- 3 -

581 36 0
                                    

"SAYANG APA KAU DISANA???"

"AIH PERLUKAH KAU BERTERIAK TEPAT DI KUPINGKU?!"

Aku mengusap telingaku pelan, hanya khawatir jika ada darah yang mengucur keluar dari telingaku.

Gendang telingaku hampir pecah, kurasa.

"Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud. Habisnya, dari tadi aku memanggilmu, kamu tidak kunjung menjawab." Kata Seonghwa sembari ikut mengusap telingaku lembut.

"Maksudmu? Aku bahkan tidak mendengar kamu memanggilku"
Jawabku bingung.

"Pantas saja kamu tidak dengar. Pasti tadi sedang melamun memikirkan sesuatu. Ayo, katakan padaku kamu memikirkan apa???" Tanya Seonghwa dengan nada menggoda.

"Ti-tidak. Aku tidak melamun dan aku sedang ti-tidak memikirkan ap-apapun kok" jawabku sedikit terbata.

"Kamu bohong, sayang. Ayo katakan padaku.Aku percaya Kamu pasti tak akan berpikiran kotor secara hari masih pagi dan kita hanya sedang makan. Kecuali..."

"Kecuali apa?"

"...kecuali kalau kamu benar-benar ingin 'itu' aku akan dengan senang hati menurutimu. Hehehe" jawabnya sambil terkekeh jail dan melanjutkan makannya.

"Sembarangan kamu"

"Hehehehe. Ya sudah, ayo katakan padaku. Kamu sedang memikirkan apa?"

"Ah, i-itu. Kamu...maksudku, aku, hanya sedang memikirkan tentang..."

"Tentang?"

"Anak..."

"Hah?"

"Ya, begitulah. Aku hanya berpikir dan mengira kamu masih marah"

"Marah untuk apa?"

"Aku belum memberitahumu apa alasanku belum siap melakukan hubungan 'itu'"

"Oh, itu. Untuk apa aku marah? Aku tidak akan marah padamu hanya karena kamu belum siap melakukannya denganku"

"Oh, aku kira..."

"Memang apa alasanmu? Kenapa belum siap?"

"Aku sebenarnya tidak mempermasalahkan tentang urus-mengurus anak, aku tentu sudah siap untuk itu. Aku pun tidak masalah jika harus tetap berada di rumah menjaga anak kita dan tidak bisa bebas kemanapun aku mau, aku bahagia bersama anakku kelak, aku yakin akan itu. Tapi, yang aku takutkan hanyalah...saat membuatnya..."

"Hah? Maksudmu?"
Tanyanya terkejut

"Ariel bilang saat pagi pertamanya setalah pernikahannya, bahwa 'itu' menyakitkan...karna itu aku takut"

Seonghwa malah tertawa keras.

"Mengapa kamu tertawa? Aku kan sedang tidak melawak"
Kataku karna malu dan pipi bersemu merah.

"Aduh, maaf aku tertawa, Y/n sayang. Jadi kamu takut saat prosesnya? Kamu takut itu akan menyakitkan?" Tanyanya masih sedikit terkekeh

"I-iya. Ariel bilang itu menyakitkan. Dan aku melihat bahwa dia berjalan tertatih-tatih"

"Wah...punya Taehyung yang besar atau rondenya yang banyak ya?" Gumam Seonghwa yang masih bisa ku dengar.

"Kamu bilang apa?"
Tanyaku memastikan.

"O-oh, tidak. Jadi, apakah Ariel hanya bilang bahwa itu menyakitkan? Apakah dia tidak menyebutkan apapun tentang kata enak?"

"Hah? Tidak. Dia hanya berkata bahwa itu menyakitkan"

Aku bingung, enak katanya? - batinku

"Mau kuberi tahu sesuatu?"

"Apa?"

Dia membisikkan sesuatu di telingaku.

"HAH?!"

"Bagaimana?"

"Aku kan hanya mengatakan alasanku. Kenapa kamu malah ingin membuktikannya?!"

"Kan kamu tidak pernah percaya pada sesuatu sepenuhnya jika belum mengalaminya sendiri. Jadi, bagaimana kalau kita buktikan?"

"A-apa?"

"Nanti malam ya sayang"
Seonghwa mengangkat piring kotornya dan piringku ke dapur sambil mengedipkan mata kanannya dan tersenyum penuh arti.

Seketika, semua bulu kudukku berdiri.

-----to be continued-----

Masih intro. Lama ya guise, iya aku juga bingung gimana bikin singkatnya???

Oh, ya, kan cuma beberapa bagian yang bakal sedikit rated. Paling 14+ lah, soalnya aku masih 14 ehehehe, abis kan ceritanya pasutri. Oops dede tidaq polosh

Votement❣️❣️❣️

Our Story {HIATUS/DISCONTINUED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang