She needs a heart donor (2)

40 5 0
                                    

"Vid gua mau ketemuan...di mall deket sekolah" Kata Rendra berbicara dengan David lewat panggilan suara.

"....."

"serah lo...asal gak beban" Rendra mematikan ponselnya.Ia menunggu di food court memesan soda dan 2 teh hangat serta ayam goreng 3 porsi.
....

"Tante...." Panggil David melihat Phasley yang masih bersedih."Kita mau ketemu sama Rendra diluar,tolong titip Nanda ya..." tambahnya.

"Hati hati...." Lirih Phasley.

"Tante juga ya" David tersenyum menenangkan wanita paruh baya itu.Ia berbalik pergi dengan Alan sekaligus.Phasley menghentikan laki laki itu.

"Jika Nanda sampai tidak mendapat donor jantung,aku harap saat itu juga cangkok jantungmu dan berikan pada Nanda!" Ancam Phasley.

"Tidak perlu anda bilang,saya akan lakukan" Alan menepis kasar tangan keriput itu.

"DAVID!" Panggil suara tak asing dari kejauhan tak lain adalah Hendra yang membawa 2 orang.

"Mereka mau donorin darahnya!" Kata Hendra ngos ngosan.Mereka bertatap muka sebentar.

"Maaf gua harus ngerusak kebahagiaan lo,tapi Nanda butuh Donor jantung dan donor darah itu berlaku buat 1 orang.

Jadi,kita cuma nyari 1 orang buat pendonor 2 benda itu" Kata David.Alan menyipitkan matanya melihat kedua orang itu yang masih berjalan tenang di lobby.Matanya terbelalak melihat mereka.

"J...james!?" Batin Alan menjerit.

"D..david ayo pergi" Pinta Alan.

"Oh Iya...Hen mereka suruh nunggu dulu aja...bilangin kalo kita butuhnya itu ,tapi kalo mereka ikhlas...didonorin dulu gapapa" Kata David bergegas menyusul alan yang sudah jauh didepan.

.....

Hingga 30 menit berlalu David dan Alan menemuinya sesuai dengan janji tadi.

"Ada apa Ren?" Tanya David to the point duduk didepannya disusul Alan.

"Nyerah...." Rendra bergetar melontarkan kata itu,tak sanggup menahan air matanya."Gaada yang mau...."Ucapnya.

"Gua juga udah cek internet tapi gaada yang mau nyumbangin juga...." Kata David prihatin.

"Kalo nanda...."

"Kalau semisal kita tidak dapat donor itu 2 hari lagi, aku akan donorkan jantungku!" Bantah Alan.

"Tapi....golongan darah? ukuran jantung lo sama persis?" Tanya David,satu satunya orang yang mengerti hal semacam itu."Bukan asal donorin jantung...bahkan antibodi lo bakal jadi syarat kecocokan." tambah David,maklum ia berkata seperti itu karena orang tuanya sendiri Dokter semua.

"Golongan darahku sama...tapi aku tak tau apa ukuran jantungku sama dengannya" Alan menimang nimang.

"Lah?! Kenapa gue harus repot repot bikin selembaran donor darah dan jantung sedangkan lo punya semua itu dari nanda?! " Rendra memukul Mejanya.

"Bukan gitu Ren...bukan perkara mudah dapetin donor yang cocok...apalagi tinggal 2 hari,dan juga...selembaran lo bikin orang salah bego!" Bentak David sekaligus membela Alan.

"Hah??"

"Kita butuhnya satu pendonor yang mencakup semuanya ren! bukan satu jantung sama satu darah!" Kata David kesal sambil mengelus keningnya.

"Hah......" Rendra mengusap air matanya."Butuh donor jantung dab dan donor darah AB-.....dengan bayaran satu miliyar....." Lirih Rendra menatap langit langit kosong sambil membaca selembarannya.

"Gimana nih?" Tanya David.

"Aku akan ke rumah sakit cek semua yang kau bilang,tolong kalian...sebisa mungkin mencari pendonor itu jika jantungku tidak cocok dengan Alena, aku sudah meminta seluruh anak buah dan pegawai kantorku agar menunda pekerjaan mereka dan fokus dengan donor jantung untuk adikku" Kata Alan berdiri dan pergi tanpa permisi.

"Pantes..santuy banget..." Kata David yang sedari tadi hanya melihat Alan kalem tak memikirkan apa apa,tapi ternyata ia sudah turun tangan sejak awal.

"Gua.....mau lanjut nyari pendonor di tempat lain" Kata Rendra sesanggupnya berdiri.

"Wajah lo pucet Ren,perlu gue temenin? Diluar juga hujan" Kata David menopang tubuh Rendra yang mulai goyah.

"Serah lo dah..." Rendra berdesis gengsi.

"Masih aja ngandelin ego cantik lo ren...kita memang saingan buat rebutin Nanda,cuma di tunda dulu ya" Ejek David tertawa ringan.

"A..apa sih?!" Rendra memukul bahu temannya.

"Udah lama gak gini" Kata David sembari menyetir mobilnya.

"Lama apanya? baru juga 6 bulan" Kata Rendra cuek.David hanya membalas tawa kecil.

"Disini aja!" Rendra menginjak Rem dan tentunya menginjak kaki david juga.

"BEGO!" David mengangkat kaki nya dan memukul wajah Rendra.

"Payung Vid Payung!!!" Kata rendra terburu buru.

"Jok belakang" David masih mengaduh dan menunjuk payung ungu dibelakang.Rendra segera mengambil payung itu dan keluar ke arah Perempatan Lampu merah.Ia berjalan ke salah satu rumah Duka.

Ia masuk ke dalam rumah itu dan melihat ada keluarga kecil yang sedang menangis duka melihat putrinya sudah tak memiliki nyawa.Rendra mengelus keningnya diselingi senyum pahit.

"kenapa gua disini..."  Lirihnya.Pandangannya terpusat pada peti putih itu,ia memberanikan melangkah mendekati mereka namun saat itu juga pandangannya kabur,semua yang jelas terlihat hitam dimatanya.

"Mamah!!" Teriak salah satu keluarga melihat Rendra yang sudah tak sanggup lagi menopang tubuhnya sendiri.Seorang laki laki berlari dan sigap menangkap tubuhnya.

"Dia kelelahan..." Lirih Pria itu melihat mata sayu Rendra.

"Hitam..."Rendra tak bisa melihat seluruh ruangan,bahkan pendengarannya mulai berhenti sebelum tubuhnya sendiri sudah tumbang di dekapan pria itu.

Bersambung






Sincerely-Aku tulus mencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang