-- 5 --

447 25 0
                                    

Note ya guys. Disini, percakapan antar si Y/n ama temen2 indonya, bakal informal ya. Anggap aja, bahasa baku yg sebelum2nya itu translate an dari bahsa korea yg si Y/n pake buat komunikasi ama Gray. Jan bingung loh ya, udh aku kasih tau!1!1!

-----

Flashback on

"Hey! Tayo!"

"Heh! Kutil!"

"Heh! Y/n Joallene Widjayaningrat!"

Aku menoleh ke sang empunya suara yang ku kenal betul.

"APA KAMBEENG?!"

"Yeu! Ngegas!"

"Elu duluan Joy"

"Iye dah, salah mulu gua bi"

"Emang salah ya nyet"

"Udeh ah, ga mood kan gua jadinya"

"Bodo. Ngapa lu manggilin gua hah? Rindu?"

"Najes anjer. Itu, lu dipanggil ama pak dospem"

"Aya naon?"

"Tauk tuh. Buru sana! Gua ama Ariel nunggu di kantin ye. Bye!"
Ucapnya lalu berlari meninggalkanku di depan perpustakaan kampus.

"Joy sejak kapan jadi bacot ya? Oh ya, sejak gaulnya ama gua dari smp yak. Awokawok iya juga" kataku kepada diri sendiri.

Sebut saja aku gila.

Aku tak peduli.

Akhirnya, dengan langkah malas, aku berjalan ke ruang dosen.

Didepan pintu, aku berpikir kembali.

"Gua ada salah apa ya? Dosa gua ama orang banyak sih, tapi perasaan ga ada yg ama dospem deh"

Akhirnya aku memilih mengetuk pintu dan masuk.

"Permisi pak"

"Oh ya, Joallene, silahkan duduk"
Katanya sambil mempersilahkan aku untuk duduk.

Aku memang kerap dipanggil Joallene dibanding Y/n oleh para dosen dan staff kampus.

Aku duduk dihadapan pak dospem terhormat.

"Ada apa ya pak?"

"Jadi gini, harusnya sih bukan saya yang ngomong secara saya cuma dosen pembimbing. Tapi, berhubung dosen kepala lagi gak ada, jadi, saya yang bakal menyampaikan berita ini sama kamu"

"Berita apa pak?"

"Kalo saya ngomong jangan dipotong dong, Jo"

"Eh, iya pak. Maaf hehe"
Jawabku sambil menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.

"Kamu, sebentar lagi mau lulus. Mau lanjut kemana?"

"Oh, emmm, aduh pak, gatau juga saya"
Jawabku.

"Kok gatau?"

"Ya...gatau aja pak. Bingung."

"IP kamu bagus loh. Gak pernah dibawah 3,8 kenapa masih bingung? Kenapa gak lanjut S2?"

"Maunya sih lanjut S2 pak. Tapi, saya gak mau naruh beban sama orangtua saya lebih lama lagi pak. Kan bapak tau, orangtua saya punya anak asuhan. Jadi, banyak tanggungan, pak"

"Kalo, dibayarin, mau?"

"Bapak mau bayarin kuliah saya pak?! Gak usah pak, gapapa"

"Yeu, siapa yang mau bayarin kuliah kamu juga?"

"Lah, terus?"

"Yayasan mau ngasih beasiswa penuh ke kamu buat lanjut S2 di luar negeri"

"Oh- APA?!"
Teriakku karna terkejut.

"Heh! Gausah teriak gitu juga kali!"

"Ehehe, iya maaf pak, reflek. Ngomong-ngomong, bapak gak bercanda kan pak?! Bapak serius kan pak?!"

"Jadi kamu mau saya seriusin? Ayok lah, nanti saya kerumah kamu ketemu orangtua kamu"

Aku menepuk jidatku sebal.
Dospemku yang satu ini memang receh dan doyan menggombal. Hanya saja, ia enggan mengakuinya.

Terlebih, dia adalah dosen termuda di universitas tempat ku berkuliah ini.
Bayangkan saja! Umurnya baru 26 tapi sudah menjadi dosen pembimbing skripsi di fakultas ku, salah satu yang terbaik di Pulau Jawa!

Oke, kenapa aku malah menceritakan tentang bapak dospem terhormat?

Lewati saja.

"Yang bener atuh pak"

"Ya masa saya bohong? Ngapain banget saya bohong? Kamu mau gak? Tapi ada syaratnya loh"

"Mau pak! Syaratnya apa?"

"Kampusnya udah dipilihin sama yayasan, dan sesuai standar, IP kamu gak boleh dibawah 3,0. Bisa?"

"Bisa lah pak! Mantap sia!"

"Hah?"

"Gak kok pak. Emang dimana dipilihinnya pak?"

"Korea Selatan"

"Bah! Mantap betul lah pak!"

"Besok jam 10 kamu gak ada kelas kan? Ikut saya ketemu ketua yayasan ya"
Setelah berkata begitu, ia segera mengambil jas yang ia sampirkan pada kursinya lalu pergi begitu saja.

Aku keluar dari ruangan pak dospem dengan senyum sumringah.

"Kak"

"Kak"

"Kak Joallene!"

Teriakan seorang adik tingkat membuyarkan lamunanku.

"Eh, iya ada apa dek? Maaf ya, tadi lagi melamun, ada apa?"

"Ini, kakak dipanggil sama Kak Ariel di kantin"

"Oh oke"

"Permisi dulu ya kak"
Aku hanya menganggukan kepalaku padanya.

Aku bergegas berjalan sembari melompat kecil ke arah kantin.

Saat sudah dihadapan teman-temanku, aku pun tetap tersenyum sumringah.

"Woy, lu sehat Len?"
Tanya Ariel sembari menempelkan tangannya di keningku untuk mengecek suhu badanku.

"AKU SEHAT WAL'AFIAT BEB!" Teriakku kegirangan.

"Trus, napa senyam senyum gajelas mulu lu?"

"Eh, tau ga-

"Gak" jawab Christie tak acuh

-blom selese nyed. Gua dikasih beasiswa S2 astagahhh!!!"

"SUMPAH?!" Teriak Ariel, Joy, dan Christie bersamaan.

"Ish, ngegas" kataku sambil menutup kedua telingaku dengan kedua tanganku.

"Beneran? Ah halu nih lo pastinya, halu kan?"
Tanya Ariel tak percaya.

"Serius nyed. Besok gua disuruh ikut pak dospem menghadap ketua yayasan buat ngurusin beasiswanya"

Ketiga temanku pun mengangguk mengerti.

Setelah perbicangan kurang berfaedah antar kami berempat, aku pun pulang ke kosanku.

Besoknya, karena aku tak ada jadwal kuliah apapun. Aku memilih bersantai di kosanku sampai jam 9 lalu mandi dan bersiap-siap untuk bertemu pak dospem dan ketua yayasan pada jam 10.
.
.
.
Setelah bertemu pak dospem dan juga bapak ketua yayasan, aku pun langsung pulang.

Aku diberitahu untuk melakukan persiapan ke Korea Selatan sembari menyiapkan kelulusan di kampusku yang kebetulan aku adalah ketua BEM.

Orangtuaku sudah mengizinkanku dan memberi restu.

Dan, sekarang, aku tengah duduk di atas kasur kecilku di kosan sambil memandangi foto-foto idol favoritku di Handphone ku.

"Hhh, moga-moga gua ketemu ama lu pada dah ya. Moga-moga jodoh juga ihihi"

Dengan itu, aku pun terlelap dan tidur.

-----to be continued-----

Awokawok, gimana gimana????

Votement❣️❣️❣️






Our Story {HIATUS/DISCONTINUED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang