43

4.2K 183 5
                                    

Claire berjalan menaiki anak tangga di apartemennya. Ia sengaja memilih jalan ini. Wajah gadis itu terlihat bingung. Ia masih memikirkan pertemuannya dengan Luc tadi, ketika tiba-tiba pemuda itu muncul di hadapannya.
Claire masih ingat ketika Luc mengatakan tentang perasaannya hari itu, ketika ia sendiri sesungguhnya juga merasakan hal yang sama.
Namun apa yang bisa ia lakukan? Claire tidak ingin menjalin hubungan di belakang orang lain, Claire tidak ingin menjadi benalu. Kalau bisa ia sangat ingin membuang perasaan itu.
Kehadiran Luc membuat Claire merasa dicintai, pemuda itu datang ketika hidupnya sedang terpuruk. Jika malam itu ia tidak bertemu Luc, entah apakah hari ini dia masih bisa bernapas?
Luc pemuda yang begitu baik, bahkan di saat Caress membuangnya. Claire tidak pernah ingin membuat Luc jatuh cinta kepadanya karena belas kasihan, Claire tidak berharap sedikitpun.
Tapi seiring berjalannya waktu, dari setiap pertemuan mereka, dari perhatian yang Luc berikan, Claire tidak dapat lagi mendustai hatinya. Ia mulai menyukai pemuda itu. Ia sudah bertahan cukup lama untuk tidak masuk ke dalam kehidupan Luc namun ternyata apa yang ia pertahankan runtuh begitu saja.

Ketika Claire sedang memikirkan Luc dan bagaimana cara melewati semua  ini, langkahnya terhenti. Ia melihat Luc tengah bersandar di daun pintu kamarnya. Pemuda itu menoleh ke samping dan menegakkan tubuh. Claire dengan jelas melihat wajah pucat pemuda itu. Rambutnya sedikit berantakan - terlihat frustasi.

"Kau sudah kembali? Roland membuatku tidak bisa berkutik. Jadi aku memutuskan menunggu di sini." suara Luc terdengar parau, sesekali pemuda itu terbatuk.

"Kau sakit?" tanya Claire dengan cemas.  Gadis itu berjalan mendekat dan meletakkan koper.

"Aku hanya letih. Sebenarnya aku berada di dermaga sejak kepergianmu. Aku pikir kau akan membatalkan perjalanan itu. Aku begitu bodoh, kan?" Luc tersenyum tipis.

Mulut Claire terbuka ketika mendengar perkataan Luc. Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin Luc menunggunya selama berhari-hari di dermaga dan ia meninggalkannya begitu saja ketika mereka bertemu? Terlebih lagi ia sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Luc.

"Apa katamu? Apa kau sudah gila?" Claire meraih kunci dan segera membuka pintu apartemennya. Gadis itu kemudian meraih lengan Luc dan membawanya masuk. "Duduklah, aku akan membuat makanan untukmu."

"Claire..." Luc menghentikan Claire yang terlihat panik dan ia melihat jika gadis itu menangis.
Luc menggeleng, ia meraih Claire ke dalam pelukannya dan di sanalah gadis itu meluapkan tangis.

"Apa kau ingin mati?" ucap Claire di balik dada pemuda itu. Suaranya serak, ia bahkan tidak mampu berbicara lagi.

"Tidak...tidak, maafkan aku. Jangan menangis. Aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini. Aku sangat merindukanmu, Claire."

Luc mempererat pelukannya, mencium rambut panjang gadis itu...lagi dan lagi.

"Jangan pernah melakukannya lagi, Luc. Kau membuatku terlihat menyedihkan." Claire memukul pelan dada Luc dan pemuda itu mengusap pipi Claire yang basah.

"Aku baik-baik saja. Hanya dengan melihatmu semua rasa letih itu tidak kurasakan lagi." Luc membelai wajah Claire. Jemarinya menelusuri kulit wajah itu dan perlahan ia menunduk.
Luc mengecup kening Claire kemudian pipi gadis itu dan berhenti di bibirnya.

"Luc...aku."

Claire tidak bisa berbicara ketika bibir Luc tepat berada di bibirnya. Luc mengecup bibir itu beberapa kali sampai akhirnya ia benar-benar menciumnya.

Begitu dalam.....

Begitu hangat.....

"Jangan memikirkan apapun juga, Claire. Pejamkan saja matamu dan buang kecemasan itu." bisik Luc di samping telinga Claire.

Luc menelusuri leher Claire dengan bibirnya namun tiba-tiba terhenti karena tubuhnya gemetar. Pemuda itu kemudian jatuh di lantai tepat di bawah kaki Claire.

.........

"Luc, kau demam." Claire meletakkan handuk basah di kening Luc, sesekali ia mengusap matanya yang sembab. Gadis itu tidak bisa berhenti menangis. Hatinya benar-benar sakit melihat semua itu. Luc begitu ceroboh, kenapa ia tidak mampu menjaga dirinya sendiri?

Luc meraih tangan Claire, meremasnya lembut, "jangan cemas, aku baik-baik saja."

"Bagaimana kalau kau sakit? Apa yang harus kulakukan? Jangan pernah melakukan tindakan konyol itu lagi. Berjanjilah."

"Aku akan melakukan apapun untukmu, Claire. Aku tidak bercanda terhadap perasaanku."

Luc menatap Claire yang juga menatapnya. Gadis itu tersenyum dan membelai wajah Luc dengan lembut.
Luc kembali meraih tubuh Claire, membawa gadis itu ke dalam pelukannya dan sekarang Claire berbaring di sisi pemuda itu. Merasakan detak jantung serta helaan napasnya. Sesekali Luc membelai lengan Claire hingga akhirnya mereka tertidur di ranjang yang sama.




............

Kalau update malam gini, pikiran langsung kebayang yang sudah-sudah hehe... ke masa - masa waktu ngalami yang namanya diselingkuhi... 😭😭

Tapi bagaimanapun juga semua terjadi karena ada kesempatan...

Ah, sudahlah... gak terasa sudah tengah malam aja...

Maaf ya kalo update suka lama..sebenarnya saya lagi bingung, ada keinginan untuk menjadikan part-part kecil ini ke dalam satu part. Tapi nantilah saya pikirkan lagi.

Oke... selamat malam semua

Luv..you..

(BUKAN) PERAWAN#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang