23. Datang Kembali

29 8 0
                                    

Pagi sekali Vivi dijemput pulang oleh bundanya. Amel sekarang sedang memakai sepatunya. Hari ini Amel tidak akan sanggup jika harus mengendarai sendiri mobilnya.

"Jalan sebentar abis itu naik bus aja," gumam Amel.

Amel mengunci gerbangnya kemudian berjalan perlahan. Kakinya masih cukup sakit sekarang ini. Kenapa Amel merasa jarak halte sangat jauh? Padahal biasanya hanya berjalan sepuluh menit saja sampai.

"Ada apa sih di belakang rumah kaca?" Gumam Amel yang sekarang sedang menunggu bus datang.

Tid

"Naik, kuy!"

Amel menatap pengendara motor yang yang berhenti di depannya.

"Delan?"

"Vivi ngasih tahu, katanya kaki Lo sakit, gue jemput ke rumah udah nggak ada."

"Padahal nggak usah jemput juga nggak masalah, gue bisa naik bus."

"Karena gue udah di sini, mending sama gue aja. Buruan naik."

Amel terkekeh dan kemudian mendekat ke arah Delan. Jangan berharap Delan memakaikan helm pada Amel, karena itu tidak mungkin terjadi. Delan dan Amel hanya sebatas teman.

"Kaki Lo kenapa emang?" Tanya Delan.

"Jatuh waktu manjat pohon."

"Ngapain Lo manjat pohon? Nyolong mangga tetangga?" Gurau Delan.

"Nggak anjir! Kalau cuma beli mangga gue masih mampu, ngadi-ngadi Lo."

"Bercanda doang, Mbak. Emosian banget."

Delan memarkirkan motornya kemudian turun lebih dulu.

"Woy! Kalau gue jatuh gimana?!"

"Nggak bakalan, cepet turun."

Delan mengulurkan tangannya dan membantu Amel turun dengan hati-hati. Kali ini Delan membungkuk dan membuka helm Amel.

"Gue bisa sendiri kali," ucap Amel.

"Dibantuin tuh bilang makasih," tegur Delan.

"Yaudah, makasih."

"Nggak ikhlas kayaknya?"

"Hahaha, emang!" Jawab Amel.

"Hari ini jangan keluar kelas waktu istirahat, pulangnya juga nanti gue antar," ucap Delan.

Delan meletakkan sebelah tangan Amel pada bahunya untuk membantu Amel berjalan lebih baik.

"Terus gue makan apa dong?"

"Kasih tahu gue aja, nanti gue bawain ke kelas Lo. Kita makan bareng."

"Emang Lo mau anterin?" Tanya Amel.

"Maulah!"

"Ikh, kok Lo baik ba...."

"Kan kalau ngantar makanan ke kelas Lo gue bisa dapat ongkir tuh, lumayan buat beli Boba."

Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang