4

19.2K 323 3
                                    

Caress menepuk bahu Claire. Caress bahkan mampu membaca pikiran gadis itu. Claire hanya tersenyum untuk membalas tatapan penuh simpati dari sahabatnya.

"Ibuku memang begitu, jangan kau pikirkan. Itu karena dia terlalu cemas." Caress merapikan meja, membawa piring-piring kotor ke dapur.

"Biar aku saja yang mencuci, Caress. Kau duduk saja di sana." Claire mengambil tumpukan piring dari tangan Caress, namun Caress menolak, "kita cuci saja bersama-sama, ok."

"Ok, kau memang selalu begini." Caress tertawa, "ini tempat tinggal kita sekarang, kau mengerti?"

"Tentu saja, dan aku akan ikut membayar sewa, yeah...walau hanya sedikit." Claire menyatukan jari telunjuknya dengan ibu jari.
.....….

"Pagi ini aku dan Luc akan jalan-jalan. Kami ingin mengunjungi taman bunga, kudengar bunga-bunga mulai mekar musim ini." Caress melipat jaketnya dan meletakkannya di dalam ransel, ia akan memakainya nanti ketika sampai di sana.

"Oh, bersenang-senanglah kalau begitu. Aku akan tinggal dan membersihkan rumah."

"Tidak, ikutlah bersama kami. Aku akan sangat bahagia jika bersamamu."

"Kalau begitu, ayo kita berangkat, Luc sudah datang." Claire begitu bersemangat melebihi Caress. Gadis itu berlari mendahului Caress dan berdiri tepat di depan Luc. Tersenyum dengan mata berbinar.

"Hai, Luc. Terimakasih sudah membawaku pulang tadi malam." Claire mengedipkan sebelah mata, entah isyarat apa yang dimaksudkan gadis itu. Luc tersenyum melihat tingkah lucu Claire yang selalu ke kanak-kanakan di matanya.

"Jangan minum terlalu banyak, itu tidak baik untukmu." Luc mengusap kepala Claire dan Caress menatap mereka dari belakang.
Caress tidak pernah curiga terhadap siapapun, terlebih Claire. Caress yakin hubungan gadis itu dan kekasihnya hanya sebatas persahabatan, sama seperti ia dan Claire.

"Hai, maaf kau menunggu lama. Aku harus berkemas sebentar tadi." Caress tersenyum kecil, sudut matanya memperhatikan Claire yang terlihat sangat bahagia. Begitu senang, seolah dia yang mau pergi berkencan hari ini.

Luc terlihat begitu tampan hari ini, polo hitam dan celana jeans begitu pas untuknya. Dan selama perjalanan Luc lebih banyak bercanda dengan Claire ketimbang Caress.
Mereka menceritakan bagaimana Luc membelanya ketika pria-pria itu mencoba melecehkan Claire di bar, dan tergelak ketika mengingat pria itu jatuh tersungkur karena lengan Luc yang kekar.
Caress terdiam, hanya sesekali ikut tersenyum mendengar cerita mereka. Hingga pada menit ke dua puluh perjalanan, Caress baru membuka suara.

"Aku ingin ikut ketika kau bekerja, Luc. Aku ingin bersamamu."

Luc menoleh ke samping, di mana Caress duduk. Seketika hening.

"Umm, tapi kau tidak terbiasa dengan bar, sayang. Kepulan asap, aroma alkohol, keributan dan dentuman musik. Kau tidak menyukainya. Dan aku harus bekerja untuk meracik minuman. Apa kau tidak keberatan?" tanya Luc lembut. Jemarinya perlahan mengusap rambut lurus sebahu Caress. Luc merasa heran, selama ini kekasihnya itu selalu menolak setiap kali ia mengajaknya ke bar sekalipun hanya untuk duduk dan melihatnya bekerja. Caress menyukai ketenangan.

"Tidak masalah, aku akan terbiasa nanti. Lagipula Claire juga berada di sana, kan? Aku tidak akan sendirian."

"Aku hanya menyanyi dua kali, selebihnya aku akan bersamamu. Tapi Caress, apa kau yakin?" tanya Claire dengan wajah teduh dan prihatin.

Caress tersenyum dan membalas tatapan Claire dari kaca spion di hadapannya.

"Kalau kau bisa, seharusnya aku juga bisa, kan? Aku bosan setiap malam sendiri di rumah. Sesekali keluar dan melihat dunia malam tidaklah salah." Caress bergeming, sekalipun ia sama sekali tidak ingin pergi. Namun demi Luc, dan demi persahabatannya dengan Claire, Caress berusaha masuk ke dalam dunia mereka.

"Well, kalau itu maumu. Aku dengan senang hati akan menjemputmu. Bagaimana kalau besok malam?" ucap Luc.

"Aku tinggal bersama Caress sekarang, kita bisa pergi bersama, kan?"

"Ouch, benarkah? Kalau begitu kau bisa ikut dengan mobilku, Claire."

"Tentu." jawab Caress singkat. Dan mobil mereka menepi di samping  taman bunga. Tepat enam puluh menit perjalanan mereka.

(BUKAN) PERAWAN#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang