-- 13 --

215 19 0
                                    

Y/N POV

"Aku berangkat ya!" Teriak ku dari teras rumah.

"Hati-hati, jangan pulang terlalu malam, bye!" Teriak Eunseo dari ruang tamu.

"Iya bawel!" Balasku sembari memakai sepatu.

"Kalo ada apa-apa atau perlu dijemput, telfon gue ya. Jangan pulang sendiri, apalagi malem-malem" Ujar Kak Mark yang sudah berada di samping ku yang sedang memakai sepatu.

"Iyaaaa kakkkk. Cerewet deh lu, gue kan dah gede" Bela ku.

"Lu gede di Indo, bukan di Korsel jadi nurut aja ama gue" Ujarnya lalu mengelus pelan puncak kepala ku.

Aku berdiri.

"Dah ya, bye-bye!"

"Tiati!" Teriaknya pada ku yang sudah diluar pagar.

"Iyee"
.
.
.
"Kafe, kafe...ah! Itu dia" Sahutku girang karena berhasil sampai di kafe yang sudah kami tentukan. Em, aku dan Gray tentukan.

Aku masuk lalu mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kafe hendak mencari tempat duduk sampai ada seseorang yang menepuk bahuku pelan.

"Nona...Y/n?" Tanyanya.

"Eh? Iya itu aku" Jawabku

"Sudah ada meja yang dipesan untuk nona, mari saya antarkan" Balasnya sopan.

"Eoh, oke" Jawabku lalu ikut berjalan dibelakang pelayan itu.

Kami masuk ke lift dan sang pelayan menekan tombol angka tiga.

"Ngomong-ngomong, aku boleh bertanya?" Cicit ku pelan.

Sang pelayan pun menoleh kearahku.

"Tentu boleh, apa yang au ditanyakan?" Jawabnya lembut.

Gilee lembut bangettt ngomongnya. Pelayan loh, gue yg mahasiswi, ngomongnya blangsak bener. Batinku

"Emm, siapa yang sudah memesan mejanya? Karena Aku tak ingat pernah me-reservasi meja di kafe ini"

"Oh, yang memesan meja adalah..." Ucapnya tertahan lalu melirik ke arah papan list nya.

"Namanya...Seonghwa Lee" Lanjutnya lalu tersenyum hangat padaku.

Jujur, aku terkejut!

Satu-satunya Seonghwa yang aku kenal, ralat tau adalah Gray. Dan tak mungkin jika ia mereservasi meja untuk bertemu orang yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

Kami sudah sampai di lantai tiga alias rooftop kafe ini.

Sang pelayan pun menuntun jalanku menuju suatu meja yang sudah diberi tanda reservasi.

"Emm, terimakasih" Ucapku lalu duduk di kursinya.

"Silahkan dilihat-lihat dulu nona" Ucap sang pelayan lalu menunjuk tab daftar menu yang ditata rapih di sisi meja.

"Ah, baiklah. Aku akan pesan nanti" Ujarku.

"Baik nona, saya permisi" ujarnya dan aku membalasnya dengan senyum ramah.

10 menit berlalu~

"Haduh, bodo banget gue. Kan janjian jam 5 yak. Kenapa gue berangkat jam 3.30??? Mana sekarang masih jam 4.30 lagi...." Gumamku merutuki kebodohanku.

TING
TING

"Siapa sih? Gatau apa gue lagi kesel?!" Gerutuku sambil mengecek siapa yang mengirim pesan padaku.

Our Story {HIATUS/DISCONTINUED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang