MSH PART 12

597 45 1
                                    

Hyo Jin hari ini berkunjung kerumah sang paman bersama ibunya, mereka hendak membicarakan rencana Hyo Jin memasuki Istana

Hyo Jin terlihat menutup pintu geser ruangan para orang tua sedang membicarakan masalah penting makanya mereka menyurih Hyo Jin pergi dahulu

Saat Hyo Jin melewati sebuah ruangan tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar nama anak bungsu keluarga mentri Choi disebut, di tajamkannya pendengarannya

Matanya terbelalak mendengar penuturan beberapa orang didalam ruangan tersebut, di tolehkannya wajahnya keruangan itu
Ada gurat kemarahan dan kekesalan yang jelas tergambar dari wajah ayunya

#####

Pagi harinya saat selesai sarapan Yoo Na terlihat memandang sekeliling sejak pagi tadi ia tak mendengar salam sapa dari ondal

"Apa ayah sudah menjualnya?! Aku hanya bercanda," gumamnya seraya memandang sekeliling

Semalam Yoo Na menangis dan meminta sang ayah menjual ondal karena sudah kurang ajar padanya, ia mengatakannya karena emosi sesaat tapi saat pemuda itu benar-benar hilang ia merasa ada yang kurang
Diliriknya pagar rumahnya sesekali, tangannya memang tenang memegang sulaman tapi matanya terus saja terfokus ke arah pagar

"Agassi... jari anda bisa tertusuk jarum nanti jika tak konsentrasi,"

Hui yang mengetahui sang nona terus saja mencuri pandang kearah pagar menegurnya, Hui tahu sang nona pasti mencari Gi Joon

Mendengar itu Yoo Na langsung melirik tajam ke arah Hui

"Hui... bisakah kau diam, kau merusak fokusku—-," Yoo na meletakkan sulamannya kemudian menatap Hui tajam ".... lihat sulamanku tak kunjung selesai ini semua——,"

Krreekk pintu pagar tiba-tiba terbuka, dengan cepat kepala Yoo na tertoleh, dadanya berdebar berharap-harap cemas namun....

"Paman Jang...!!!" Panggil Hui

Lelaki paruh baya itu menoleh kearah mereka, kemudian berlari kecil

"Hui... ada surat untuk nona muda,"

"Aku? Dari siapa?!" Yoo na menerobos dengan kasar hingga Hui terpental kebelakang dan merampas kertas yang disodorkan pelayan rumahnya tersebut, ia membukanya dengan tergesa dan membacanya, tiba-tiba di tolehkannya kepala menghadap ke arah Hui

"Hui... kita ke pasar sekarang," ucapnya

Dengan langkah ringan Yoo na pergi kepasar tapi kali ini tak nampak Hui disana bersamanya, Yoo na berpikir ia akan bertemu dengan ondal jadi tidak masalah jika ia pergi seorang diri lagipula ia tak ingin Hui menjadi duri dalam nasi.
Yoo na berhenti sejenak, diambilnya kantong uangnya, di rogohnya kaca didalamnya di perhatikannya wajah cantiknya, kemudian ia tersenyum dan berjalan kembali dengan riang, kaca yang di goyang-goyangkannya terlepas dari genggamannya dan pecah

"Yaaaahhh pecah," Yoo na segera menghampirinya, berjongkok dan memperhatikan cerminnya "ayah membelikannya dari Ming dan pecah seperti ini, barang yang tak bagus," ditinggalkannya begitu saja cerminnya dan ia berjalan kembali

Gadis itu berhenti di ujung pasar, berharap-harap cemas akan kedatangan ondal

"Jika dia membuatku menunggu lama akan kubunuh dia," ucapnya kesal namun kemudian ia tersenyum "aku akan meminta maaf nanti," ucapnya lirih

Lama ia menunggu tak kunjung muncul ondal di hadapannya

Kemudian ia tiba-tiba tersadar, matanya terbelalak
"Budak itu....tidak mungkin dia..." gadis itu mulai cemas kini, tempat dimana ia berdiri adalah daerah yang sepi, hatinya cemas, ia mengenggam kantong uangnya erat, ondal mengatakan bahwa ia tak bisa membaca dan menulis bagaimana ia bisa menulis dengan rapi, ia juga ingat bahwa ondal tidak akan menyuruhnya datang ketempat yang jauh karena ondal tahu bahwa Yoo na tidak mau berjalan jauh,
Suasana mulai terasa tak enak, Yoo na cemas, ia mulai ketakutan, andaikan tadi ia mengajak Hui, ia berdiri, ia kemudian melangkah pergi namun......

Aaaakkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh....!!!!!!!!!!!!!

******

Sementara itu di Istana, Pangeran ketiga terlihat serius mendengarkan penuturan seseorang didepannya

"Apa? Yi Gi joon? Hah... pemuda bodoh itu? Bagaimana mungkin dia yang akan bersaing takhta denganku sementara ia tak pernah lulus dalam ujian kenegaraan," Pangeran ketiga meremehkan

"Pangeran.. anda tidak bisa meremehkannya, tidak mungkin Yang Mulia Raja memilihnya jika ia tidak punya bakat apapun, kita harus tetap waspada,"

Haah... Pangeran menyangga pipinya dengan tangan kirinya "tidak perlu waspada itu merepotkan, cukup lenyapkan saja dia, cari dimana dia dan segera lenyapkan,"

"Pangeran?!"

"Aku sudah terlalu lama bersabar, segera," ucapnya santai namun terdengar tegas

"Yee... Yang Mulia,"

Pangeran ketiga tak lagi memiliki sorot mata lembut, pemuda itu terlihat penuh ambisi dan kemarahan

*****

Gi Joon berlari sekencang-kencangnya seperti orang gila, pagi ini ia berniat mengejutkan Yoo na dengan datang sebagai Gi joon calon suaminya namun justru ia yang terkejut dengan penuturan Hui

"Dasar gadis bodoh, bagaimana ia bisa sebodoh itu, bertahanlah Yoo na... kumohon," batin Gi joon

Lalu... bagaimana nasib Yoo na dan Gi joon, apakah mereka berdua akan mati? Ohh nooooo
Apakah kisah cinta biasa akan menjadi kisah cinta Romeo dan juliet?
I jump.... you jump...

My Stupid Husband [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang