10.🍂🍂

2.1K 230 91
                                    

Selamat membaca^^





















.
.
.

.
.
.

























"Selamat pagi noona"

Sehun mendengus. Namja ini selalu saja membuatnya kesal dengan panggilan 'noona' yang selalu dia ucapkan pada Sehun. Hei! Sehun itu namja dan namja mana yang mau di panggil 'noona'. Walaupun ia seorang submissive tapi tetap saja dia seorang namja.

Memang pagi ini Chanyeol, Sehun, Taeyong, Jaehyun, Johnny, dan Ten duduk di bawah pohon dengan berbagai makanan dan minuman. Yah untuk mengisi perut mereka sebelum jam mereka melakukan sihir.

Guanlin hanya tersenyum dan duduk di samping Sehun. Dia mengabaikan tatapan para namja di depannya. Termasuk tatapan mematikan dari seorang Park Chanyeol. Lagipula Guanlin tidak peduli. Dia duduk santai dan memakan roti yang tadi di belinya.

Johnny menelan makanannya dengan susah payah karena hawa mencengkam di sekitarnya. Sialan sekali Guanlin dengan segala kebodohannya datang dengan santai dan duduk di samping Sehun seperti tidak ada apa-apa. Tidak tau apa jika kedatangannya membuat Johnny tidak bisa menelan makanannya dengan baik padahal perutnya sudah berteriak minta di isi.

"John.." Ten mencolek tangan Johnny dengan jari telunjuknya. Ten berbisik pada kekasih bongsornya itu.

"Apa bocah itu masih bisa bernafas?"

"Mungkin hanya dia satu-satunya bocah yang mengabaikan tatapan Chanyeol"

"Bocah itu sangat berani.. Padahal Chanyeol hyung itu menyeramkan"

"Chanyeol memang begitu.. Aku dan Jaehyun saja tidak berani jika dia marah"

Jaehyun menatap kedua pasangan yang menurutnya berisik di segala tempat itu tengah berbisik dan apapun yang di bicarakan, Jaehyun tidak peduli. Dia hanya merasa risih ketika ada yang saling berbisik Padahal hawa di sana sangat tidak mengenakkan.

"Aw!!.. Yak Jung Jaehyun!!"

"Diam bodoh"

Chanyeol meneguk segelas air putih di depannya dengan mata yang menatap Jaehyun dan Johnny. Chanyeol tidak habis pikir dengan apa yang di lakukan dua temannya itu. Bayangkan saja jika dua dominan itu tengah bertengkar layaknya bocah berusia lima tahun yang berebut sebuah permen.

"Akan ada pertunjukan sihir di sebrang sungai Opus Dei.. Tidak kah kita pergi ke sana?"

Chanyeol mendengus. Kenapa Ten mengatakannya tepat saat ada Sehun di sini. Kekasihnya itu sangat menyukai keramaian seperti ini. Lagi pula darimana kekasih Johnny ini tau segala hal.

"John.."

Johnny merasa dunianya akan runtuh saat itu juga. Ten memandangnya dengan mata yang membuat nyalinya menciut. Jujur saja Johnny ingin musnah saat ini juga. Mendapat tatapan penuh harap dari Ten dan mendapat tatapan mematikan dari Chanyeol.

"Ekhem.. Ten-

"Hyungie.. Kita kesana ya" belum selesai Johnny bicara, Sehun sudah memberikan tatapan memelasnya pada Chanyeol.

Chanyeol menatap datar pada Johnny yang sekarang nyengir ke arahnya. Sungguh wajah bodoh Johnny membuat Chanyeol ingin memukul wajahnya itu. Menghembuskan nafas pelan lalu menatap lembut kepada Sehunnya. "Apapun untuk mu baby"

MAVENDER [CHANHUN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang