47

4.4K 151 5
                                    

Claire berdiri di depan Cafe kecil, tempat di mana gadis itu sering menghabiskan malam. Dan malam ini ia berjanji untuk menemui seseorang. Seorang laki-laki berkebangsaan Jepang yang secara tak sengaja ia jumpai sewaktu berada di kapal pesiar. Lelaki bertubuh jangkung dengan wajah lembut dan fasih berbahasa Inggris itu sudah duduk di dalam sana.
Dengan ragu Claire melangkah masuk, dan berhenti di hadapan lelaki itu yang kemudian ia panggil dengan nama Kenzo.
Kenzo berdiri dari kursinya begitu ia melihat Claire. Lelaki itu tersenyum dan menarik kursi untuk gadis itu.

"Halo..." sapa Claire dengan senyum di bibirnya

Kenzo menatap Claire dengan senyum yang terpancar dari kedua mata indahnya, lelaki itu terlihat sangat bahagia bisa bertemu dengan Claire.

"Tidak percuma aku datang ke sini. Aku senang bertemu denganmu lagi." ujar Kenzo masih dengan senyum di bibirnya yang tipis.

"Aku juga tidak menduga kalau kau benar-benar datang ke negara ini. Kita hanya bertemu beberapa kali dan berbicara singkat di kapal, kan?" kata Claire sembari memesan kopi.

"Benar, tapi sejak bertemu denganmu aku tidak bisa melewatkannya begitu saja. Aku bahkan ingin mengundangmu ke Jepang. Kalau kau tidak keberatan."

Claire terdiam. Mengamati Kenzo lebih dalam. Ia memang baru saja mengenal lelaki ini, namun di setiap pertemuan singkat itu Claire melihat kalau Kenzo adalah lelaki yang baik. Kenzo bahkan selalu menjauh ketika Roland menghampirinya. Dan hanya menatap dirinya dari kejauhan.

"Mengundangku? Kau mengadakan pesta?"

Kenzo tertawa "tidak, tapi aku ingin mengenalmu lebih jauh. Aku juga ingin kau mau mengenalku, Claire.

"Secepat itu, ya." Claire terlihat berpikir. "Tapi, apa kau tidak menyesal, maksudku apa kau tidak peduli dengan masa laluku? Aku bukan...."

"Sstttt.... Aku mengenalmu sekarang, aku tidak mengenal masa lalumu dan aku tidak ingin tahu. Aku bisa melihat kau gadis yang tulus. Semua itu terlihat dari cahaya di matamu." Kenzo meraih jemari Claire, meremasnya lembut. "Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kita bertemu, singkat memang tapi nyatanya hatiku begitu berat ketika harus berpisah denganmu. Itulah mengapa aku datang ke sini. Untuk melamarmu, Claire."

Claire terpaku dengan ucapan Kenzo. Begitu jelas, tanpa basa-basi. Lelaki ini bahkan tidak peduli dengan apapun juga, tentang pekerjaannya juga kehidupannya. Dan Claire benar-benar terkejut.

................. 🌹🌹🌹


"Apa? Kau sudah gila, lelaki Jepang yang mana? Aku bahkan tidak pernah melihatmu bicara dengan siapapun selama di kapal." Roland membuka matanya lebar, terlihat tidak senang ketika Claire menceritakan semuanya. Pemuda itu melihat ke arah bar, dan Luc tidak berada di sana. Sudah beberapa hari pemuda itu tidak datang ke bar dan seseorang terlihat menggantikan posisinya. Roland menarik napas lega, setidaknya Claire tidak akan bertemu Luc malam ini.

"Kau tidak tahu, karena aku tidak pernah mengatakannya. Aku pergi ke atas saat kau tertidur, dan di sanalah kami bertemu. Kami berbicara, dan ternyata dia pintar bahasa inggris." Claire tersenyum ketika mengingat lelaki itu.

Roland mengerutkan keningnya, memperhatikan Claire yang terlihat aneh ketika membicarakan lelaki itu. Dan jelas terlihat, ia tidak menyukainya. Roland menuang minuman ke dalam gelas dan menyeringai setelah meminumnya. Kali ini minuman itu terasa pahit, dan memenuhi rongga dadanya.

"Hanya lelaki gila yang melamar gadis kurang dari satu bulan. Dan bisa kupastikan dia tidak waras. Jangan kau pikirkan."

"Dia tidak gila, dia sopan dan tampan." ujar Claire dengan senyum lebar.

"Claire, dengar. Aku tidak suka dan aku tidak ingin kau bersamanya. Jangan temui dia lagi."

Claire menatap Roland. Dan memang pemuda itu bersungguh - sungguh. Tidak ada senyum di bibirnya ketika ia mengatakan itu. Roland terlihat marah.

"Caress menemuiku." ucap Claire tiba-tiba dan matanya tertuju kepada gelas kosong di hadapannya. Roland berpaling, kembali menatap gadis itu.

"Caress? Ada apa? Apa gadis itu mengancammu lagi?"

"Kapan dia mengancamku?" Claire tertawa, dan Roland hanya tersenyum kecil menanggapi kalimat itu. "Sesuatu terjadi padanya. Luc ingin mengakhiri hubungan mereka. Dan semua itu karena aku."

"Sudah kuduga, Caress menyalahkanmu lagi. Biarkan saja kalau begitu. Hubungan mereka bukan urusan kita." jawab Roland acuh.

Claire menatap Roland dengan mata menyipit, "Caress benar, aku penyebab semua itu. Luc menyukaiku."

Roland menatap Claire tak berkedip, lagi-lagi sesuatu yang tidak ingin dia dengar keluar dari mulut gadis itu. Dan dugaannya selama ini benar, jika Claire terlibat dalam hubungan mereka.

"Tapi aku yakin kau tidak menyukai Luc." kata-kata Roland terdengar seperti sanggahan, karena memang itu yang ingin dia dengar. Bukan yang lain.

Claire terdiam, ia tidak menjawab, tidak juga membantah. Gadis itu meraih gelasnya yang sudah kembali terisi. Menyesap rasanya untuk kedua kali.
Roland menarik napas sedalam mungkin, sepertinya ia sudah tahu apa jawaban gadis itu.
Sesuatu yang pahit, kembali melewati rongga dadanya.

"Jadi, bagaimana?" tanya Roland ragu.

"Roland, seharusnya aku tidak berada di tengah, kan? Seharusnya aku menjauh dari dulu. Seharusnya aku mengerti ketika Caress mulai menunjukkan sikap yang berbeda kepadaku. Itu sebuah permintaan atau mungkin peringatan. Tapi aku tidak peduli. Rasa sayangku yang begitu besar untuk Caress membuatku tidak ingin jauh darinya. Roland, aku tidak pernah ingin Luc menyukaiku. Dan aku benci saat harus menerima kenyataan bahwa aku juga mulai menyukainya."

"Kau bicara apa, kau pasti sudah mabuk." Roland menghentikan kalimatnya ketika wajah Claire berubah sedih.

Claire, kalau kau tahu tentang perasaanku... Apakah kau juga akan menjauh dariku.

(BUKAN) PERAWAN#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang