"Bisa nggak sih lo duduk, capek gue lihat lo bolak balik kaya setrika" kata Rian partner Fajar yang cuman bisa geleng-geleng melihat Fajar.
Fajar mungkin telah menghabiskan 1 jam hanya untuk mondar-mandir menunggu balasan dari seseorang.
"Nungguin balesan dari doi pasti?" Kata Kevin menginterupsi
"Doi?" Tanya Rian
"Siapa lagi kalau bukan Senja" jawab Kevin sambil memainkan shuttlecock
"Oalah lo daritadi itu nungguin balesan Senja"
"Soktau" jawab Fajar datar
"Lo bukannya tadi dia kesini?" kata Rian membuat Fajar mengerutkan dahi
"Iya gue lihat dia diparkiran"
"Lo nggak lagi nge prank gue kan?" Tanya Fajar dengan serius
"Beneran, gue aja tadi sempet ngobrol sama dia"
"Serius?? Kok gue nggak ketemu dia?" Tanya Fajar masih tidak percaya
"Iya, nyari lo, tapi katanya lo lagi ada tamu lain" kata Rian santai
"Tamu lain?"
"Katanya lo ada tamu lain, makanya dia bilang mau pergi dulu katanya ada urusan" sambung Rian lagi membuat Fajar semakin kebingungan
"Gladis" kata Fajar pelan. Sekarang Fajar tau bahwa ada sesuatu yang salah, seharusnya Fajar menyadarinya dari awal bahwa ada salah paham diantara mereka.
"Oiya Gladis ya, lo balikan sama dia?" tanya Kevin ikutan nimbrung
"Nggak"
"Tapi tadi dia nyamperin lo dan setelah itu kalian senyum-senyum kaya bahagia gitu" Kevin memang paling jago kalau soal mengompori
"Dia lagi down, omanya baru aja meninggal, terus tiba-tiba dia ngehubungin gue kalau udah di parkiran terus dateng ke gue nangis-nangis yaudah mau gimana lagi, masak iya mau gue usir" jelas Fajar panjang lebar yang disambut dengan "Oooo" Rian dan Kevin.
"terus rencana lo apa?"
"Gue udah coba hubungin Senja, tapi nggak ada balesan" jawab Fajar putus asa
"Lo fokus latihan buat besok di Jepang, setelah pulang tournamen lo samperin dia di rumahnya" saran Rian yang memang lebih bijak dari Kevin. Sedangkan Fajar hanya merenung dengan pikiran yang luar biasa berkecamuk di otaknya.
Tiga minggu telah berlalu, tiga minggu tanpa Senja di hari-hari Fajar dan tiga minggu Fajar tanpa Senja di hari-harinya. Setelah melakukan sekian tournamen dengan membawa 2 medali perak,akhirnya Fajar kembali pulang ke tanah air. Sedangkan Senja sudah memulih walau masih trauma dan belum berani menyetir mobil sendiri.
"Masih perkara Senja? Belum bisa lo hubungin?" tanya Rian sahabat sekaligus partnernya.
"Gue belum ngehubungin dia lagi" jawab Fajar singkat
"Lo gimana sih, lo tuh kalau peduli ngomong, kalau kangen ngomong, kalau sayang ngomong, jangan cuman lo pendem doang, lo pikir Senja cenayang?" Fajar hanya bisa melirik heran ke Rian yang tiba-tiba bicara panjang lebar sambil makan bakso disebelahnya.
"Gue nggak tau harus ngomong apa ke dia" jawab Fajar putus asa
"Ya lo tinggal bilang apa adanya" kata Rian yang tumben-tumbenan mau mendengarkan curhatan Fajar.
"Kalau dia nggak percaya gimana? Lo harus tau Senja itu cewek paling nggak peka sedunia" kata Fajar mengudak-udak baksonya
"Ya lo ngomongnya harus yang meyakinkan"
Fajar hanya bisa memijat pelipisnya. Memang selama tiga minggu ini Fajar sama sekali belum menghubungi Senja lagi, jujur saja Fajar kebingungan harus bicara mulai darimana. Apakah harus meluruskan salah paham yang mungkin terjadi, atau harus langsung to the point tentang perasaannya. Rasanya saat ini Fajar hanya bisa mengumpat untuk dirinya sendiri karena telah menjadi seorang pengecut.
Dengan pertimbangan yang cukup lama, sekitar 10 menit. Fajar akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah Senja langsung alih-alih menghubungi Senja terlebih dahulu. Dengan membawa bunga, balon Mickey Mouse dan tentu saja nyali yang harus siap apabila mendapat penolakan, akhirnya Fajar datang kerumah Senja malam ini.
"Senja gue mau minta maaf karena gue sebenernya udah lama sayang sama lo bahkan lebih dari sekedar seorang sahabat" Fajar sedaritadi belum keluar dari mobil karena sibuk komat-kamit. Memang hanya Senja yang bisa membuat seorang kadal yang lihai memikat wanita jadi tiba-tiba ciut dan bahkan harus latihan berkali-kali untuk nembak cewek.
Akhirnya setelah sekitar 15 menit di dalam mobil, Fajar memberanikan diri untuk keluar dari mobil untuk memulai misinya.
Satu detik
Dua detik
Fajar hanya bisa dibuat mematung, ketika melihat Senja yang saat itu sedang duduk di sofa dengan kepala yang masih diperban, namun bukan itu pemandangan yang membuat Fajar tak berani melangkah kedalam walau pintunya tidak tertutup. Disana ada seseorang yang sedang duduk disebelah Senja, seorang laki-laki yang sedang menyuapi Senja sambil sesekali mengelus kepala Senja. Fajar yakin Senja tidak melihat kehadirannya tapi entah laki-laki lihat atau tidak, yang jelas saat itu Fajar hanya bisa memutar balik arah, masuk kembali ke mobil dengan hati yang entah sudah patah jadi berapa keping. Kini Fajar hanya bisa menyadari bahwa ketakutannya untuk ditolak tak seberapa dengan hancurnya hatinya kini ketika melihat Senja bahagia bersama dengan orang lain.
Halo readers!! Jadi gimana, apakah hati kalian juga udah mulai ikut terpotekan kaya hatinya Fajar? Jangan lupa komen dan vote ya, terimakasih, thankyou ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Fajar
FanfictionCerita sederhana tentang Senja dan Fajar Agustus, 2000 "Fajaarrr!!! Kembaliin mainan aku!! Itu mainan cewek bukan mainan cowok tauk!!" January, 2005 "Senja tungguin!!! Jangan ngebut-ngebut ngapa!!!!" July, 2010 "Baru juga kalah sekali udah nyerah...