19

7.4K 217 14
                                    

Aku tak pernah mendengar cinta itu keluar dari bibirmu

Namun, aku mampu merasakan cinta itu dari tatapanmu.

.........

"Aku datang menjemputmu, Claire. Mulai sekarang kita pergi bersama ke bar." Luc tersenyum lebar melihat Claire membuka pintu untuknya.

"Haruskah?" tanya Claire acuh. Gadis itu memakai sepatunya, kali ini mini dress hitam dengan renda di bagian dada membalut ketat tubuhnya. Ia berjalan keluar melewati Luc yang terpaku menatap Claire dengan segala kecantikan yang dimilikinya.

"Hei..." Luc meraih lengan Claire membuat langkah gadis itu terhenti, "ada apa, kau marah padaku?"

"Oh, Luc. Hanya Caress yang berhak marah kepadamu." Claire tertawa, "kalian sudah membeli cincinnya? Jadi kapan pesta itu akan dimulai? Apakah Caress ingin aku datang? Apa yang ia katakan, Luc?"

"Claire, sudahlah. Berhenti membahas hal itu. Aku datang untuk menjemputmu atau jadwalmu  akan  diganti orang lain."

"Tapi aku bisa naik bus, hanya sepuluh menit jalan kaki untuk sampai ke halte di ujung jalan. Kau pergi saja dulu. Kita akan bertemu di bar."

"Naik bus dengan pakaian seperti ini? Protes Luc. Pemuda itu membuka ranselnya, mengambil sweater putih dan meletakkan sweater itu di bahu Claire. Meraih tangannya dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobil.
Claire tak  kuasa menolak, ketika Luc menarik sabuk pengaman dan menguncinya untuk gadis itu. Sejenak mata mereka bertemu, dan Luc mampu mencium parfum di tubuh Claire yang entah mengapa membuat jantungnya seolah melompat.

"Kau aman sekarang. Aku sudah mengaitnya." Ucapan Luc terdengar kacau dan gugup sedangkan Claire memilih memainkan ponselnya.

.........

Seperti malam-malam sebelumnya, gadis itu merelakan tubuhnya untuk mata para lelaki hidung belang demi lembaran dollar. Meliuk - liuk di tengah mereka yang tak jarang berusaha menyentuhnya.

"Kau bintang malam ini!" Teriak seorang lelaki muda yang mulai terhuyung karena minuman di tangannya.
Lelaki itu mendekat, dan berbicara tepat di samping wajah Claire, "lima botol untuk seratus dollar."

Claire terkekeh, "hanya seratus dollar? Kau sudah gila?"

"Kalau kau mau seribu dollar, tidurlah denganku malam ini, Cantik." Lelaki itu menyentuh dagu Claire, "bagaimana?"

Claire terdiam. Seribu dollar begitu besar untuknya. Setidaknya ia bisa melunasi semua hutang-hutangnya kepada Luc juga memperpanjang sewa apartemen nantinya.

"Claire...." suara itu mengusik pikirannya. Suara yang datang dari balik kerumunan para lelaki yang haus akan kasih sayang. Claire menoleh, matanya berusaha menembus gelap dan cahaya yang datang silih berganti. Dan berhenti ketika Caress berdiri di hadapannya.
Mata Claire terbuka lebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Gadis rumahan itu berdiri di depannya, di sini, di sebuah bar - tempat yang paling ia benci.

"Caress....kau di sini?" Claire mengeraskan suaranya, namun Caress tidak menjawab. Gadis itu meraih pergelangan tangan Claire dan membawanya menepi.

"Aku akan memberi tahu Luc kalau kau datang." Claire baru saja akan beranjak, namun Caress menahannya.

"Claire, sejak kapan?"

"Apa?"

"Jangan berpura-pura lagi. Luc bahkan tidak pernah mengizinkanku menyentuh gelang itu. Tapi kau...kau memilikinya!" Caress menarik tangan Claire, memperlihatkan gelang milik Luc yang sekarang melingkar di pergelangan tangan Claire.

"Aku melihatmu memakainya tadi pagi. Dan kau tahu, aku benci warna biru tapi dia memberiku cincin pertunangan warna biru. Itu warna kesukaanmu, Claire! Bukan aku!" Caress berteriak dan air mata gadis itu meleleh secepat luka di hatinya.

"Caress, kami hanya berteman. Percayalah." Claire berusaha menenangkan sahabatnya namun Caress menepis tangan Claire dari bahunya. Dan tiba-tiba saja Caress melepas kancing kemejanya dengan cepat, memperlihatkan bagian tubuhnya di hadapan Claire, "kau lihat ini, Luc menyukai ini. Ia menyukai tubuh ini." Caress menunjuk dadanya yang membusung. Jelas terlihat jika gadis itu ingin mengatakan sesuatu. Sesuatu yang tidak ingin Claire dengar.

"Tidak, Caress. Kumohon jangan lakukan itu." Claire berusaha menutup kemeja Caress. Gadis itupun terisak dan mencoba memeluk Caress. Namun Caress justru mendorong Claire menjauh.

"Caress, aku tidak seperti itu. Aku tidak merebut siapapun darimu. Percayalah, Caress."

"Diam! Aku kecewa, Claire. Aku memberimu semua yang kau mau. Tapi inikah balasanmu? Kau tahu aku sangat mencintai Luc, tapi kenapa harus dia?"

"Tidak, Caress. Aku tidak melakukan itu." Claire berjalan mendekat, berkali-kali ingin meraih Caress ke dalam pelukannya. Namun Caress justru semakin menjauh.

"Jangan pernah datang di pertunangan kami." Kalimat itu begitu menggores batin Claire. Ia mempersiapkan semuanya. Ia ingin hadir dan memeluk sahabatnya, ia ingin melihat senyum di wajah Caress ketika pesta itu berlangsung. Tapi apa yang sekarang Caress katakan.....jangan pernah datang....

Claire mengusap pipinya yang basah, melepaskan Caress yang berlari meninggalkan tempat itu. Seketika perasaannya hancur. Claire benar-benar terluka.

Caress....sesungguhnya aku sangat merindukanmu....sangat ingin memelukmu seperti dulu.

(BUKAN) PERAWAN#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang