2. Sasaran Empuk

725 182 51
                                    

"Little princees."


Suara sambutan hangat yang sangat dirindukan oleh Amel sekarang terdengar. Amel memang berharap bisa mendengar suara itu lagi, tapi tidak dalam keadaan seperti sekarang.

"Kangen," bisik Amel yang sekarang sudah memeluk Kakaknya dengan erat.

"Gue juga."

"Izan, kamu nggak kangen juga sama Ayah?" Tanya Ayah yang baru saja selesai mengeluarkan beberapa koper dari dalam bagasi mobil.

"Kangen dong, tapi sekarang Izan lebih kangen sama ini anak," balas Izan yang sekarang mengelus kepala belakang adiknya, Amelia.

"Kangen dong, tapi sekarang Izan lebih kangen sama ini anak," balas Izan yang sekarang mengelus kepala belakang adiknya, Amelia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Dasadarma. Sekolah baru yang akan Amel tempati sampai setengah semester ke depan. Sekolah baru yang Amel pilih untuk melupakan masa lalu, atau lebih tepat di sebut pelarian. Mungkin sebagian orang berharap mendapat kisah asmara yang indah di masa putih abu ini, tapi tidak dengan Amel. Sudah cukup sekali bagi Amel merasakan kecewa, dan Amel tidak pernah berniat mengalaminya lagi.

Sekolah baru, kehidupan baru. Tidak ada yang menarik di mata Amel sekarang. Yang namanya sekolah tetap saja sama.

Tidak bisakah waktu istirahat pertamanya dihabiskan seorang diri saja? Kenapa teman sekelasnya ini malah mengelilinginya dan bukan malah pergi ke kantin? Amel kesal, tapi tidak memiliki tenaga untuk berteriak dan mengusir mereka semua.

"Amel, kenalan kuy," celoteh seorang murid laki-laki sepertinya keturunan blasteran Indo dan luar karena wajahnya yang sedikit berbeda.

Amel hanya terus menutup matanya sambil mendengarkan OST Hotel Del Luna lewat earphone yang dipakainya. Kepalanya yang ditopang oleh sebelah tangan membuatnya semakin tenggelam dalam alunan lagu berjudul good bye. Seolah lagu yang sedang didengarnya kini sangat mewakali isi hatinya yang tidak bisa diungkapkan. Biasalah, lagu galau untuk manusia yang juga sedang galau.

"Mampus dicuekin," ucap temannya.

"Berisik lo pada. Muka pas-pasan jangan so keras," ucap yang lain.

Sebenarnya Amel mendengar pembicaraan mereka semua, tapi Amel memilih untuk mengabaikan saja karena suasana hatinya sedang buruk. Tapi semakin dibiarkan mereka semua semakin menjadi. Amel membuka matanya, jika di mode slowmo mungkin akan sangat indah. Tapi sayang, ini dunia nyata, bukan dunia animasi atau wattpad yang bisa di mode slowmo.

"Kalian semua bisa pergi? Gue lagi nggak mau diganggu," ucap Amel pelan tapi menusuk di akhiri senyumannya yang tampak menakutkan.

Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang