Setelah pulang ke Depok, Senja melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Menjadi mahasiswi teknik yang disibukkan dengan ujian akhir dan praktikum super padat ditambah lagi aktivitas himpunan mahasiswa yang juga sedang aktif-aktifnya mengerjakan proker karena deadline kepengurusan sudah tinggal 2 bulan lagi. Sedangkan Fajar sudah kembali disibukkan dengan jadwal latihan yang super padat untuk turnamen selanjutnya di Singapura.
"Btw besok hari terakhir UAS, kalian ada gitu rencana liburan kemana?" tanya Tiara saat mereka sedang kumpul makan siang di kantin fakultas.
"Gue mau kerumah saudara di Palembang" kata Tika yang juga teman satu kelas Senja dan Bintang
"Kalau gue sih kayanya di Depok aja ,mau reuni sama temen-temen SMA" kata Tiara yang memang asli Depok.
"Kalau lo tang?" Tanya Tasya yang merupakan cewek yang super ngebet sama Bintang
"Nggak ada rencana" jawab Bintang singkat padat dan jelas seperti biasanya
"Kalau lo Ngga?" Tiara melirik ke arah Senja yang memang lebih sering dipanggil Jingga di kampus
"Nggak tau deh, kerjaan gue masih numpuk, lpj aja belum kelar" Senja yang merupakan salah satu ketua divisi himpunan memang sedang pusing-pusingnya mengerjakan lpj
"Ya lo tinggal minta tolong adik tingkat dong, anak buah lo buat ngerjain" usul Tasya.
"Iyasi rencananya begitu, ntar gampang lah" jawab Senja santai.
Senja pulang kerumahnya yang berada di Jakarta, selama kuliah di depok Senja memilih untuk kos daripada harus wira-wiri Depok-Jakarta.
"Bundaa Senja pulang!!" Kata Senja sambil mencium tangan seorang wanita berparas oriental. Henny, Bundanya Senja.
"Ya ampun akhirnya setelah ratusan purnama anak Bunda pulang juga" Bundanya memang cukup dramatis mungkin diakibatkan oleh hobinya nonton drama korea. Senja memang jarang pulang ke Jakarta akhir-akhir ini karena super sibuk menjalankan praktikum. Biasanya setiap Jumat sore Senja selalu pulang lalu akan kembali lagi ke Depok pada minggu siang.
"Lebay ah bun, Ayah mana?"
"Tuh lagi ngobroli sama Bima"
"Loh ada Bang Bima juga??" Bima adalah sepupu Senja yang hanya selisih dua tahun dari Senja. Bima sekarang sedang menempuh kuliah semester akhir di Jogja tepatnya di Universitas Gajah Mada dan mengambil jurusan komunikasi. Bima sangat dekat dengan Senja sejak kecil .Walaupun Senja adalah anak tunggal dia tidak pernah merasa kesepian karena selalu ada Bima yang sudah seperti kakak kandung sendiri.
Setelah mengganti bajunya di kamar atas Senja langsung menuju ruang keluarga untuk bertemu Ayahnya, Bagus dan Bima.
"Halo Ayah!!!" kata Senja berlari menghamburkan pelukan ke Bagus yang sedang membaca buku.
"Akhirnya pulang juga ni bocah" sambut Bagus sambil mencium pelipis putri satu-satunya itu, Senja sendiri memang sangat dekat dengan sang Ayah.
"Hei jangan lupa gue..." kata seorang laki-laki yang memiliki tampang kelewat ganteng, Bima memang masuk dalam katagori tipe Senja. Ganteng, pintar dan tentunya gentleman.
"Ya ampun abang gue paling ganteng sedunia!" kata Senja memeluk abang kesayangannya yang sedang bermain playstation dari belakang hingga hampir terjungkal karena pelukan Senja yang anarkis.
"Btw Ayah katanya mau kasi kabar bahagia lo" kata Henny yang tiba-tiba bergabung dengan mereka.
"Wah apanih?? Mau ngajakin liburan ya?!" Senja langsung bermain tebak-tebak berhadiah ke Ayahnya. Karena Ayahnya yang sibuk mereka memang jarang sekali liburan keluarga, paling juga satu tahun sekali atau dua kali saat lebaran.
"Mulai pinter nih anak Ayah" jawab Bagus singkat
"Kemana? Bali? Lombok?"Tanya Senja ke Ayahnya dengan mata berbinar.
"Nggak, kita bakalan keluar negeri" jawaban Henny membuat Senja makin bersemangat walau sebenarnya Senja lebih menyukai pergi ke tempat yang berbau alam seperti pantai atau gunung.
"Emang mau kemana yah? Tumbenan banget Ayah ,habis menangin proyek gede pasti nih" kata Senja yang membuat Ayahnya tertawa begitu mendengar ucapan anak gadisnya.
"Ke Singapore, kita mau nonton bulutangkis!" jawab Ayahnya dengan bersemangat dan mengharapkan respon heboh dari Senja.
