31

4.6K 147 6
                                    

Berusaha tidak mengingatmu

Berusaha melupakan jalan yang pernah  kulalui bersamamu

Aku tidak mengerti apa itu cinta

Aku tidak tahu tentang malam yang menyisakan kenangan

Kalau kau tahu siapa aku,
Aku hanyalah sejumput asa,
Sepenggal kisah,
Dan sedikit kenangan.

................

Claire menutup buku itu, meletakkannya di meja. Di hadapan Roland. Pemuda itu memperhatikan Claire. Tangannya memegang cangkir kopi dan meniupnya perlahan.

"Kenapa terus menatapku?" tanya Claire yang kemudian menyesap kopinya.

"Tidak. Buku apa yang kau baca itu?"

"Novel. Milik Luc, aku meminjamnya."

"Oh. Ehmm...dia bertunangan hari ini."

Claire yang tadinya acuh, mendongakkan kepala, "Oh, ya. Kau tidak ke sana? Caress mengundangmu, kan?"

"Ya, tapi untuk apa aku datang. Aku tidak mengenal Caress dan Luc juga tidak menganggapku teman." Roland terkekeh,"kau sendiri?"

"Aku sangat ingin datang, tapi bagaimana lagi. Caress tidak ingin aku datang." Claire tersenyum kecil.

Roland menghela napas panjang,mengangkat gelasnya kepada Claire, "bersulang untuk kebahagiaan kita."

Claire mendesah dan tersenyum, "kebahagiaan apa yang kau maksud?"

Kau bersama Claire sekarang?

Ya, kami minum kopi di cafe. Selamat untuk pertunanganmu.

Roland membalas pesan dari Luc, wajahnya terlihat kesal. Bahkan pemuda itu masih memikirkan Claire di hari pertunangannya.

"Kau harus bahagia, Claire. Kau akan menemukannya." Roland tersenyum manis, terlihat seperti anak berusia lima belas tahun. Claire terkekeh melihat wajah lucu pemuda di depannya. Menopang dagu dan menatap Roland dengan senyuman, "terkadang kau terlihat tampan." Celoteh gadis itu.

"Apa katamu? Aku selalu terlihat tampan. Bukan terkadang. Apa kau mulai tertarik padaku?"

"Omong kosong apa itu?" Claire membuang pandangannya ke luar cafe, sembari menyesap kopinya, ia tersenyum.

Wajahmu memerah, Claire.  Gumam Roland.

..........

Claire menggosok-gosokkan kedua tangannya yang telanjang. Kemudian mengusap kedua pipinya. Semakin malam udara terasa semakin dingin. Roland melepas sarung tangannya, meraih tangan Claire dan mengenakan sarung tangan itu untuk Claire.
Gadis itu menatap Roland, cukup lama ia memperhatikan pemuda itu. Ternyata Roland juga memiliki sisi lembut selain sifatnya yang konyol.

"Jangan menatapku terlalu lama, bagaimana kalau kau jatuh cinta kepadaku?" Roland tersenyum dan memasukkan tangannya sendiri ke dalam saku mantel.

"Kau bicara apa. Kau tidak perlu melakukan ini." Claire menunduk, lagi-lagi pipinya merona.

"Aku akan mengantarmu. Atau kau mau pergi ke mana lagi?"

"Kau pulang saja dulu. Aku bisa naik bus. Sebentar lagi pasti datang." Claire melihat ke sisi jalan. Suasana malam tampak tenang dan cukup sepi, hanya beberapa mobil pribadi yang melintas.

Roland melihat jam tangan, kemudian tersenyum tipis. "Kurasa sudah tidak ada bus yang akan lewat. Ini hampir tengah malam."

Claire terkejut dan melihat jam dari ponselnya. Gadis itu menghela napas, membenarkan ucapan Roland.

"Jadi, apa kau menerima tawaranku?"

"Oke. Aku tidak punya pilihan lain."
.........

Claire turun dari mobil Roland. Namun pemuda itu tidak segera pergi. Ia menunggu sampai gadis itu masuk ke dalam apartemennya.

Segeralah tidur dan kunci pintumu rapat-rapat.

Roland mengirim pesan dengan cepat begitu Claire tidak terlihat lagi.

Aku baru saja masuk ke dalam kamar. Terimakasih untuk perhatianmu :)  Balas gadis itu dengan senyum di bibirnya.

Jangan menerima tamu di malam hari, itu berbahaya untukmu

Tidak akan. Jangan cemas.

"Bagus, Claire." Roland memperbaiki posisi spion di dalam mobilnya. Dan jelas terlihat mobil Luc berhenti beberapa meter jaraknya di belakang mobil Roland.

"Anak itu, dia bahkan datang ke sini di hari pertunangannya." Gumam Roland.

...

(BUKAN) PERAWAN#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang