Aleana masih tidak mempercayai kejadian tadi yang dialaminya. Ia bahkan sampai mencubit pipinya sendiri guna memastikan jika ia tidak sedang berhalusinasi.
Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ekspresi takut."Kayaknya ni rooftop berhantu deh. Hiiiiih serem." Ia langsung lari terbirit-birit karena takut jika memang apa yang difikirkannya memang benar-benar ada.
Hosh. Hosh. Hosh..
Aleana memegang dadanya yang berdegup kencang akibat ia berlari tadi. Gadis itu menggerutu sendiri membuat Azka dan Ardan yang baru saja tiba dikampus pun terheran-heran melihat tingkah gadis didepannya.
"Lo kenapa dah Le?" Tanya Ardan heran, ia mengangsurkan botol minumannya ke Aleana karena tak tega melihat gadis itu yang terus-terusan menepuk dadanya.
"Ada hantu di rooftop. Lo jangan pada kesana ya. Gue aja ngeri liatnya." Jelasnya dengan nafas yang sedikit terengah-engah.
"Lo ngigo kali Le. Mana ada hantu pagi-pagi gini. Makanya jangan kebanyakan nonton keramat. Jadi gitu kan otak lo. Apa-apa disangkutinnya sama hantu."
Plakkk!! Gadis itu memukul pundak Ardan dengan gemas.
"Siapa yang nontonin acara serem kayak gitu coba. Dasar! Gue tuh beneran liat hantu. Cowok. Pake jaket. Tinggi. Matanya biru. Tapi ganteeeeeng.." Jelas Aleana sambil cengengesan."Lo ngomongin hantu? Apa ngomongin pacar khayalan lo sih?" Tanya Azka heran. Ia sampai memegang kening Aleana barangkali gadis itu sedang sakit namun langsung ditepis oleh gadis itu.
"Normal kok. Beneran ini dia lagi ngehalu.." ucap Azka yang diangguki oleh Ardan.
"Iiiiih.. Kalian gak asik ah!" Aleana langsung pergi dari hadapan mereka berdua dengan langkah yang dihentak-hentakan macam kuda yang siap mengamuk.
Razka dan Arez yang kebetulan berpapasan dengannya memandang heran dengan tingkah sahabat perempuannya itu.
"Kenapa lagi dah tu anak. Pasti digangguin si Ardan lagi." Ucap Razka yang diangguki oleh Arez.
"Kenapa Princess.. Kok ngambek?" Tanya Razka lembut. Gadis itu yang tadinya misuh-misuh langsung memasang wajah merajuknya.
"Kembaran lo tuh. Jahadd sama gue. Masa gue dibilang ngehalu.."
Razka tersenyum lalu membawa Aleana kedalam pelukannya.
"Iya nanti aku tegur Azkanya. Sekarang kamu ceria lagi dong.. Masa Princessnya kita pagi-pagi udah ngambek.."
Aleana langsung menyengir. Gadis itu langsung membalas pelukan Razka dengan eratnya.
Kapan lagi dipeluk-peluk cogan kan? Ucapnya dalam hati.
Arez yang melihat Aleana tengah tersenyum mesum dipelukan Razka langsung menarik gadis itu dengan paksa."Otak mesum lo Al Ya Alloh.. Insyaf napa."
Aleana mendelik. Dasar, tidak bisa melihat dirinya senang saja."Sirik aja lo. Makanya cari pacar biar ada yang mau lo peluk-peluk." Ucap Aleana sengit. Gadis itu kini berkacak pinggang didepan Arez dengan wajah menantang.
"Jiah. Nyuruh gue nyari pacar. Lo sendiri juga jomblo neng.. Malah ngatain orang lagi."
"Ka. Kata siapa? Gue udah punya pacar kok!" Elaknya dengan pipi yang sudah memerah karwna malu.
"Pacar dari mana? Dari Hongkong." Ledek Arez membuat Aleana memukul lengannya bertubi-tubi.
"Iiiiih. Sini lo Arez. Gue cekek lo hah! Sini lo!"
Teriaknya berapi-api. Razka sampai harus mengangkat gadis itu karena ia terus saja memukuli Arez."Hei.. Na. Sabar sayang.."
"Si Areznya noh. Ngajak perang sama gue."
"Iya-iya.. Nanti Areznya aku pukul. Udah yuk kita ke kelas."
Gadis itu mengangguk sambil tersenyum membuat Razka gemas untuk mencubit pipi gadis itu.
"Wleeee.... Dasar kambing." Ucap Aleana yang dihadiahi pelototan dari Arez.
"Untung sayang. Kalo nggak, udah gue lempar lo ke kutub." Gerutu Arez namun tak urung ikut pergi bersama keduanya.
*****
Aleana duduk sendiri di kursi taman belakang kampusnya. Untungnya suasana tamannya sedang sepi, jadi ia bisa tiduran dengan tenang tanpa suara bising dari orang lain disekitarnya.
Gadis itu menyerengit dalam tidurnya saat merasakan tiupan berbau mint yang menusuk hidungnya, Aleana membuka matanya perlahan.
Manik coklatnya kini bertubrukan dengan manik biru yang juga tengah menatapnya.
Gadis itu mengerejap dan berpikir itu hanya halusinasinya saja."Segitu pengennya apa ya gue ketemu sama dia. Sampe-sampe wajahnya nongol terus didepan gue." Gumamnya dengan mata tertutup.
"Hey. Wake up.. Lo gak lagi ngehalu baby.." Ucap suara seseorang didepannya. Sontak saja Aleana langsung membuka matanya lebar-lebar.
Ternyata nyata. Andromeda benar-benar berada didepannya. Aleana meneguk salivanya kasar melihat laki-laki itu kini tengah bertompang dagu sambil menebar senyum mematikannya.Nih cowok mau bikin gue mati muda apa ya. Jeritnya dalam hati.
Bukannya segera menjauh, gadis itu malah asik memandangi wajah tampan milik Andromeda.Gadis itu tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan hal-hal yang bisa ia lakukan bersama laki-laki didepannya.
Rejeki memang tidak boleh ditolak kan?
Andromeda terkekeh melihat Aleana yang sedang asik memandang wajahnya. Tidak ada rasa risih sedikitpun saat tangan Aleana memegang pipinya. Dan itu membuatnya bertanya-tanya. Ia tidak pernah dipegang oleh wanita manapun kecuali oleh ibu dan kakak perempuannya. Karena jika pun ada, cowok itu tak segan-segan berbuat kasar pada wanita itu.Krekk..
Aleana langsung membuka matanya lebar saat jarinya digigit oleh Andromeda."Aaaaaaaahhhh.. Sakit tau" gerutu Aleana sambil menatap jarinya yang tadi digigit oleh Andromeda.
"Kok digigit sih.. Kan sakit..hiks."
Ucapnya sambil terisak pelan.Cup.
Andromeda mengecup jarinya lembut. "Udah gak sakit kan?" Tanyanya sambil tersenyum.
Bukannya menjawab, gadis itu malah diam dengan wajah kaku. Ia terlalu terkejut mendapatkan perlakuan manis dari laki-laki yang kini berstatus sebagai pacarnya itu.Cup.
Kembali Andromeda mengecup jarinya.
"Huaaaaaaa... Oksigen. Oksigen. Gue butuh oksigen. Aduuuh.. Gue lama-lama bisa mati muda ini.." Ucap Aleana sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah. Ia terlalu senang mendapatkan perlakuan manis dari Andromeda. Apalagi cowok itu adalah pacar pertamanya."Kenapa?" Tanya Andromeda sambil menatap wajahnya lekat. Andromeda juga baru sadar jika Aleana ternyata mempunyai wajah yang lumayan cantik.
Gadis itu mengerejap mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Andromeda.
"Itu.. Itu.. Ishh. Gue maluuuuu...." Jeritnya sambil menutup wajahnya karena malu atas kelakuan bodohnya tadi."Kenapa harus malu? Gue kan pacar lo. Jangan ditutupin gitu dong wajahnya."
"Gak mau. Tar lo ngetawain gue lagi."
"Beneran gak mau buka?"
Aleana menganggukan kepalanya.
"Oke. Kalo gitu gue bakalan paksa lo" Ucap cowok itu sambil menyeringai.Aleana langsung waspada walaupun masih menutup wajahnya. Jangan sampai cowok itu berbuat yang "iya-iya" padanya.
Cup.
Cup.
Cup.
Cup.
Andromeda menciumi tangan Aleana yang ia gunakan untuk menutup wajahnya. Gadis itu refleks menurunkan tangannya dengan wajah yang sudah memerah karena malu.
"Dasar Meda mesuuuuuuuummmm!" Jeritnya sambil berlari menjauhi laki-laki yang kini tengah menertawakannya.
"Aleana... Lo cukup menghibur untuk ukuran mainan baru gue." Ucap Andromeda sinis.
Cowok itu kemudian pergi dari tempat itu dengan wajah datarnya kembali.Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEDALEANA
أدب المراهقين"Gue cuma pengen mereka tau, kalo lo bukan cuma sebatas khayalan." -Aleana Princessa "Cukup lo tau kalo gue cinta sama lo." -Andromeda