13. Sisi Lemah

120 19 5
                                    

"Mel! Katanya Vivi masuk rumah sakit?" Tanya Delan.

Ardi dan Arka menatap penuh tanya pada Amel.

"Iya."

"Serius? Kenapa?"

Padahal tadinya gue cuma mau bikin Lo sadar, tapi karena udah terlanjur gini nggak ada pilihan lain selain bikin Lo dikeluarin dari sekolah, Indah.

"Dahi Vivi kena lempar ponsel."

"Hah? Kok bisa?" Tanya Ardi tercepat.

"Gue nggak yakin Lo semua percaya atau nggak, tapi Indah yang lakuin," ujar Amel.

"Indah?" Tanya Delan mengerutkan dahinya.

Amel mengangguk.

"Lo nggak salah sebut nama? Indah yang ada di pikiran gue itu anak sekelas kita," ucap Arka.

"Indah yang gue maksud juga yang itu," jawab Amel.

"Gue mau ke rumah sakit dulu sebelum pulang, Lo semua mau ikut?"

"Boleh. Lo nggak dijemput 'kan? Mau bareng gue?" Tawar Delan.

"Iya, gue bareng Lo aja," jawab Amel sambil menatap Delan.

"Lo bertiga duluan aja ke bawah, gue mau beresin buku dulu," ucap Amel.

"Kita duluan," putus Ardi yang merangkul Arka.

"Kenapa Lo nggak pergi?"

Delan duduk di meja dekat kursi Amel.

"Lagian Lo nggak akan lama, gue tungguin aja."

"Yaudah."

Amel beranjak dari kursinya menuju kursi Vivi dan membereskan barang milik Vivi.

"Gue masih bingung, sebenernya kenapa Indah sampe berani lukain Vivi? Gue selalu sekelas sama dia dari dulu, walau nggak deket sama Indah tapi gue tahu kalau dia anak baik."

"Gue cerita nanti aja deh, kalau cerita sekarang keburu sore, keburu kakak gue pulang. Mau Lo dimarahain kak Izan?" Tanya Amel.

Delan menggelengkan kepalanya cepat.

"Makanya, kita berangkat dulu."

Amel membawa serta tas Vivi keluar dari dalam kelas bersama Delan menyusuri koridor. Mereka berdua berbincang tanpa memperdulikan siswa lain yang juga berjalan di dekat mereka.

Amel terdiam ketika berada di area depan sekolah. Tangan Amel yang memeluk tas Vivi melemas hingga membuat tas terjatuh. Delan sigap menangkap tas Vivi.

 Delan sigap menangkap tas Vivi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang