Peka

317 28 4
                                    

Setelah menikmati hampir setengah hari di taman safari. Senja dan Fajar memutuskan untuk langsung pulang untuk menghindari macet.

"Ngapain lo senyum-senyum terus, gila ya" tanya Fajar ke Senja yang sedari tadi senyum-senyum sendiri sambil sesekali memakan chips yang dibelinya di minimarket saat mampir.

"Kepo banget sih" jawab Senja cuek seperti biasanya

"Lo terharu ya gue ajakin ke taman safari"

"Iya gue seneng banget akhirnya bisa kesana lagi tau"

"Gue emang paling ngerti lo" kata Fajar sambil tertawa kecil

"Nggak usah mulai genit deh, jijik" jawab Senja sambil melirik ke arah Fajar yang sedang fokus menyetir

"Gue nggak lagi genit, gue ngomong apa adanya, coba deh siapa lagi cowok yang paling ngerti lo selain gue" tanya Fajar sambil melirik Senja sekilas

"Ada"

"Siapa?"

"Ayah"

"Kalau itu nggak usah ditanya bego"

Setelah itu keheningan kembali datang, Fajar yang sibuk menyetir dan Senja yang sibuk bermain dengan hpnya.

"Sibuk banget, chat sama siapa lo?"

"Nggak tau nih, kakak tingkat gue, aneh banget sumpah masak minta gue ngajarin dia" jawab Senja yang masih sibuk dengan hpnya

"Naksir paling juga"

"Mana ada, dia nggak mungkin naksir gue, lo harus tau dia itu cowok paling top lah se fakultas gue, mana bisa naksir sama gue"

"Lo aja yang nggak peka, lo emang kayanya udah terlahir buta hati"

"Kok jadi gue, orang emang dia biasa aja ke gue, cuman minta diajatin aja" kata Senja memincingkan mata

"Ya emang lo itu nggak peka, banyak cowok yang naksir sama lo, sejak dulu bahkan, sejak SMP" Kata Fajar yang pandangannya fokus ke jalan

"Nggak usah lebay"

"Gue cuman ngomong jujur ya, lo itu coba deh sekali-sekali buka mata dan hati lo, coba peka sama yang ada disekitar lo" jawab Fajar dengan penuh penekanan

"Iyadeh, gue rasa gue juga udah terlalu lama jomblo, kadang gue ngrasa gue mulai kangen rasanya jatuh cinta" jawab Senja nglantur

"Kapan terakhir kali lo jatuh cinta emang, kok lo nggak pernah cerita" Fajar mungkin memang sudah bertahun-tahun bersahabat dengan Senja, namun memang Senja jarang sekali bercerita soal cowok berbanding terbalik dengan Fajar yang minta saran ini itu ke Senja soal gebetan atau pacarnya.

"Kapan ya.."

"Waktu SMP mungkin, udah lama banget ya ternyata" jawab Senja atas pertanyaannya sendiri

"Cinta pertama lo ?" Tanya Fajar yang tiba-tiba menampilkan raut wajah yang serius

"Iya kali ya gue lupa"

"Siapa sih gue penasaran, lo nggak pernah cerita emang, padahal gue apa-apa cerita sama lo" kata Fajar dengan nada menyindir

"Udah ah males bahas itu, mending lo cerita sekarang soal gebetan lo yang baru, pasti udah ada kan"

"Ada"

"Gimana orangnya? Pasti anak jaksel yang badai-badai gitu ya kan"

"Sok tau lo" jawab Fajar menjitak kepala Senja

"Eh langitnya cantik banget" kata Senja tiba-tiba sambil membuka kamera hpnya untuk mengambil gambar langit yang sekarang bewarna jingga dengan gradasi ungu.

"Iya cantik" kata Fajar sambil melirik Senja sekilas lalu tersenyum. Seandainya saja Senja menyadarinya saat itu.

Percakapan terhenti disitu ketika mobil sudah sampindi depan pagar rumah Senja.

"Makasih ya udah mau ngajak gue ke taman safari" kata Senja sambil melepaskan seatbelt

"Iya, jadi ini yang pertama ya" kata Fajar tiba-tiba

"Ha?" Kata Senja yang tak paham dengan omongan sahabatnya

"Pertama kali kita jalan" jawab Fajar sambil menaikkan satu alisnya

"Lah kan udah sering bego"

"Emang bener, standar kepekaan lo itu ada di 11 di skala 1-10"

Senja mengerutkan dahi karena tak paham dengan omongan Fajar yng baginya tidak jelas

"Dah sok sana masuk udah ditungguin Bunda, gue pamitin ya, gue keburu ada janji sama yang lain" kata Fajar mendorong bahu Senja untuk masuk ke rumah.

"Cie gebetan baru ya"

"Sama Rian Ginting"

"Loo gue ikut deh kalau ketemu Rian" jawab Senja menggoda

"Dah dah masuk sana, tidur dan jangan lupa mimpiin gue"

"Ih ogah, yaudah titip salam buat temen-temen lo ya" jawab Senja sambil menutup pintu

"Dasar genit, nggak akan gue sampein, bye" kata Fajar sambil berjalan menuju mobilnya. Fajar mungkin tidak tau bahwa sekarang Senja sedang berdiri di depan kulkas untuk mendinginkan pipinya yang mulai memerah lagi, persis seperti beberapa tahun lalu ketika dia sadar bahwa dia mulai jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Dan Senja mungkin tidak pernah tahu bahwa Fajar sekarang sedang mencaci maki dirinya yang sudah kelewat batas menjadi seorang pengecut yang tidak berkutik didepan wanita yang sudah diincarnya selama bertahun-tahun.

Hallo readers gimana? Udah mulai makin gregetan ? jangan lupa komen dan vote ya supaya author bisa sering update. Thankyou!!❤️

Senja & FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang