Bag;24

39 4 0
                                    

"Maaf...mas siapa ya?" Tanya Rendra sesopan mungkin meski emosinya sedang meluap.

"Saya kakaknya..." Lirih Alan menatap mata elang Rendra.

"Maaf.....tapi dia tidak punya kakak mas" Jelas Rendra.Nanda masih gemetar dipelukannya.

"Ya.....tapi itu dulu...sebelum dia tahu jika saya kakaknya" Lirih Alan.Ia membelai rambut coklat alami Nanda namun Rendra sigap menepis tanganya.

"Maaf mas....kita harus pulang" Kata Rendra membalikkan tubuhnya.Alan memegang Pundaknya lagi lagi Rendra menepis kasar.

"Setidaknya biarkan saya berbicara denganya" Kata Alan memohon.

"Kumohon....." Alan bersujud didepannya.Memohon segenap Hati.Rendra tertegun dan menarik tubuh mungil Nanda perlahan,namun justru Nanda memperkuat pelukannya.

"Kalaupun kau adalah kakakku.....kenapa kau tak pernah sekalipun peduli padaku?Kenapa kau harus datang dihidupku? Aku tak ingin berhubungan dengan orang yang sudah menelantarkanku" Kata Nanda menangis

"Aku yakin Na! Kau masih ingat kejadian itu! Bukan aku yang mencoba mengusirmu! Bahkan aku mencoba menolongmu! Tapi.....aku tak bisa melawan James..." Alan menjelaskan kalang kabut.

"Aku tidak ingat.....aku tak punya ayah,ibu,ataupun kakak....bahkan teman sekalipun" Lirih Nanda."Tidak ada manusia didunia ini yang mau menerima gadis cacat,buntung sepertiku" Tambahnya.

Pernyataan itu juga membuat Rendra terenyuh hatinya.

"Kau tau? Aku bisa menjalani hidupku tanpa ayah ibu ataupun kakak.Aku memang tak ingat...tapi jika kau kakakku..kuharap kau tak pernah menemuiku lagi dan berhenti memanggilku Alena.Aku benci nama itu" Kata Nanda melepas pelukannya dan berlari pulang meski hujan kembali turun.

"Nanda...." Rendra menyusul Nanda berlari keluar.

Ditengah Angin berhembus kencang,Ditengah hujan yang deras,Ditengah kesepian yang kian memanas....

"siapa itu ayah?

ibu?

kakak?!

teman?!

SIAPA....

aku kehilangan diriku....

aku tak bisa kembali....

siapa aku?

kenapa aku ditakdirkan untuk hidup" Nanda berlari menangis tak henti meski tak ada yang mengetahui ketika air mata dan hujan turun bersamaan.

Nanda berhenti.Melihat ke arah Taman dimana terlihat Seorang Ayah bermain hujan dengan Anaknya.

Ibunya yang tengah memanggil mereka untuk kembali.

Seorang bayi yang tengah digendong sang ibu.

dan seorang perempuan sebayanya yang tengah tersenyum bahkan tertawa melihat sang Ayah dan Adik laki lakinya bermain hujan dan Genangan.

"Selamat tinggal...untuk diriku yang tak bisa kembali"

"Nan...." Lirih Rendra dibelakangnya.Nanda tak menjawab,ia fokus melihat mereka.Ia melihat kearah yang sama.Nanda melamun dengan air mata yang terus berjatuhan.

Apa aku dulu seperti itu?

bermain dengan ayah?

dilihat Ibu yang selalu khawatir?

atau kakakku yang terkekeh melihatnya....

apa...

aku yang masih digendong? jadi aku tak ingat apapun.

apa...

aku pernah seperti itu?

"Ren....." Nanda menoleh kearahnya.Ia menunduk begitu lama.Rendra menunggu pernyataan darinya.

"Mengapa aku ditakdirkan hidup tanpa ada kebahagiaan?"

Rendra terkejut.Pernyataan yang disampaikan langsung oleh Nanda,dengan senyum pahit nya dan dengan air mata yang terus menerus mengalir.

Sesak dada Rendra melihat gadis polos didepannya tengah menunggu jawabannya dengan mata nanar tak punya lagi pilihan untuk hidup.

Rendra memajukan langkahnya hingga mereka bertatap mata.

"Karena....kebahagiaan itu pasti datang paling terakhir...paling menyenangkan...paling berarti....Malam Gelap pasti akan berganti Pagi yang begitu Cerah meski harus menunggu 24 jam

'Maupun dilanda masalah sebesar apapun tetap berfikirlah jika kebahagiaan itu pasti datang meski tak harus saat itu juga.Suatu hari nanti....pasti....' " Kata Rendra.

"Tidak ada yang bisa membuatku bahagia..." Lirih Nanda.

"Ada" Kata Rendra menepuk pundak Nanda."Gue pernah bilang kan? Gue bakal jadi Pahlawan Lo....gue bakal jaga lo, bikin lo terus ketawa...bikin lo bahagia...hanya Rendra yang boleh membahagiakan Nanda" Kata Rendra.Nanda melihatnya penuh harapan padanya.

"Janji?"  Kata Nanda.

"Janji." Rendra mengaitkan kelikingnya dengan Nanda.Senyum Nanda mulai mengembang begitupun dengan hujan yang semakin Reda dan cerah terkena matahari.

"Nan liat!!" Rendra menunjuk langit."Pelangi!!!!" Rendra kegirangan.Rendra bersorak ria lebih dari hari biasanya.Nanda tersenyum melihatnya.

"Rendra....bagiku kau adalah matahari yang menerangi langit sesudah hujan..dan menciptakan kebahagiaan layaknya pelangi"

-Nandara-

"Oh iya Nan...." Kata Rendra membuyarkan lamunan nya.Sigap Rendra memeluk tubuhnya.

"Maafin gue ya.....dulu....gue pernah jadi sumber ketidakbahagiaan lo...." Lirih Rendra.Nanda tersenyum.

Bersambung



Sincerely-Aku tulus mencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang