"Gue bakal bunuh lo Aleana."Kata-kata Meda atau Leander itu masih terngiang-ngiang dikepalanya walaupun kejadian itu sudah lama berlalu. Gadis itu seperti sedang berhalusinasi sekarang. Antara percaya atau tidak jika Meda mempunyai sosok lain ditubuhnya.
Aleana kembali membaca artikel tentang alter ego di handphonenya.
Alter ego (bahasa Latin yang berarti "aku yang lain") merupakan diri kedua yang dipercaya berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian yang sebenarnya. Istilah ini dipakai pada awal abad kesembilan belas ketika gangguan pemecahan kepribadian pertama kali dijelaskan oleh psikolog. Seseorang yang memiliki Alter ego dikatakan menjalani kehidupan ganda.
Sebuah makna yang berbeda dari Alter ego dapat ditemukan dalam analisis sastra, yang pengambaran karakter dalam karya-karya berbeda yang secara psikologis mirip, atau karakter fiktif yang perilakunya, ucapan, atau pikiran sengaja mewakili penulis atau dengan jenis penampilan lain.
Keberadaan "diri yang lain" telah pertama kali dikenali pada tahun 1730-an. Anton Mesmer menggunakan hipnotis untuk memisahkan Alter ego. Percobaan ini menunjukkan pola perilaku berbeda dari kepribadian individu dalam keadaan sadar dibandingkan saat terhipnotis. Karakter lain dikembangkan dalam kesadaran yang berubah tetapi dalam tubuh yang sama[3].
Alter ego juga digunakan untuk merujuk perilaku berbeda setiap orang yang ditampilkan dalam keadaan tertentu. Konsep terkait termasuk avatar, doppelgänger, peniru, dan kepribadian ganda.
Gadis itu menyerengit setelah membaca penjelasan itu. Leander adalah alter ego dari Meda. Suatu hal yang sangat berbahaya jika Aleana berhadapan dengan laki-laki itu karena selalu mengincar nyawanya.
Tapi ia juga tidak bisa menghindarinya kan. Suatu saat ia akan bertemu kembali dengan Leander."Cuma buat sayang aja kenapa serumit ini sih. Tapi kalo ditinggal gue juga sayang sama dia. Hhhhh... Kenapa hidup gue jadi gini. Apa kabarnya mereka semua ya,kangen gue." Gumamnya pada diri sendiri.
Aleana bangun dari rebahannya, gadis itu lalu berjalan ke balkon yang selalu menjadi tempat favorit Meda dirumah.
Sudah hampir satu bulan lamanya ia tinggal di apartement Meda. Dan sudah satu bulan juga ia tidak tau dunia luar.
"Lean" Panggil seseorang membuat Aleana menoleh."Lo udah pulang?" Tanya Aleana begitu melihat penampilan Meda yang masih memakai seragam sekolahnya dan tak lupa tas dipunggungnya.
"Iya. Gue laper, lo masak apa?" Meda balik bertanya dengan wajah datarnya seperti biasa.
"Masak ayam goreng kesukaan lo. Yuk makan dulu." Ajak Aleana sambil menarik tangan Meda menuju ruang makan. Disana sudah tersaji beberapa masakan kesukaannya, membuat Meda langsung cepat-cepat mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk yang Aleana masak.
"Lo gak makan?" Tanya Meda sambil mengunyah makanannya.
Gadis itu menggeleng sambil tersenyum. "Nggak. Gue udah makan tadi.""Oh.."
"Iya. Emmm... Gue boleh nanya sesuatu gak sama lo?" Tanya Aleana ragu.
"Tanya aja.."
Aleana bergerak gelisah dari duduknya. Ragu antara harus mengatakannya atau tidak.
"Lean?" Panggilnya dengan nada bertanya.
Aleana yang sedang melamun pun tersentak kaget."Katanya tadi mau nanya." Ucap Meda yang kini tengah bertompang dagu sambil menatapnya.
"Eung... Itu. Gue mau nanya soal Leander." Meda menaikan sebelah alisnya. Menunggu gadis itu untuk melanjutkan perkataannya.
"Gue pengen ketemu dia." Ucap Aleana yang berhasil membuat Meda menatapnya dengan tatapan tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDALEANA
Teen Fiction"Gue cuma pengen mereka tau, kalo lo bukan cuma sebatas khayalan." -Aleana Princessa "Cukup lo tau kalo gue cinta sama lo." -Andromeda