Bag;12

74 8 0
                                    

Tok

Tok

Tok...

Rendra mengetuk pintu dipenuhi rasa Gugup dan Gengsi menyelimuti dirinya.

"Gak ada orang kali ya?" Rendra bertanya sendiri dan mencoba mengetuk kembali pintunya.

Tok

Tok

Tok

"Ya? Ada yang bisa dibantu?" Seorang perempuan yang seumuran dengan Rendra membuka pintu dengan senyuman.

"Saya.....mau cari Nanda...ada?" Tanya Rendra tersenyum terpaksa.

"Oh...nan...da ya....Be...ben....bentar ya! Si....silahkan duduk" Perempuan itu tersenyum gugup melihat Rendra memasang wajah begitu tampan dengan senyum manis terpaksanya.

Tanpa pikir panjang Rendra duduk sambil menghentakkan ujung kakinya dilantai.

###

"Nanda!!!" Panggil perempuan itu.Nanda mengerutkan alisnya.

"Itu siapa sih?! Pacar kamu?!" Tanya perempuan itu bernama tessa. Nanda menggeleng cepat.

"Terus? Kok ganteng banget sih nann!!!! Sumpah kek orang luar!!" Tessa melunjak kesenangan.

"Setauku....laki laki yang berwajah bule hanya David dan Rendra." Pikir Nanda.

"Udah ayo! Keluar!! Aku temenin oke?" Tessa menarik paksa tangan Nanda.

###

"Em...maaf....di...tinggal sebentar tadi." Tessa gugup melihat postur tubuh Rendra begitu sempurna untuknya.Badan tinggi karena basket,dan otot yang sedikit menojol terlihat dibalik seragam nya.

"Oh gapapa kok.Saya cuma ada perlu bentaran sama Nanda." Rendra bangkit dari kursi.

"Kalo gitu duduk dulu aja! Biar Tessa ambilin minum" Tessa tersenyum semanis manisnya membuat Rendra tak tega mengatakan "lo kenapa sih njing" kepadanya.

"Nan! Temenin temen kamu!!" Tessa menyikut bahu Nanda.Segera perempuan itu angguk kan dan duduk di kursi samping Rendra.

Nandara POV

"Jarang sekali Rendra kesini...terakhir kali saat ia membelikanku kacamata".Batinku.

"Nan...Em...." Rendra terlihat menggaruk kepalanya.Dia terlihat gugup tak seperti biasa saat ia tampil di depan lapangan upacara.

"Tadaaaa~Ini udah tessa siapin Roti sama susu.Dimakan ya" Tessa duduk didepanku dan Rendra.Rendra mengumpat.

"Maaf ya tessa....Saya perlu bicara empat mata dengan Nanda." Rendra bersikap tenang meski aku tau,Rendra akan marah jika ia sedang bicara dipotong oleh sesuatu yang tak penting.

"Yah....tapi kan gak terlalu penting kan? Iya kan Nan?" Tessa menoleh kearahku dengan tatapan memelas.Saat aku ingin menjawabnya Rendra terlebih dulu membuka suara

"Penting." Rendra berdiri dari kursinya dengan nada bicara sedikit tinggi.Aku tak tau kenapa Rendra tak pernah bisa sabar.

"Kan cuma ngobrol doang.... Tessa juga pengin kali bicara bicara gitu" Tessa berani menentang keras.

"Saya kan sudah bilang saya mau bicara sama nanda empat mata,bukan enam mata." Rendra terlihat meremas tangannya.Sebentar lagi aku yakin dia akan marah.

"Kan cuma temen gak penting kan" Tessa menggedikan bahunya.

"Saya pacar nya.Saya ingin bicara empat mata.Bukan enam mata.Kalau kamu masih ngotot,saya ijin mau ambil nanda sebentar" Rendra menarik tanganku dengan genggaman lumayan kuat.Bahkan aku tak kuasa merasakan sakit di pergelangan tangan ku.

Sincerely-Aku tulus mencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang