Irzan datang kesekolah dengan tubuh yang sudah terlihat bugar dari sebelumnya, ini kali pertamanya dia kembali bersekolah, setelah sekian-- hampir 3 hari ia absen sekolah. ia tersenyum manis ketika ada orang yang menyapanya
"Zan!"
Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya dari belakang, dengan sigap ia menoleh dan mendapati Dian-- teman seangkatannya namun beda kelas dan jurusan dan juga partner dalam team basketnya
Irzan tersenyum, "Ehh-- elo yan!"
Dian menepuk bahu Irzan pelan, "Udah sembuh lo?"
Irzan mengangguk kecil, "ya seperti yang lo liat,"
"Bagus deh kalau lo udah sehat, nih ya asal lo tau," ia mengusap wajahnya gusar, "team basket kita jadi rada down gitu, semenjak lo gak ada." jelasnya
irzan terkekeh, "Lebay banget lo, Emang lo fikir gue apaan,"
"Yeuuu, Gue seriusan! Di team kitakan yang lumayan jago cuman lo doang," ucap Dian meyakinkan. Dan memang benar, Irzan itu bisa dibilang Jago dalam hal memainkan Bola Basket! Jadi wajar saja, Dian bisa berkata seperti itu, Walaupun terdengar Lebay, seperti apa yang dibilang Irzan. Tapi memang benar itu adanya. Irzan hanya merendah kawan!
"Yan, hari ini kan kita ada latihan. Insyaallah, gue ikut!"
"serius ya? Gue sama yang lain, nunggu loh!"
"iya yan!"
Dian tersenyum semangat, "Okedeh, Gue tunggu! Kalau gitu, gue cabut dulu!"
Irzan mengangguk, Lalu Dian melengos pergi dari hadapannya. Ia kembali melanjutkan langkah menuju kelasnya. Setelah hampir sampai kekelas, dari kejauhan ia melihat (namakamu) yang sedang bercanda gurau dengan seseorang yang sudah dipastikan tidak ia kenali. Tanpa irzan sadar, kedua tangannya mengepal kuat, hatinya memanas. Apalagi, ia melihat seseorang yang sedang ada dihadapan gadis itu dengan beraninya membenarkan bergo gadis itu dan (namakamu) hanya diam sembari tersenyum malu-malu
"Modus anjing!" desisnya lalu ia melangkahkan kakinya cepat dengan wajah yang kesal
Setelah sampai didekt mereka, dengan segera ia menepis kedua tangan Seseorang-- cowok itu dengan keras, sehingga membuat dua orang itu terperanjat kaget
"Marjan.." (namakamu) memasang wajah shock-nya. Sementara cowok yang belum diketahui namanya ini hanya menatap kearah irzan heran
"Berani banget ya lo, modusin dia! Pake sok-sok'An benerin bergonya lagi!" bentak irzan pada cowok itu sembari melirik kearah (namakamu)
"Modus? maksud lo apa?"
Irzan mendecih, "Jangan sok polos lo!"
Cowok itu terdiam sejenak, namundetik selanjutnya ia tersenyum kecil-- tersenyum miring, "Ohh-- yayaya! Gue paham, Lo fikir gue modusin (namakamu) gitu? Gue gak ngerasa modusin dia kok, ya kan (nam)?" tanya cowok itu sembari menoleh pada (namakamu)
Sementara (namakamu) hanya memasang wajah tegangnya, "hah?! eugh, gue-- gue,"
"Kok tegang sih (nam)? santai aja kali." ucap cowok itu sembari terkekeh karna ekspresi menggemaskan (namakamu)
(namakamu) tersenyum kaku, "i--iya!"
Cowok itu kembali menatap pada irzan yang menatapnya tajam, ia mengulurkan tangan kanannya, "Kenalin, Gue Ferdinan. Temen dekatnya (namakamu),"
Irzan menepis tangan kanan Ferdinan, "Gue gak peduli nama lo siapa, Gue gak peduli lo siapa! Yang jelas, Gue minta sama lo, untuk jangan deketin dia!"
