16. Kejujuran Erlio

163 25 20
                                    

Sejak kejadian pelukan waktu ulang tahun Erlio,kedua nya jadi canggung. Ketika bertemu di rumah atau di sekolah pun mereka berdua saling menghindar satu sama lain.

Seperti sekarang Ayra yang tengah sibuk di dapur membantu Bi Ijah membuat makan malam dan Erlio baru pulang hendak mengambil minum dikulkas,tapi dia urungkan ketika melihat Ayra.

Ayra dan Erlio yang saling menghindar membuat bi Ijah heran,ada apa dengan Non Ayra dan Den Erlio?

"Bi panggil Lio nya"ucap Ayra yang sudah beres memasak dan masakan nya sudah terhidang rapih di meja makan, dia sekarang sudah seperti seorang isteri yang sedang menunggu suaminya.

Erlio datang dengan kaos putih dengan celana pendek,pakaian santai yang sering dia kenakan di rumah. Rambut nya yang gondrong sedikit basah karena habis keramas menambah keseksian nya.

Ayra sedikit terpesona dengan penampilan Erlio saat ini,dan dia baru menyadari kalau Erlio itu begitu tampan.

Erlio duduk di kursi meja makan depan Ayra, aroma khas pria itu langsung menyeruak masuk ke indera penciuman Ayra.

"Bi Ijah mau kemana?tanya Ayra yang melihat Bi Ijah melangkah pergi

"Ke belakang non"jawab Bi Ijah

"Makan dulu bi,sini bareng"ucap Ayra, setidak nya dengan adanya Bi Ijah tidak membuat dia harus berduaan sama Erlio.

"Iya bi"ucap Erlio

Bi ijah pun duduk di kursi samping Ayra. Dan mereka bertiga menikmati makan malam dengan keheningan.

Setelah makan malam Ayra memilih untuk nonton tv di ruang keluarga,dia tidak sendiri Erlio juga ikut nonton dan duduk di samping Ayra.

Erlio terus menatap Ayra dengan tatapan mengintimidasi,tentu Ayra risih dengan tatap Erlio seperti itu.

"Jangan natep gue kayak gitu,jatuh cinta tau rasa lo"ucap Ayra bercanda

"Kalau gue beneran jatuh cinta lo mau tanggung jawab?tanya Erlio dan sekarang mereka sudah berhadapan mengabaikan tv yang menyala.

"Hahaha enggak lah"jawab Ayra santai

Erlio tersenyum kecut mendengar jawaban santai Ayra barusan.

"Gue mau nanya"ucap Erlio serius

"Apa?kalau pertanyaan lo menyangkut Gladis,mending lo gak usah nanya"ucap Ayra malas

"Bukan,ini soal gue sama lo"jawab Erlio

"gue sama lo?apa?tanya Ayra mengerutkan kening nya

"Lo mau jadi pacar gue?tanya Erlio santai

Ayra bingung,ini ceritanya Elrio nembak dia atau hanya sebuah pertanyaan biasa?kalau nembak gak romantis sama sekali,dan kalau emang hanya pertanyaan biasa kenapa muka nya serius?

"Lo ngomong apa sih?gak jelas banget"ucap Ayra sambil bangkit dari duduk nya tapi sayang tangan nya di tahan Erlio membuat dia duduk kembali,bahkan posisinya sekarang lebih dekat dengan Erlio daripada tadi.

Erlio membawa Ayra kedalam pelukan nya,dia merengkuh tubuh mungil Ayra membuat gadis itu kesulitan untuk melepaskan nya. Erlio beberapa kali mengecup pucuk kepala Ayra dengan gemas. Ingin nya dia mencium bibir Ayra, tapi keberanian nya menciut mengingat Ayra tidak suka orang dengan sembarang menciumnya apalagi di bibir. Cukup mencium pucuk kepala Ayra membuat dia bahagia.

"Jangan cium kepala gue ih"ucap Ayra kesal

"Ya udah kalau gak mau kepala,sini bibir lo gue cium"jawab Erlio membuat Ayra mencabik kesal.

ERLIO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang