Adu Mulut (lagi)

345 40 2
                                    

Agustus 2008

Senja merasakan galau untuk pertama kalinya, menjadikan sahabat sebagai cinta pertamanya tentu saja bukan hal yang tepat. Apalagi jika sahabatnya itu adalah sosok playboy yang punya penggemar bejibun. Jangan lupa dengan ditambah pribadi yang super humoris yang bikin semua cewek auto betah sama doi tak terkecuali cewek super cuek macam Senja.

Senja yang super tomboy dan selalu cuek masalah cinta dibuat kelimpungan ketika menyadari ada rasa berbeda ketika berdekatan dengan sahabatnya sendiri. Fajar. Sulit memang menjelaskan Sejak kapan rasa itu timbul... atau sejak saat itu mungkin.

Saat itu Senja dan Fajar duduk di kelas 8 ,mereka tidak satu kelas, tapi kelas mereka bertetangga. Senja saat itu sudah ditaksir beberapa cowok, tapi selalu saja Senja cuek dan tidak mau tau. Sedangkan Fajar yang memang sudah beken sedari dulu juga sudah memiliki fans bejibun bahkan beberapa teman Senja sering sekali menitipkan sesuatu untuk Fajar melewatinya. Ada yang menitipkan salam, coklat, bahkan surat cinta, macam Senja tukang POS saja. Senja tidak pernah keberatan saat itu karena memang Senja sama sekali tidak terganggu oleh hal itu, justru kadang Senja ikutan senang karena coklat-coklat yang berasal dari para fans sahabatnya itu akhirnya akan diberikan Fajar padanya.

Hingga suatu saat, ketika Fajar mendapatkan pacar untuk pertama kalinya, Senja mulai resah dan merasakan kehilangan. Awalnya Senja berpikir bahwa rasa kehilangannya adalah hal yang wajar karena sedari dulu Fajar selalu bersamanya, mulai dari berangkat sekolah, makan di kantin sampai pulang sekolah bareng. Hingga akhirnya Senja menyadari bahwa dirinya cemburu, iya cemburu karena seseorang yang disayangi justru dekat dengan orang lain. Walaupun mereka masih sering bersama namun rasanya sulit untuk berbagi Fajar dengan wanita lain. Sial benar-benar sial, cinta pertamanya  salah sasaran. Mau bilang sayang takut merusak semua yang sudah tertata bertahun-tahun, mau diam juga sama-sama merusak suasana hati. Hingga suatu saat Senja sadar, bahwa cara terbaik untuk bisa terus bersama adalah menjadi seorang sahabat. Saat menyadari hal itu, Senja mulai bisa berdamai dengan hatinya, menikmati peran sebagai sahabat Fajar.  Hal itu berjalan sangat mulus hingga berpisah sekolah karena Fajar lebih memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Jakarta demi karir bulutangkisnya. Senja bahkan terkadang lupa bahwa dirinya pernah jatuh cinta dengan seseorang yang paling hobi bercerita tetang kisahnya bersama deretan crwek  cantik yang pernah mengisi hatinya. Saat itu Senja merasa sangat beruntung dengan posisinya sekarang sebagai sahabat, tak perlu khawatir akan ada perasaan aneh yang berpotensi merusak segalanya.
flashbackend

"Eh gimana gladis, beneran udahan?" tanya Senja yang sedang sibuk memilih makanan. Senja memang sama sekali tidak jaim, jika sudah lapar semua dilahapnya.

"Kan gue kemarin udah cerita" Fajar membantu Senja mengambil cupcake yang berada jauh dari jangkauannya.

"Trus udah ada gitu gantinya?"

"Kepo" jawab Fajar singkat membuat Senja meliriknya sinis.

"Yaudah sih kalau nggak mau cerita, gue kesana dulu gabung sama anak-anak OSIS"  Senja memang aktif menjadi pengurus OSIS, selama 3 tahun di SMP ,Senja menjabat sebagai pengurus OSIS selama 2 tahun, yang pertama sebagai Staff Media, ditahun kedua menjabat sebagai Ketua Bidang Olahraga yang dipertimbangkan oleh terpilihnya Senja sebagai kapten tim basket cewek pada saat itu.

"Hei!" Senja memberikan high five ke teman-teman yang memang dulu bergabung dalam kepengurusan OSIS.

"Lo tuh masih pantes tau pake baju begini" kata Bunga salah satu dari mereka

"Sialan, lo mau ngejekin gue kaya bocah pasti" jawab Senja sambil merengut

"Lah bagus malah, awet muda" kata teman yang lainnya.

Senja & FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang