"Halo tetehku yang paling geulis sedunia!!" seru Senja begitu memasuki rumah Fajar. Kedatangan Senja ke rumah Fajar bukan berarti mereka sudah baikan, namun Senja yang memang sudah sangat dengan dengan keluarga Fajar tidak akan lupa menyempatkan diri untuk mampir selagi Fajar sedang tidak ada di rumah.
"Kamu teh, geulis-geulis kelakuan kaya laki-laki" ejek Susan ketika Senja memeluknya. Mereka memang sangat dekat, Senja yang notabene tidak memiliki kakak perempuan sangat sayang dengan Susan dan sudah menganggapnya sebagai kakaknya sendiri, begitupula sebaliknya, Susan yang memiliki adik cowok lebih memilih ngobrol dan belanja dengan Senja.
"Ngapain kesini? A Fajar lagi keluar tuh sama temen-temennya" kata Susan
"Orang aku teh nyariin teteh bukan Panjul" jawab Senja sambil merebahkan diri ke sofa. Susan melirik Senja yang sedang sibuk dengan handphone nya
"Kamu lagi marahan ya sama Panjulmu?" Susan memang sudah sangat hafal dengan Senja sehingga tidak sulit baginya untuk menebak.
"Nggak" sangkal Senja
"Kenapa lagi kalian? Hobi kok debat udah kaya capres aja" ejek Susan membuat Senja melirik ke arah tetehnya.
"Nggak kok teh, apasih teteh ni" Senja memang cewek yang hobi menyangkal.
"Doi tadi pagi pergi sama temennya, katanya mau ngopi" Senja yang sedari tadi sok sibuk bermain game melirik ke arah Susan
"Oh" respon Senja tanpa melirik ke arah Susan
"Temen cewek" lanjut Susan yang makin membuat Senja menghentikan permainannya sebentar sambil melirik ke arah Susan.
"Cie penasaran ya siapa?!!" Susan tertawa karena sudah berhasil membuat Senja merasa penasaran.
"Nggak, sok tau ih teteh" jawab Senja
"Jadi nggak mau tau siapa ceweknya?"
"Nggak tertarik teh, ada info yang lebih menarik nggak teh? Misalnya info kapan rian ardianto main kesini jadi aku bisa samperin" jawab Senja asal membuat Susan makin tertawa
"Yakin nggak mau tau? Goda Susan kembali sambil menggelitik dagu Senja yang sedang bermain game
"Oke fine... sama siapa teh?" Senja akhirnya mengaku kalah
"Hahahaha, sama Farah" jawab Susan dengan hawa kemenangan
"Oh"
"Kok cuman Oh" jawab Susan yang tidak puas dengan reaksi Senja
"lagian udah biasa kali, bukan berita bombastis juga"
"Iyasih, tuh bocah emang banyak ceweknya" Susan yang notabene adalah kakak kandung Fajar saja mengakui kelakuan adiknya.
"Dasar playboy" kata Senja lirih sambil memainkan game nya.
"Kenapa dia bisa begitu ya" respon Susan atas perkataan Senja
"Dia belum pernah jatuh cinta beneran mungkin" sahut Senja
"Mungkin juga sih"
"Selama ini banyaknya cewek yang ngejar doi, bukan doi yang ngejar cewek, jadi mungkin belum ada yang berhasil bikin doi jatuh cinta kali" sambung Senja yang mencoba berpikir realistis
"Atau coba kamu aja yang bikin Fajar jatuh cinta, bikin biar Panjul jatuh cinta setengah mati sama kamu, ntar playboynya sembuh deh!" Kata Susan dengan menggebu-gebu
"Teteh udah ketularan stresnya Panjul kayanya" kata Senja sambil geleng-geleng kepala sebagai respon ide gila Susan. Bagaimana mungkin membuat Fajar jatuh cinta, mustahil, Senja juga tahu diri.
"Yaudah sih, padahal ide teteh cemerlang banget lo"
"Pertama aku bukan cewek tipenya Panjul, kedua kita sahabatan jadi Panjul nggak mungkin suka sama aku atau sebaliknya" jawab Senja dengan analoginya
"Teteh rasa hubungan kalian ini patut dipertanyakan, kamu juga nggak pernah punya pacar kan? Atau jangan-jangan..." belum juga Susan menyelesaikan omongannya Senja sudah memelototinya dengan matanya yang minimalis.
"Tuh kan teteh suka banget bikin gosip udah macem feni rose aja"
"Lah tapi teteh bener kan... kenapa selama ini kamu jomblo, padahal kamu cantik lo, pinter lagi, siapa sih yang nggak suka sama Senja, pasti gara-gara Panjul nih"
"Ya ada sih teh beberapa yang cocok tapi kalau adik kesayangan teteh sudah mulai menginterupsi semua aja di komenin, bubar deh"
"Tuhkan bener! Coba deh kamu kapan-kapan tanya ke Panjulmu itu kenapa dia begitu" sambung Susan yang sungguh kepo akan hubungan kedua adiknya
"Dia pasti bilang begini "gue mau yang terbaik buat lo" aneh kan?" Sambung Senja sambil memakan kripik kentang yang sudah disiapkan di meja oleh teh Susan.
"yang terbaik buat lo? maksutnya dia sendiri kali.. dasar Panjul suka banget kode-kodean" goda Susan yang mulai menemukan titik terang, sedangkan Senja justru tidak paham akan omongan tetehnya
"Pusing ah aku" kata Senja sambil memijit pelipisnya
"Tante mana ni?" Senja mencoba mengalihkan pembicaraan
"Lagi arisan, kamu nggak usah mengalihkan pembicaraan deh" goda Susan lagi membuat Senja benar-benar kebingungan. Mungkin memang benar akta Rossa terlalu banyak praktikum bisa menyebabkan logikanya tersendat.
"Assalamualaikum... teh temennya yang bawa motor suruh mundurin mobilku nggak bisa mas..." terdengar suara yang sudah sangat Senja hafal. Suara itu diikuti dengan kedatangan Fajar yang langsung melirik ke arah Senja sebentar. Fajar mengetahui akan adanya tamu tapi tidak mengetahui bahwa itu Senja, karena saat itu Senja membawa motor yang diparkir di garasi rumah Fajar yang biasanya Senja memilih naik ojek online selama di Bandung.
"Eh teh, udah mau malem nih, aku pamit ya, salam buat Tante" kata Senja pamit ke Teh Susan lalu melewati Fajar yang bingung dengan apa yang sedang terjadi.
"Mau kemana?" Tanya Fajar yang saat itu kelihatan bodohnya. Untuk apa menanyakan kemana padahal Senja baru saja mengatakan akan pulang.
"Pulang, gue duluan, sukses buat turnamennya besok" kata Senja singkat sambil melik Fajar sekilas lalu kembali berjalan keluar. Susan yang melihat keduanya hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Tuh anak kenapa?" Tanya Fajar ke Susan
"Kamu tu cowok bukan sih, kejar lah!" Kata Susan mulai geregetan dengan adiknya yang super tidak peka. Fajar yang kebingungan akhirnya berlari keluar mencoba mengejar sahabatnya, namun sayang dia kalah cepat, Senja sudah berlalu.
"Ada apa sih teh?" Kata Fajar begitu masuk lagi ke dalam rumah
"Kalau kamu suka,kejar, ngomong jujur ke dia, jangan cuman digedein gengsinya, Senja bukan tipe cewek yang peka, jadi mending kamu ngomong jujur dia nggak usah pake kode-kodean" kata Susan sambil menonton televisi yang sedang mempilkan drama korea, sedangkan Fajar masih kebingungan harus merespon apa.
"Dia cantik, pinter, asik lagi ceweknya, teteh sih yakin banyak yang suka, dia emang pantes dapet cowok yang lebih gentleman daripada yang hobi kasi kode tapi nggak ada realisasinya" jawaban Susan berhasil menampar Fajar yang akhirnya terdiam dan mencoba mencerna semuanya
"Tapi kita sahabatan teh" jawab Fajar akhirnya
"Semua ada konsekuensinya, jangan egois, kalau kamu nggak berani bilang, stop jangan coba gangguin Senja kalau lagi dideketin sama cowok lain, biarin Senja bahagia juga" balas Susan yang membuat Fajar terdiam sesaat.
"Semua ada konsekuensinya"
Hai readers!! Jadi makin geregetan nggak nih sama ceritanya... author aja yang nulis geregetan sama mereka berdua.
Jangan lupa vote dan komen ya, thankyou ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Fajar
FanfictionCerita sederhana tentang Senja dan Fajar Agustus, 2000 "Fajaarrr!!! Kembaliin mainan aku!! Itu mainan cewek bukan mainan cowok tauk!!" January, 2005 "Senja tungguin!!! Jangan ngebut-ngebut ngapa!!!!" July, 2010 "Baru juga kalah sekali udah nyerah...