(namakamu) menatap pada irzan dengan tatapan tak percaya, Hey apa-apaan ini?. Sementara Ferdinan, dia hanya terkekeh kecil
"Apa tadi lo bilang? Lo nyuruh gue untuk jangan deketin (namakamu)? sekarang gue tanya sama lo, Lo siapa (namakamu), man? Sodara? atau," ia melirik pada (namakamu) sekilas, "Pacar?"
SKAT MAT!
POOR YOU IRZAN!!
Pertanyaan itu berhasil membuat irzan terdiam kaku, sementara (namakamu) menundukkan kepalanya, ia tidak bisa berucap apa-apa. Memang, memang benar adanya. Bahwa irzan bukanlah siapa-siapanya, Hanya sekedar Seorang sahabat-- tidak lebih!
"Kenapa? kok diem?" tanya Ferdinan. Ia merasa menang atas pertempuran kecil ini
Merasa sudah kalah, irzan akhirnya masuk kedalam kelas melewati diantara (namakamu) dan Ferdinan ia sengaja menubrukkan kedua bahunya pada bahu dua orang itu
Suasana sudah tidak nyaman, hingga akhirnya (namakamu) berucap, "Fer, maafin sikap marjan ya?"
Ferdinan tersenyum kecil, "iya, gue juga minta maaf! Maksud gue baik kok, Gue bukannya mau bikin dia ngerasa down atas ucapan gue tadi, dan asal lo tau," ia mengulurkan tangan kanannya untuk mengelus bahu gadis itu, "Gue gak pernah punya niatan untuk modusin lo. Jadi gue mohon sama lo, jangan berfikiran negatif tentang gue, ya?"
(namakamu) tersenyum kecil, "i-iya fer,"
Ferdinan tersenyum lalu ia melengos pergi tanpa pamit terlebih dahulu, (namakamu) menatap sendu kepergian ferdinan, lalu ia membalikkan tubuhnya untuk masuk kedalam kelas. Setelah didalam kelas, ia duduk di bangku-- disamping Adinda yang sedang memakai liptint
"(nam), jam berapa sih?" tanya Adinda tanpa mengalihkan pandangannya
(namakamu) melirik jam yang ada ditangan kirinya, "Jam 7 kurang 15 menit,"
Adinda hanya ber'oh ria, Tak berselang lama ia kembali bertanya "(nam)," ia menggantungkan ucapannya, ia lebih memilih untuk memasukan liptintnya terlebih dahulu kedalam pouch makeup, lalu setelah selesai ia beralih untuk menatap pada (namakamu) yang sedaritadi menunggu ucapan selanjutnya, "Lo lagi deket sama si ferdinan?"
(namakamu) menelan salivanya, "eum--"
Barusaja akan menjawab, tiba-tiba Raka berucap sehingga membuatnya mengurungkan niat untuk menjawab pertanyaan Adinda, karna Jarak antara Raka dan dirinya lumayan dekat
"Zan lo sakit lagi?!"
Irzan hanya menggeleng pelan sembari memijit pangkal hidungnya
(namakamu) menatap irzan yang murung seperti itu, membuatnya tersentuh, "Dun," ia beralih pada menatap Adinda, "Irzan kenapa?"
"Ngerasa sakit lagi kali, tapi gue bisa ngerasain kalo dia bukan ngerasain sakit lagi, tapi kaya dia tuh..." Adinda mencoba untuk menerka-nerka, "lagi kesel sama orang gitu. Awal dia masuk kelas tadi aja, muka dia kaya lagi kesel gitu," jelas Adinda
"Apa jangan-jangan karna tadi ya?" Batinnya
bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐫𝐳𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐢𝐫𝐳𝐢𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐑𝐚𝐡𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐈𝐫𝐳𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐢𝐪 𝐑𝐨𝐧𝐚𝐳𝐲 𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐀𝐉𝐀!