"Ngapain nonton bulutangkis sampai Singapore?" Senja bertanya dengan keheranan. Ayahnya memang penggemar bulutangkis sedari dulu, dan itu menurun ke putrinya.
"Ayah mau ketemu calon menantunya kali" respon Bima yang sedaritadi diam ini membuat Senja kebingungan.
"Bisa aja kamu Bim" jawab Henny ikut tertawa
"Apasih Senja nggak ngerti" jawab Senja
"Sok-sokan nggak ngerti ah kamu" jawab Bagus sambil melirik ke arah putrinya.
"Kamu harusnya seneng, kan kita mau nonton si Fajar" kata Bagus lagi membuat Senja mengerutkan dahinya.
"Oiya kemarin sebelum dia berangkat Panjulmu kesini bawain oleh-oleh magnet kulkas banyak banget" kata Henny, Fajar juga sangat dekat dengan keluarga Senja, setiap pulang turnamen Fajar sesekali menyempatkan mampir ke rumah Senja untuk memberikan oleh-oleh berupa magnet kulkas.
"Oh" jawab Senja yang terlihat tidak tertarik
"Oiya dia nitipin oleh-oleh buat kamu, tuh Bunda taruh di kasurmu"
"Oh iya, ntar Senja cek" Jawab Senja sambil bermain game di handphone
"Cie pasti lagi marahan" goda Bima melihat respon Senja sedari tadi
"Dasar remaja" sambung Bima lagi.
"Siapa yang marahan" jawab Senja tidak terima di bully orang satu rumah.
"Yaudah santai gausah salting gitu, dah sana kamu packing, lusa kita berangkat" perintah Bagus membuat Senja hanya bisa mengangguk pasrah lalu berlalu menuju kamarnya di lantai atas.
Senja hendak merebahkan diri di kasur yang sudah 3 minggu ini tidak menemaninya. Senja melihat bungkusan paper bag yang tergetelak di atas kasur lalu teringat kata Bundanya tadi bahwa Fajar menitipkan oleh-oleh. Senja melirik sejenak paper bag warna putih lalu meletakkannya di meja belajar. Senja lalu membuka instagram yang memang sudah sekian lama tidak dibuka karena super sibuk. Begitu log in Senja dikagetkan dengan puluhan notifikasi dan ternyata kebanyakan adalah mentionan komen yang ditujukan disebuah postingan yang diunggah oleh suatu akun yang bernama "lambe badminton" Senja berdiam sesaat lalu tiba-tiba tertawa. Lucu saja apakah lambe turah sudah merambah dibidang pergosipan atlet bulu tangkis? Entah netizen indonesia makin aneh-aneh saja. Setelah puas membantin Senja membuka postingan tersebut, Senja dibuat kaget dengan wajahnya yang terpampang nyata di sana. Pada suatu postingan foto disana terdapat Senja yang sedang dirangkul Fajar dengan caption "Yakin cuman temen?", Senja berdiam diri dan mulai kebingungan, entah kapan dan oleh siapa foto itu diambil.
"Sheila on 7" Senja akhirnya menyadari bahwa foto yang memiliki 400 komentar itu diambil saat momen dia dan Fajar sedang menonton konser Sheila on 7 beberapa waktu lalu. Senja mulai membuka komentar-komentarnya, Senja bergidik ngeri ketika membacanya satu persatu, banyak sekali yang mengira dan mendukung hubungannya dengan Fajar, entah Senja harus tertawa atau bagaimana dengan kesalahpahaman publik tentang hubungannya dengan Fajar.
Senja saat itu ingin sekali menghubungi Fajar dan membicarakan tentang postingan tersebut, namun sayang gengsinya lebih tinggi karena memang mereka masih belum akur semenjak perdebatan tempo lalu. Teringat soal sahabatnya itu Senja lalu tergerak untuk mengambil paper bag putih di atas meja belajar. Dibukanya paper bag tersebut ternyata berisi sebuah hoodie berwarna biru donker dengan tulisan "three things i like the most: you, coffee, and sunset". Mungkin salah satu oleh-olehnya saat berkunjung di suatu negara, entah yang mana.Ketika Senja hendak mencoba hoodie tersebut sebuah kertas tiba-tiba jatuh di atas kasur. Sebuah sticky note warna pink dengan tulisan "MAAF" yang membuat Senja mengeluarkan senyuman kecil, sangat kecil namun Senja tahu hatinya sedang bahagia.
Gimana readers... sudah ada bibit-bibit kejelasan belum nih?
Jangan lupa vote dan komen ya.... thankyou ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Fajar
FanfictionCerita sederhana tentang Senja dan Fajar Agustus, 2000 "Fajaarrr!!! Kembaliin mainan aku!! Itu mainan cewek bukan mainan cowok tauk!!" January, 2005 "Senja tungguin!!! Jangan ngebut-ngebut ngapa!!!!" July, 2010 "Baru juga kalah sekali udah nyerah...