38

4.3K 182 12
                                    

Roland melambaikan tangan ketika melihat Claire dari kejauhan. Dan gadis itu tersenyum sembari mempercepat langkah.

"Maaf, aku terlambat."

"Kukira kau tersesat dan tidak menemukan tempat ini." Roland tertawa dan menyodorkan cup cokelat hangat. Gadis itupun tertawa menanggapi ucapan Roland. Ia hanya heran mengapa pemuda ini mau menunggu untuk waktu yang tidak sebentar.

"Oh, ya. Apa yang ingin kau tunjukkan?" Claire begitu ingin tahu dan tidak sabar dengan hal itu.

Roland mengambil sesuatu dari saku jaketnya dan mengeluarkan dua lembar tiket. "Aku menang undian dan mendapat tiket ini. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana? Apa kau mau mengambilnya?"

Claire mengambil tiket itu dan matanya terbuka lebar. Ia terkejut setelah membacanya, menatap Roland dengan bibir setengah terbuka.

"Liburan di kapal pesiar?" Claire berkata dengan suara nyaring hampir berteriak membuat Roland melompat karena terkejut.

"Ya. Itu tiket liburan di kapal. Maksudku kau hanya akan berada di dalam kapal untuk beberapa hari. Menikmati semua fasilitas dan hanya melihat lautan. Apa kau tidak bosan? Itu juga kalau kau mau."

"Tapi satu tiket tertera namamu, Roland." Claire kembali memperhatikan kertas itu.

"Ah, ya. Tentu saja. Aku mendaftarkan namaku. Tapi satu tiket masih kosong, kan? Masih ada waktu untuk mendaftarkanmu. Apa kau mau pergi denganku?"

"Aku?" Claire mengulang pertanyaan Roland.

Pemuda itu mengangguk dan merasa cemas seandainya Claire menolak ajakannya. Roland sudah memesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya. Dan liburan di kapar pesiar bukan sesuatu yang bisa diperoleh semua orang. Terlebih lagi Roland sudah membeli tiket untuk VVIP.

"Tentu saja aku mau! Siapa yang akan menolak hadiah sebesar ini?" ujar Claire penuh semangat.

"Sungguh? Kalau begitu sekarang juga aku akan mendaftarkan namamu." Roland mencari ponselnya dan segera menghubungi kantor di mana ia membeli tiket itu.

"Roland, undian apa yang kau ikuti sampai kau seberuntung ini?" Claire meminum cokelatnya dan bibirnya mencecap rasa yang begitu lembut.

"Ehmm...itu. oh, ya. Undian bola. Aku menang taruhan." Pemuda itu terkekeh dan mengalihkan pandangannya dari mata Claire.

"Astaga, kau taruhan lagi? Kapan kau akan berhenti?"

"Setelah ini. Aku janji ini terakhir kalinya aku taruhan. Kau tahu, ini taruhan terbesar yang pernah kuikuti dan aku memang selalu beruntung." Roland menyesap minumannya, pemuda ini paling tidak bisa menutupi suatu kebohongan. Tapi setidaknya kebohongan kali ini akan berbuah manis.

Claire duduk di sisi Roland. Gadis itu menghirup udara sedalam-dalamnya. Menikmati aroma tanah yang basah karena tetesan embun tadi pagi, serta wangi bunga yang mekar di beberapa ujung tangkainya.

"Segar sekali." Gumam gadis itu.

"Kau bahagia hari ini, Claire?"

Claire tersenyum kecil mendengar pertanyaan itu. Haruskah ia menjawab bahagia sedang di sisi lain, hati gadis itu juga merasa sedih?
Sesungguhnya ia ingin menceritakan semuanya kepada Roland. Tapi ia juga tidak ingin kalau pemuda itu memiliki pemikiran yang salah terhadapnya.
Keterlambatannya tadi bukan tanpa alasan, namun Roland sama sekali tidak ingin tahu. Ia bahkan tidak membahasnya.

Claire mengangguk ragu, kembali meminum cokelatnya hingga habis tanpa melihat Roland.
Roland hanya tersenyum kecil untuk menggambarkan jawaban gadis itu. Sebagai laki-laki dewasa ia tahu apa yang sedang dirasakan Claire saat ini. Sekalipun sesungguhnya ia sangat ingin bertanya. Terutama soal hubungannya dengan Luc. Roland penasaran, sangat penasaran tapi lagi-lagi ia tak mau merusak suasana ini. Karena ia merasa pertemuannya dengan Claire hari ini adalah kencan pertamanya. Dan pastinya hanya dia yang merasa begitu.

(BUKAN) PERAWAN#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang