02 : Komandan ganteng

366 53 21
                                    

Pagi hari, Gyuri dan Byungchan

Gyuri mengetik pesan cepat di ponselnya, mengirimkan pesan untuk Byungchan yang sedang bertugas.

"Chan, lo lagi dinas? Lo piket apa?"

Beberapa detik kemudian, balasan dari Byungchan muncul.

"Malem. Napa, bawel amat."

Gyuri mencibir sambil mengetik cepat.

"Dih, jahat banget!!!"

Pesan berikutnya datang dengan cepat, singkat seperti biasa.

"Kenapa sih, buruan ngomong."

Gyuri menggigit bibirnya sebentar sebelum membalas.

"Gue kayaknya lembur parah nih. Kalo gue pulang subuh, gue nebeng balik sama lo ya. Boleh kan? Makasih ya, Can."

Setelah beberapa detik, Byungchan hanya membalas dengan singkat.

"Serah lu lah, anjirr."

Kantor Gyuri memang nggak terlalu jauh dari pangkalan militer tempat Byungchan bertugas. Jadi, kalo pulang malam atau subuh, Gyuri sering nebeng pulang sama Byungchan. Mereka udah temenan lama sejak SMA, walaupun dulu nggak terlalu akrab karena Byungchan lebih sering jaga jarak dari temen-temen ceweknya. Apalagi waktu itu dia lagi serius sama pacarnya. Tapi... nggak usah bahas soal mantannya lagi, lah.

Di suatu pagi, Seungwoo, senior Byungchan di pangkalan, menghampirinya sambil membawa undangan pernikahan yang dihiasi pita.

"Chan, nih undangan buat kamu." Seungwoo menyodorkan amplop indah itu dengan senyum.

Byungchan mengangkat alis sambil menerima undangan tersebut. "Wah, akhirnya nikah juga, Mas," katanya dengan nada bercanda.

"Iya, lah. Masa Wooseok anaknya udah satu, saya masih jomblo aja," Seungwoo tertawa sambil melirik Byungchan.

Byungchan ikut tertawa. "Pas banget, Mas," balasnya sambil mengangguk.

Tiba-tiba, Sunho, teman mereka, muncul dari arah belakang.

"Wah, udah mau nikah aja nih," goda Sunho.

"Iya lah, kamu aja udah nikah dua kali, masa aku nggak nikah-nikah," Seungwoo menggeleng sambil tertawa.

Byungchan dan Sunho ikut tertawa, menyambut candaan Seungwoo dengan senyum lebar.

"Chan, nanti datengnya sama pacar, kan?" tanya Seungwoo.

"Hah? Pacar siapa, Mas?" Byungchan mengerutkan dahi, bingung.

"Itu, yang sering kamu anterin pulang," Seungwoo menjelaskan sambil menyipitkan mata, seolah mencoba mengingat detailnya.

Sunho tiba-tiba menyela, dengan nada sok misterius, "Oalah, itu yang senyumnya kayak anak anjing, ya?"

Byungchan tertawa kecil, geleng-geleng kepala. "Aduh, kok kayak anak anjing. Itu temen doang, Mas. Temen dari SMA," jelasnya dengan nada santai.

"Oh, tak kira pacar sejak SMA," Seungwoo tersenyum iseng. "Dulu kan kamu pernah cerita punya pacar dari SMA, kan?"

Byungchan diam sejenak, matanya menerawang, mengingat sesuatu dari masa lalu.

"Iya, dulu sih punya pacar dari SMA..." katanya pelan.

Hening sejenak.

"...tapi sekarang udah nikah sama orang lain, hehe."

Dini hari jam empat, Byungchan menunggu di depan kantor Gyuri untuk menjemputnya. Saat Gyuri keluar dan melihat mobil yang dibawa Byungchan, dia langsung mengangkat alis heran.

"Lah, mobil siapa nih?" tanya Gyuri begitu naik. "Biasanya lo bawa motor, kan?"

Byungchan tersenyum kecil sambil menyalakan mesin. "Mobilnya Mas Seungwoo. Tadi dia buru-buru pulang, motor gue dibawa dulu," jelasnya santai.

Gyuri memasang wajah manja. "Chaaan, laper. Ayo makan dulu," pintanya sambil menggoyangkan bahunya sedikit, memelas.

"Ogah, gue ngantuk," balas Byungchan sambil mengucek matanya, matanya yang masih berat.

"Heh, jahat amat. Gue laper, tau!" omel Gyuri sambil memutar bola matanya.

Byungchan hanya menghela napas panjang, menahan kantuk yang makin berat. "Kenapa nggak pesen makanan online aja?"

"Nggak sempet. Gue sibuk banget, tau," jawab Gyuri, merajuk.

Byungchan meliriknya sekilas sambil menahan senyum. "Yaudah, minta ke Changmin aja."

Gyuri mendengus. "Gue lagi putus sama Changmin, tahu."

Udah kesekian kalinya Gyuri putus-nyambung sama Changmin, sampai Byungchan sendiri udah nggak bisa bedain mereka lagi pacaran atau lagi putus.

Byungchan menghela napas lagi sambil melihat ke arah bangku belakang. "Tuh, coba liat di belakang."

Gyuri menoleh ke kursi belakang dan matanya langsung bersinar melihat bungkusan nasi dan ayam dari restoran favoritnya.

"Udah gue siapin. Udah tau lo pasti ngajakin makan pas gue lagi capek," ucap Byungchan sambil tersenyum kecil.

Gyuri langsung tersenyum lebar, nyengir sambil mengambil makanan di kursi belakang. "Huuuh, lo emang yang terbaik! Tau gitu dari dulu udah gue tikung lo dari Yulhee."

Mereka tertawa kecil, dan Gyuri mulai makan dengan lahap sambil sesekali nyuapin Byungchan yang sibuk nyetir.

Setelah beberapa saat hening, Byungchan tiba-tiba membuka mulut dengan nada bercanda.

"Ri, kalo gue yang nikung lo dari Changmin gimana?"

Gyuri langsung tersedak lemon tea yang lagi diminumnya, sambil melotot kaget ke arah Byungchan.

***

Di pangkalan militer

Di tengah hari, Seunghyun, atasan Byungchan, sedang mengawasi pelatihan anak-anak didik bersama Taeyang. Para rekrutan muda sibuk berlatih strategi dan bertarung di lapangan, sementara Seunghyun sesekali memberi arahan.

"Batch tahun ini lebih bagus dari yang kemarin. Kebanyakan udah dari SMA Taruna," kata Taeyang sambil mengangguk mengamati peserta.

Seunghyun mengangguk, menunjuk salah satu rekrutan. "Iya, yang namanya Kang Minhee itu lumayan bagus."

"Byungchan nggak lo masukin pasukan khusus aja?" tanya Taeyang penasaran.

Seunghyun tertawa kecil. "Gue sih terserah dia. Tapi katanya dia takut kualat sama bundanya. Udah janji nggak masuk pasukan khusus."

"Cari bunda baru lah buat anak-anak," goda Taeyang sambil menepuk bahu Seunghyun.

"Aduh, tiap hari gue disuruh gitu mulu. Emang pada janjian apa?" Seunghyun menggeleng sambil tertawa kecil.

Di tengah obrolan mereka, Johnny, salah satu rekan mereka, mendekat dan memberi hormat pada Seunghyun.

"Selamat pagi, Ndan."

"Pagi. Ada apa, John?" jawab Seunghyun.

Johnny menjelaskan, "Ini soal program bela negara di Universitas A. 15 pelatih cukup nggak, Ndan?"

"Cukup, tapi pastikan satu hal," jawab Seunghyun sambil berpikir.

Johnny menatapnya penasaran. "Pastikan apa, Ndan?"

"Pastikan yang ikut ganteng-ganteng, biar cewek-cewek pada semangat," jawab Seunghyun sambil terkekeh.

Johnny tertawa. "Saya ikut, Ndan?"

Seunghyun mengangkat alis, meliriknya. "Ganteng dan jomblo, John. Kamu udah nikah, nggak usah macem-macem."

Johnny tertawa lebih keras, salut. "Siap, Ndan!"

Seunghyun tersenyum kecil. "Tapi masukin nama gue di list, ya."

Johnny mengerutkan kening, bingung. "Lah, Ndan ikut kenapa?"

"Gue kan ganteng dan single. Kenapa nggak?" jawab Seunghyun sambil pasang pose keren, membuat Johnny terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

Choi FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang