagiannya, bagaimanapun juga Yoo na harus bahagia

"Haah... aku lelah, kakiku pegal sekali," ucap Yoo na

"Apa anda mau beristirahat lagi?!"

Yoo na mengangguk dan gi joon membantunya untuk duduk

Haaah Yoo na menghembuskan nafas, menatap langit jingga dibelakang rumahnya

"Ibuku berkata aku terjatuh saat berkuda, kakakku terus menangis dan meratap setiap malam didekatku, ayahku tak berkata apapun dan calon suamiku.... haah... aku merasa ada yang aneh,"

Gi joon lagi-lagi diam

"Ondal... bukankah kau bilang namamu ondal?!" Tanya Yoo na tanpa memalingkan wajahnya kearah Gi joon

"Ya nona,"

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Semuanya terasa aneh, kakakku berkali-kali meminta maaf padaku, apa kakakku yang melepaskan kudanya? Tapi... bukankag dirumah ini tidak ada kandang kuda, bagaimana aku terjatuh?!"

"Nona..." Gi joon menatap Yoo na sedih

"Aku merasa mereka semua menyembunyikan sesuatu dariku, ini menyebalkan, aku bahkan tidak ingat apapun,"

Gi joon semakin sedih mendengarnya, ingin sekali ia menceritakan semuanya tapi... mengingat Istana yang bergejolak dan keadaan yang tidak stabil ia tidak ingin membahayakan nyawa Yoo na dan keluarganya, jadi Gi joon menahannya

*******

Malam harinya Gi joon berjalan memasuki sebuah rumah dengan halaman yang luas, ia datang seorang diri, begitu masuk ia sudah disambut oleh beberapa orang yang tentu dikenalnya

"Pangeran," sapa mereka

"Haaah," Gi joon merasa di jebak,

Ia terpaksa duduk mendengarkan cuitan mereka tapi ada yang berbeda kali ini, seorang wanita ikut duduk diantara mereka dan wanita itu adalah Ratu

Gi joon memberi hormat kemudian duduk dengan hikmat

"Aku sudah mendengarnya, Pangeran ketiga merebut calon istrimu——-,"

"Mama...." Gi joon memotong cepat "tolong... jgn libatkan Nona Yoo na dalam politik ini,"

Ratu tersenyum "apa kau tahu maksud Pangeran ketiga sebenarnya? Bagaimana kau bisa menyerah begitu saja?! Aku sudah tidak memiliki putra, aku hanya memiliki dukungan, jika kau mau, maka kami akan mendukungmu, pikirkanlah itu Pangeran,"

Ratu mulai mengaduk-aduk pikiran Gi joon, dan Ratu tepat mengenai titik lemah Gi joon Yakni Yoo na, bagaimanapun yang bisa menyelamatkan Yoo na adalah kekuasaannya, tapi jika ia memasuki Istana maka.... ia tak akan bisa melepaskan diri dan akan terlibat lebih jauh lagi

*******
Hyo jin berdiri didepan kamar Yoo na, di tangannya sekotak kue dipegangnya

Wajahnya menengang penuh emosi tapi ia masih berusaha untuk tersenyum

"Apa kau sudah menyiapkan tehnya?!" Ucapnya

"Iya nona," jawab gadis dibelakangnya

Gadis dibelakang Hyo jin membawa secangkir teh dengan warna pekat dan berbau menyengat, baunya seperti obat Yoo na namun lebih pekat lagi

Apakah itu? Oggg apakah Hyo jin datang untuk meracuni Yoo na?!
Tidaaakkkkk!!!! Kenapa Yoo nanlagi yang kennaaaa!!!

My Stupid Husband [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang