"Jelasin!!! kenapa kalian berantem" Hendra menggelengkan kepala di ruang bk.Pak Jaenab hanya menatap datar tak peduli dengan murid jahanam nya.
"JELASIN!" Perintah Hendra.Dengan cepat mereka berdua menoleh ke arah Nanda.
"Apa?" Nanda menaikkan bahunya.
"Lagian kenapa sih lo repot repot kesini? Kan lo juga sekolah." Tanya Rendra.
"Dan juga nan...lo kok bisa bareng sama Hendra?" Tanya David.
"Awalnya....gue cuma nganterin bekal lo yang ketinggalan ke sekolah...kebetulan ketemu cem cem an lo (gebetan) yaudah gue minta tunjukkin jalan ke kelas lo...tau tau banyak orang yang tereak tereak "RENDRA!!! DAVID!!!!" ternyata....bener dugaan kita.... lo lagi gelud sama dia" Ucap Hendra memberi penjelasan.
"Ren....Vid....udahlah...kalian baikan aja....kasian mamah kasian juga nyokap bokap lo vid...anak yang bikin mereka bangga kena point banyak cuma gegara rebutan cewek...." Kata Hendra menepuk jidatnya.
"Bukan masalah itu ndra...Kembaran lo ini udah ngerusak hidup gue! Nanda! Harga diri! Gue dijelek jelekin sama kembaran lo!" Bentak David.
"Heh!!!! Gue bilang apa adanya ya!!!" Rendra menolak.
"Tapi kesannya lo tuh mau mojokin gue bego!!!!Apalagi sok deket sama Nanda...dulu aja...ilfeel nya minta ampun, sekarang? deketin tanpa rasa bersalah kan?" Ucap David
"Heh!!! cara nebus kesalahan gue ya bahagiain nanda!!! lo aja yang baper tolol!!" Adu Mulut terjadi diantara mereka
"Bahagiain?! Ketua Osis gak becus aja mau bahagiain!! Cewek banyak, Playboy malahan!gak pantes" Bentak David.
"Daripada nolep...sok cool...biar dideketin banyak cewek" Kata Rendra.
"Nan kita pacaran aja yuk!!" Hendra ikut mencari keributan.Nanda yang sedari tadi mengelus dadanya menatap heran ke arah Hendra.
"WOY!!!"
"GAK ADA YANG BOLEH JADIIN NANDA PACAR KECUALI GUE!!" Saut Mereka bersamaan.Nanda hanya menatap pasrah.
"Kalian kenapa...? Bisa kan kalau gak berantem?" Tanya Nanda membuka suaranya.
"Ehheehe....bisa kok nan...david aja yang mulai...." Kata Rendra tersenyum konyol
"Apaan sih?! gak nan...nggak berantem kok cuma Bad Attitude Control of Tongue doang kok" Kata David.
"Sama aja taek!! Sama sama Bacot!" Bentak Hendra.
"Ya santai dong!!! Ngajak gelud babi?!" Teriak Rendra ketika kakinya terinjak berkali kali oleh David dan Hendra.
"Anjing!!! ayo monyet!!" Hendra kepanasan melepaskan kata kata nya.
"Biasa onta!!!" David menghindar dari pukulan Hendra.
Ditengah tengah ajang tinju mereka 2 manusia sedang memperhatikan penuh kepasrahan dan keputusasaan.
"Astaga........aku kira Hendra berguna untuk menenangkan adiknya..." Batin Nanda.
"Semoga kelak cucuku tidak dipertemukan dengan murid jahanam ku....." Batin Pak Jaenab.
####
"Hahaha!!!!! sa ae lo babi!!!" Sikut Rendra masuk ke kelas bersama dengan David yang tertawa disampingnya.
"Lagian....kek gitu amat sama pak botak" David Terkekeh.
"Baikan nih ceritanya?" Sindir Gibran di yang sedang merokok di atas meja.
"Wait....."
"Sejak kapan gue ketawa sama orang kutub utara ini?!!!" Batin Rendra sambil melototkan matanya.
"Tunggu....sejak kapan gue jalan sambil ketawa ketawa sama babi celeng ini?!!" Batin David.Saat membatin pun mereka masih mengejek.
Mereka mengambil jarak cukup jauh dan berjalan biasa seakan tak terjadi apa apa.
KRINGGGG!!!!!!!!!!!!!!
Semua murid duduk di bangku nya menyisakan satu bangku kosong sebelah Rendra yang biasa di duduki Nanda.David juga heran Nanda yang baru saja kelihatan tiba tiba menghilang begitu saja.
"Nev....tau kemana Nanda gak?" Tanya Rendra membalikkan badannya.
"Iya tau gak?" Tanya David kemudian.
"Kata Ibu asuh nya...Nanda ke rumah sakit katanya Nanda muntah darah...." Kata Neva berbicara apa adanya.
"Selamat Siang anak anak!!!" Sapa guru konseling Pak Jaenab yang mengambil jam kosong agar kelas tak ribut.
"Siang pak!!!!"
"Hari ini saya akan menggantikan jam pelajaran...jadi pelajaran bahasa inggris ditiadakan" Kata Pak Jaenab datar.
Pak Jaenab menerangkan kenakalan remaja dan remaja remaja yang tak taat pada aturan yang diberikan sekolah,cocok untuk mereka berdua.Rendra dan David.
"nanda...lo kenapa?"
"lo gak apa apa kan?"
"kenapa bisa muntah darah sih..."
"Ya...jadi bapak ulangi....faktor kenakalan remaja itu.....apa Rendra?" Tanya Tiba tiba Pak Jaenab melihat Rendra yang tengah melamun melihat ke luar jendela
"Rendra" Panggil Pak jaenab sekali lagi.
"Rendra?" Panggil lagi.
"RENDRA!!!!" PANGGIL LAGI!
BUAK!!!!! Penghapus terbang tepat mengenai kepala Rendra.
"Eh---- apa nan?! Ada apa?!" Rendra memanggil nama Nanda
"Non Nan Nan...Saya Jaenab!!!" Bentak Pak Jaenab.
"Oh maaf Nan...eh Pak Jaenab...ada apa ya?" Tanya Rendra kebingungan.
"Keluar sekarang!!!!!" Perintah Pak Jaenab.Rendra tak mengelak ia justru tersenyum puas diusir dari kelasnya.
"Saatnya bolos!!!" Rendra meminta ijin dari kantor BK dengan alasan 'sakit' dan gurunya mengiyakan.
Segera ketika pak jaenab pergi ke toilet untuk menabung Rendra mengambil tas dan pergi begitu saja dari sekolah.
####
Motornya melaju cepat ke arah rumah Nanda.terlihat Nanda sedang melepas sepatu di teras Panti.
"Nanda!!!!!" Panggil Rendra membuka Gerbang tanpa permisi.
"Rendra?" Batin Nanda
"Hei!!!" Rendra duduk disampingnya.Matanya tertuju pada leher nya yang terbalut perban.
"......."
"NANDA!!!! LO KENAPA NAN?!?!!!! LO GAK APA APA KAN?!!! JAWAB NAN JAWAB!!!!!" Saking Paniknya Rendra berbicara sambil menarik narik tubuh Nanda membuat Nanda pusing.
Nanda kembali membuka kertas dan menulis sesuatu.
"Pita suaraku sedang ada masalah...jadi...aku tak bisa bicara untuk beberapa minggu atau bulanan." Tulis Nanda.
"Tadi....kemaren...bulan kemaren...lo bisa bicara ...tapi sekarang gak bisa bicara lagi" Ucap Rendra.
"Apa jangan jangan lo dikira bisu gara gara pita suara lo rusak?" Tanya Rendra terkejut.Nanda mengangguk.
"Aku tak bisa menggunakan suaraku terlalu lama dan terlalu ku paksakan...kalau ku paksakan seperti ini jadinya...." tulis Nanda.Rendra meng-oh kan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely-Aku tulus mencintaimu
Storie d'amoreNandara...panggil saja nanda,Gadis itu cantik,dan murah senyum.. Namun dibalik itu, Nanda memiliki beberapa kekurangan...dari ekonomi,keluarga,bahkan fisiknya. Ya...Ia hanya memiliki satu kaki.Rumor juga mengatakan jika ia bisu karena tak ada satu o...