Cuaca hari ini mendung dan seluruh penghuni SMA Pelita masih setia di kelasnya masing-masing meski tidak ada kegiatan belajar mengajar karena para guru masih saja rapat tentang akreditasi sekolah.
Air hujan perlahan turun dari langit membasahi bumi,sekolah menjadi berisik akibat air hujan yang turun.
Cowo berkulit putih,berhidung mancung dengan mata berwarna hitam sedang tertidur di pojok kelas dengan tas sebagai bantalan nya. Cuaca seperti ini memang sangat enak buat tidur.
Bukan hanya Erlio yang juga tertidur hampir semua penghuni kelas Erlio tertidur memanfaat free Class dengan sangat baik.
Beda dengan Erlio,gadis berambut coklat yaitu Ayra dia sekarang lagi duduk berhadapan bersama kedua sahabatnya di kelas yang sepi karena penghuni kelas ada yang lagi tidur ada juga yang keluar sekedar untuk ke kantin mengisi perut.
"Kira-kira siapa orang yang sudah nempel foto itu dimading?tanya Dinda
"Yang pasti orang yang tidak suka sama Ayra"jawab Tania
"Sudah lah jangan bahas itu dulu gue pusing dari tadi kalian bahas itu mulu"ucap Ayra memijit kepala nya pusing.
"Trus mau bahas apa lagi?tanya Tania
"Eh iya gue semalam chatan dong sama kak Dyo ganteng"ucap Ayra sambil tersenyum seketika mood nya kembali
"Serius lo ra?tanya Dinda yang langsung dapat anggukan semangat dari Ayra.
"Bahas apa aja lo sama kak Dyo?tanya Tania penasaran
"Kepo lo,rahasia lah"jawab Ayra acuh
Jawaban Ayra membuat kedua sahabatnya yang awal nya semangat mendadak lesu. Sedangkan Ayra ketawa puas melihat ekspresi kedua sahabatnya yang menurutnya lucu.
***
"ERLIO BALIKIN PENSIL GUE"teriak seorang gadis bernama Ajeng yang kini tengah mengejar Erlio yang sedang berlari menghindari Ajeng.
Setelah tadi bangun Erlio langsung mendekat kearah Ajeng yang tengah sibuk dengan pensil yang menurut Erlio aneh kenapa pensil itu bisa di tulis di alis,karena rasa penasaran yang tinggi, tanpa persetujuan Ajeng Erlio mengambil pensil tersebut dari tangan Ajeng dan habis itu lari-lari.
Erlio tidak tau aja kalau Pensil itu sangat berarti buat Ajeng pensil itu adalah pensil yang membuat Alis Ajeng sempurna kalau tidak ada pensil itu bagaimana nasib alis Ajeng?tentu tidak akan sempurna lagi.
Karena cape akhirnya Erlio menyerah dan memberikan pensil aneh itu kearah Ajeng yang juga ngos-ngosan kecapekan.
"Dasar maling"kesel Ajeng dan meninggalkan Erlio yang tidak perduli dengan ucapan Ajeng barusan.
Erlio menghampiri sahabat-sahabat nya di pojok kelas
"Sudah puas lo ngerjain Ajeng?tanya Chaka ketika Erlio duduk di deket Martin.
"Lagian gue aneh pensil kenapa di pake di alis,bukan nya di buku?tanya Erlio bingung
Sahabat-sahabatnya langsung geleng-geleng kepala dengan pertanyaan yang menurut mereka gak berfaedah. Ini itu Erlio yang bego atau emang Erlio terlalu laki untuk mengetahui peralatan make up perempuan.
"Bego lo dipelihara Er"ucap Martin"yang dipake Ajeng itu pensil Alis untuk membentuk Alis supaya bagus"lanjut Martin
"Oh pantesan Alis nya si Ajeng kayak ulat bulu gitu"ucap Erlio yang langsung dapat ketawaan dari para sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLIO (ON GOING)
Novela Juvenilakibat dari taruhan yang penah dilakukan Ayra dulu membuat Erlio membenci nya sampai sekarang... akan kah rasa benci Erlio berubah rasa?misalkan rasa cinta,rasa sayang atau masih dengan rasa benci... penasaran ikuti kisah nya dalam ff ini😊 10 Agust...