Berdamai

377 37 0
                                    

Sudah sebulan lebih Senja dan Fajar tidak bertukar kabar. Senja memang saat ini sedang sibuk menjalani rangkaian praktikum yang tak ada habisnya, tak jarang Senja harus tinggal hingga malam hari atau bahkan menginap di kampus demi menyelesaikan tugas praktikum yang luar biasa melelahkan. Sedangkan Fajar sedang sibuk latihan untuk persiapan turnamen ke China, Jepang, dan Korea yang akan berjalan berurutan.

"Lo kenapa sih? Daritadi lo ngga fokus" kata Rian partner Fajar yang sedari tadi memperhatikan Fajar saat latihan yang bermain cukup ngawur, mulai dari gagal service, smash ngawur hingga netting yang luput.

"Nggak papa, mungkin kecapaian gue" jawab Fajar yang sedang mengelap keringatnya dengan handuk.

"Gue harap lo bisa selesein masalah lo sebelum lo tanding" jawab Rian yang membuat Fajar merasa bersalah. Fajar menatap layar ponselnya, membuka whatssap dan mencari suatu nama

"Orange" Fajar menamai kontak Senja dengan nama "Orange" sesuai dengan warna langit saat senja.
Fajar mulai mengetik sesuatu, lalu menghapusnya lagi, mengetik lagi, menghapus lagi, begitu terus sampai Fajar mengusap mukanya dengan kasar ,frustasi dengan dirinya sendiri. Hanya untuk sekedar berkata "maaf" namun egonya terlalu tinggi.

"Lo kenapa diem aja, ada masalah? Habis dimarahin dosen?" Pertanyaan Tiara membuyarkan lamunan Senja.

"Nggak, ngantuk aja" kata Senja membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja. Kebetulan hari ini Senja baru saja menyelesaikan praktikumnya yang terakhir untuk semester ini. Selesainya praktikum akhirnya membuat Senja kembali kepikiran tentang pertengkarannya dengan Fajar tempo hari. Apalagi Senja baru menyadari bahwa minggu ini Fajar memulai rentetan turnamennya di tiga negara. Karena kesibukkannya dengan praktikum seabrek, Senja jadi lupa akan jadwal turnamen bulutangkis. Senja buru-buru membuka sosial media melihat hasil pertandingan kali ini, Senja kembali dibuat kesal karena ternyata dia sudah melewatkan beberapa pertandingan FajRi, namun seketika Senja bernapas lega dan tersenyum ketika mengetahui bahwa FajRi berhasil tembus semi final. Jauh di dalam lubuk hati Senja sangat ingin mengirim pesan untuk sekedar menyemangati, tapi rasanya sungguh berat baginya, egonya sungguh terlalu sulit dilawan.

Senja melihat jam yang menunjukkan pukul 10 malam yang artinya sudah pukul 11 malam di Guangzhou. Senja membuka aplikasi whatssap dan mencari nama "Panjul" dan mengumpulkan keberanian untuk menekan tombol panggil. Belum sempat memencet tombol keramat itu tiba-tiba handphone milik Senja bergetar disertai nama "Panjul" di layarnya.

"Assalamualaikum" kata Fajar dengan suara khasnya, namun kali ini terdengar sedikit lirih.

"Walaikumsalam" jawab Senja dibelahan bumi lainnya.

"Lo belum tidur?"

"Uhuk uhuk, be-elom , gue masih di kampus" jawab Senja yang memang sedang flu akhir-akhir ini karena sering terkena angin malam.

"sibuk?"

"Iya ,praktikum" jawab Senja tak kalah singkat

"Gue mau minta maaf, atas kejadian yang lalu" Fajar bernapas lega sesaat setelah berhasil mengeluarkan kalimat tersebut.

"Gue juga, gue minta maaf"

"Lo nggak salah Senja, ngapain lo juga minta maaf" jawab Fajar terdengarh ketus seperti biasanya. Padahal dia baru saja minta maaf tapi sedetik berikutnya kembali membuat Senja kesal.

"Yaudah lupain aja masalah itu, btw congrats udah sampai semi final" kata Senja dengan nada datar tidak mau terpacing emosi

"Makasih, lo nonton?"

"Engga, gue sibuk praktikum, uhuk uhuk" jawab Senja terbatuk-batuk.

"Lo pasti lupa bawa jaket, kebiasaan, lo kan paling ngga kuat sama angin malam" Fajar memang akan selalu menjadi Fajar yang suka mengomel dan berkomentar.

"Sumpah bawel banget sih, kita ini baru aja baikkan dan lo mau ngajakin war lagi?"

"Lo kalau keluar malem pakai jaket, biar lo nggak masuk angin" jawab Fajar dengan suaranya yang sedikit melunak.

"Iya, semangat buat tandingnya"

"lo aja nggak nonton" sindir Fajar

"Besok praktikum gue dah selesai, besok gue streaming deh, cari wifi di kampus, demi nonton lo" jawab Senja, kalau saja Senja tahu kalimat sederhana yang terlontar dari mulutnya berhasil membuat seorang lelaki tersenyum penuh arti diseberang sana.

"Yaudah gue mau tidur, gue tutup telfonnya, lo juga cepetan pulang, kalau bisa nebeng temen lo aja yang bawa mobil biar lo nggak kena angin malem" Senja mendadak tersenyum mengingat bahwa semua antara dia dan Fajar sudah kembali baik-baik saja.

"Iya bawel banget sih lo, selamat tidur panjul, semangat buat besok" kata Senja sambil tersenyum

"Gue pasti semangat kalau lo tonton"

"Ok gue otw nih ke Guangzhou ni" canda Senja membuat Fajar mengeluarkan ketawanya khasnya yang renyah.

"Siap gue otw airport nyamperin lo nih" balas Fajar dengan ketawa garingnya.

"Cepetan pulang, bawa medali, gue pengen ketemu" jawab Senja yang berhasil menciptakan lengkungan di bibirnya untuk kesekian kali. Kalimat "gue pengen ketemu" sebenarnya adalah jelmaan dari kalimat "gue kangen sama lo" ,namun begitulah Senja, walaupun RA Kartini sudah memperjuangkan emansipasi wanita, namun bagi cewek bernama Senja kata kangen adalah kata yang pantang diucapkan. Kalau saja Senja tahu bahwa dua kata sederhana saja bisa membuat mood Fajar berubah seratus delapan puluh derajat.

Senja & FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang