MAVENDER [CHANHUN]

21.🍂🍂

Selamat membaca^^

.
.
.

.
.
.

Saat ini Yifan tengan mengetuk-ngetuk kan pena pada meja di kamarnya dengan pandangan mengarah pada Chanyeol yang tengah menatap tajam padanya.

Lima menit yang lalu Chanyeol tiba-tiba masuk dan mengunci kamar Yifan dari dalam. Duduk di depannya dengan tatapan sangat mengitimidasi tanpa mengatakan apapun sejak lima menit lalu.

"Apa kau datang hanya untuk diam?"

Chanyeol tetap diam dengan pandangan tajamnya yang terlontar untuk Yifan dan hal itu membuat Yifan jengah. Memilih kembali melanjutkan bacaannya karena besok dia ada ulangan ya walaupun tanpa membaca dia bisa dengan mudah mengerjakan soalnya.

"Apa yang kau maksud dengan perang?"

Yifan mengangkat satu alisnya menanggapi Chanyeol. "Kau tau?"

"Kemarin aku mendengar percakapan mu dengan Jaehyun"

Chanyeol tetap melayangkan tatapan tajamnya pada Yifan. Memang benar jika kemarin dia mencuri dengar percakapan Yifan dan Jaehyun karena Chanyeol sudah sadar saat itu tapi memilih berpura-pura tetap pingsan.

"Sebelumnya aku memenuhi undangan Baekhyun untuk menemuinya"

Tubuh Chanyeol menegang ketika nama orang yang paling dia sayangi hadir dalam pembicaraan ini.

"Dia mengatakan bahwa tidak lama lagi para penyihir hitam dengan beberapa bangsawan akan mengirim surat peperangan"

Di pinggir jembatan sungai Opus Dei berdiri dua orang pemuda yang memiliki tinggi badan sangat jauh berbeda.

Jubah yang mereka kenakan berkibar tertiup angin malam yang tidak terlalu kencang. Mata mereka memandang ke arah timur dimana sungai itu mengalir. Menunggu sang surya terbit dan bisa menikmati kehangatannya.

"Tidak mungkin kau menyuruh ku kemari hanya untuk menikmati angin Baek"

Pemuda yang lebih pendek tersenyum dengan pandangan tetap pada sungai.

"Kau tidak berubah sama sekali.."

Yifan tidak menanggapi apa yang Baekhyun katakan. Dia hanya menunggu berita apa yang akan di sampaikan pemuda pendek itu padanya.