Senjaku

524 35 0
                                    

Selesai sarapan Senja langsung mengajak Bintang untuk segera antri masuk ke dalam GOR, ternyata antrian cukup ramai dan panjang. Maklum, ini sudah memasuki semi final yang bertepatan dengan hari sabtu, sehingga penonton jelas lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Suasana yang ramai membuat Senja yang bertubuh super mini kebingungan, mirip anak SD yang sedang study wisata ke Ancol. Tiba-tiba Senja merasakan desiran dalam dadanya, tangannya menghangat, iya, seseorang yang sedari tadi cuek berjalan dibelakangnya sekarang sedang menggenggamnya. Senja terdiam sesaat, melihat jemarinya yang sudah terkait dengan jemari Bintang. Belum pernah ada lelaki yang berani menggenggam tangannya selain Fajar dan tentu saja Ayahnya. Seakan menyadari bahwa Senja sedang kebingungan dengan suasana aneh ini Bintang langsung berdehem.

"Ngga lucu nanti kalau lo ilang di istora" kata Bintang singkat, Senja langsung mengalihkan wajah menyembunyikan rasa gugup.

"Tadi Fajar sekarang Bintang, bisa gila gue" batin Senja dalam hati ,memaki diri sendiri yang sepertinya kali ini sedang kurang waras.

"Teteh!" Senja melambaikan tangan ke seseorang wanita cantik yang sedang menggandeng seorang bocah. Menyadari bahwa ada seseorang yang memanggilnya wanita itu berjalan mendekati Senja lalu memeluknya:

"Ya ampun Senja makin geulis aja" sapa wanita itu.  Susan, kakak Fajar.

"Geulis darimananya, teteh mah kalau bohong emang paling jago" jawab Senja dengan logat Sundanya yang masih kental

"Ih beneran" Susan meliri Bintang yang berdiri disamping  Senja

"Pacar baru ni? Kasep pisan atuh, pinter emang adik teteh kalau cari cowok" kata Susan menggoda Senja

"Bukan atuh, ini temen Senja, temen kuliah" jawab Senja sedikit malu-malu karena terus digoda oleh Susan. Bintang akhirnya memperkenalkan diri ke Susan sebagai teman kuliah Senja.

"Wah fariq dah gede aja nih, bapaknya mana ini kok ngga ikut?" Tanya Senja sambil mencubit pipi anak laki-laki digendongan Susan yang memiliki pipi super gembul

"Ayahnya kerja dong"

"Gladis ngga nonton barengan teteh?"

"Tauk tu anak, teteh tu ngga deket tau sama gladis"

"Oh" jawab Senja hanya ber ohh

"Yaudah teteh duluan ya, mau masuk nih, keburu mulai" Kata Susan melambaikan tangan menuju pintu masuk khusus tamu freepass keluarga. Sebenarnya Senja bisa saja masuk secara gratis, namun rasanya tidak enak saja, keluarga bukan, pacar bukan, cuman sahabat. Iya cuma sahabat

"Bintang?" Suara itu berasal dari seorang wanita cantik dengan dandanan super hitz sangat berbeda dengan Senja yang kali itu hanya memakai sweater putih polos sedikit kedodoran dipadu celana jeans panjang dan dilengkapi sepatu kets ala anak SMP.

"Lama nggak ketemu, kenapa lo ngga pernah bales chat gue, gue kangen" kata wanita itu sambil memeluk Bintang secara tiba-tiba dan membuat Senja bingung. Tanpa berkata babibu Bintang langsung melepaskan tangan wanita itu dengan risih.

"Gue baik-baik aja" jawab Bintang tersenyum tipis lalu mengalungkan tangannya ke Senja yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Ini pacar lo yang baru?" Tanya wanita itu sambil memindai Senja dengan sinis dari ujung kaki sampai ujung kepala

"Iya" jawab Bintang singkat sambil mempererat rangkulannya dan membuat Senja hanya bisa membeku ditempat, belum juga sembuh jantungnya gara-gara tadi digandeng eh ini dirangkul.

"Oh, selera lo cepet banget berubah ya" ejek wanita itu tersenyum kecut, Senja mendadak panas mendengarnya.

"Yaudah gue duluan" karena merasa tertolak wanita itu akhirnya pergi meninggalkan Bintang yang masih merangkul Senja dengan mesra.

Senja & FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang