Sekarang jam menunjukkan pukul 7 malam, yang berarti Seonghwa akan segera pulang dari tempat kerjanya.
Aku tidak melupakan kalimat itu.
Tak sekalipun kalimat itu hilang dari ingatanku"Nanti malam ya sayang"
Dan ini sudah malam, yang berarti...
Ya, tak mau ku sebutkan.Late night late night ooh~
Late night late night ooh~GrAyBaE❣️ is calling
Ah, suamiku menelponku.
Dag dig dug
Oh Tuhan, mengapa jantungku berdetak kencang?
Apakah sebegitu groginya aku sekedar mengangkat telfonnya?Akhirnya, setelah berpikir panjang, aku mengangkat telfon dari Seonghwa.
"Halo?"
"Sayang, kamu sudah makan?"
"Oh, sudah. Aku kira kamu akan pulang larut malam, jadi aku makan lebih dulu. Tak apa kan?"
"Oh, begitu. Tentu tak apa, apapun untuk istriku tercinta. Kamu sudah bersiap-siap belum?"
Ya Tuhan! Mengapa dia bertanya seperti itu?!
"Ber-bersiap untuk ap-apa?"
"Aku tau kamu tidak akan lupa bahwa malam ini akan terjadi sesuatu hahaha"
Dia tertawa, namun tidak denganku.
Aku terlalu grogi."Kamu sudah sampai dimana?"
Tanya ku mengalihkan pembicaraan."Hahaha, kamu suka sekali mengalihkan pembicaraan ya, Y/n. Aku sudah sampai di gerbang utama komplek. Sudah ya, kamu lebih baik bersiap-siap sekarang, sayang. Bye babe!"
TUT
Telpon dimatikan sepihak oleh Seonghwa dan kurasa sebentar lagi jantungku akan berpindah dari dada ke lutut karena saking groginya aku.
Selang beberapa menit, pintu rumah dibuka, walaupun aku sedang berada di lantai 2 dan pintu ada di lantai 1, namun, suaranya cukup besar untuk kudengar dari kamarku.
Aku berkeringat.
Panas dan dingin menjadi satu.Apakah ini yang orangtuaku rasakan saat mereka berada di posisiku?
Atau hanya aku yang terlalu aneh hingga rasa grogi ini mencapai tahap ini?Aku tak tahu.
Tak lama, di ambang pintu kamar kami, munculah suamiku tercinta dengan senyum sumringah di bibirnya.
"Ha-hai, cepat sekali sampainya"
"Tentu! Aku tak akan membuang-buang waktu!"
Aku berjalan kearahnya dan melepas dasinya, seperti yang biasa kulakukan padanya bahkan sebelum menikah.
Husttt
Aku menghirup aroma tubuh suamiku yang sangat candu itu.
Hm, mint woods scent batinku.
Aku tersenyum tipis.
"Sayang? Mau langsung kulakukan saja?"
Eh, aku baru menyadari hal itu.
"Apa? Apa? Lakukan apa?"
"Itu, aku akan langsung menerkam kamu saja ya? Biar cepat"
Sebelum Seonghwa sempat menarik tubuhku mendekat, aku menahannya.
"Eits, tunggu. Mandilah dulu. Aku suka bau mu, namun tidak seperti ini. Sana, mandi"
Kataku sambil beranjak pergi (dibaca: kabur) dari hadapannya.
Seonghwa masuk ke kamar mandi dengan wajah murung, namun, sesaat setelah dia masuk ke kamar mandi, ia mulai bernyanyi-nyanyi kegirangan.
Dasar aneh, untung kusayang batinku.
Selang beberapa menit, Seonghwa keluar kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya dan tubuh bagian atas yang benar-benar telanjang dan perut kotak-kotaknya yang terekspos dengan tetes-tetesan air menetes dari rambutnya yang basah.
Ya Tuhan, ini terlalu vulgar, aku tak bisa batinku.
Aku bergegas menyuruh Seonghwa berpakaian.
Saat Seonghwa sedang berpakaian di dalam ruangan lemari, aku duduk termenung.
"Hhh, tak kusangka akan secepat ini
Dulu aku bahkan tak bisa menatap matanya, dan sekarang aku sudah menjadi istrinya.
Dulu aku selalu mengeluh mengapa Tuhan tak kunjung mempertemukanku dengan seseorang yang cocok.
Nyatanya, ia sudah muncul namun aku malah menghindarinya. Dasar, Y/n bodoh heuh"
Gumamku pelan dan panjang.KLEK
Pintu ruangan lemari terbuka menampilkan suamiku yang sudah berpakaian lengkap.
"Sedang apa, sayang?"
Tanya nya sambil mengelus rambutku pelan dan berjongkok di depanku."Oh, tidak. Tidak ada apapun"
"Benar??? Atau...."
"Atau?"
"Kamu sedang membayangkan hal-hal yang akan terjadi nanti ya???" Tanyanya dengan nada jahil.
"Apa? Tentu tidak! Aku tidak mau membayangkan hal itu"
"Lalu? Aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu. Cepat beritahu aku"
"Emm, aku hanya sedang memikirkan kembali tentang hal-hal yang dulu kulakukan. Sebelum aku menjadi istrimu. Saat aku hanyalah seorang mahasiswi beasiswa dari Indonesia."
Jawabku sambil tersenyum.Seonghwa berdiri lalu menghempaskan badannya ke kasur. Lalu, ia menarik ku untuk ikut berbaring bersamanya.
"Hm, mau bersama-sama flashback?"
Tanyanya lembut."Tentu"
"Kita mulai darimana?"
"Emm, dari ceritaku lah!"
Aku senang, sepertinya ia lupa akan hal itu.
------to be continued-----
Awokawok, intro aja 4 chapter. Dasar eji.
Maap ya guise, panjang intronya. Aku juga tydac mau menodai pikiran kelen semwa klo aku nulis yg ++. Aku aja masih 14 ehehe
Votement!!!
❣️❣️❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story {HIATUS/DISCONTINUED}
Hayran KurguGRAY AOMG × (Y/N) 1.Bahasa baku 2.Kata-kata kasar⚠️ 3.Kalau gak suka, silahkan tinggalkan, jangan nyampah:) ini lapak cerita, bukan tempat sampah:))) Makasih❣️❣️❣️