Mama sama Mami kemana ya, kok gak ada dirumah? Apa udah balik kerumah masing2?
Hm ntahlah, sekarang gue pengen masak karena udah lapar juga.
Selesai masak gue naruh makanan di atas meja dan manggil Chen buat makan.
Gue masuk ke dalam kamar mendapati Chen yang lagi main laptopnya di atas kasur.
"Chen, jadi mau makan gak?"
"Hm"
Yaudah gue langsung kembali lagi ke dapur.
Gue menyendoki nasi seorang diri, hampa banget rasanya makan sendiri apa apa sendiri. Sampai gue meneteskan air mata tanpa sadar, apa gue gak berguna buat orang lain sampai segininya.
"Hey, kenapa nangis?" Tanya Chen yang tiba tiba datang
Gue ngegeleng.
"Aku serius, kamu kenapa?"
"Gak ada apa apa, kalau mau makan, makan. Kalau mau buang, yaudah buang aja. Aku gak selera makan aku ke kamar." Ucap gue yang berdiri karena udah gak tahan mau nangis sekencang kencangnya
Tiba tiba tangan gue ditahan sama Chen.
"Kamu kenapa? Karena aku telat datangnya buat makan? Tadi aku selesaikan bentar kerjaan. Maaf"
"Udah aku bilang gak kenapa napa. Lepasin"
Chen berdiri dan meluk gue lagi. "Kamu kalau ada apa apa cerita sama aku, aku tau kamu gak mau kan makan sendiri. Iya aku minta maaf lain kali aku gak bakalan biarin kamu makan sendiri. Duduk dan makan ya" Ucap Chen sambil ngelus punggung gue
"Aku kaya gak berharga, apa apa sendiri. Biasanya aku dirumah kalau masak ada mama yang makan masakan aku, ini aku sendiri sekarang kamu sibuk sama pekerjaan. Aku tahu kita bukan diikatkan sama cinta tapi setidaknya hargailah Chen. Kalau kamu gak mau ini lanjut aku siap ngomong sama Mama Papa supaya hubungan ini gak lanjut. Aku takut aku gak kuat"
Chen ngelepas pelukannya dan megangin kedua pundak gue.
"I love you"
Gue yang nunduk langsung naikin kepala gue buat natap Chen.
"Aku cinta kamu Del. Aku gak tau lagi mungkin emang salah aku buat kamu gak betah kaya gini, tapi perasaan ini muncul aku gak bisa kalau lihat kamu dekat dekat sama cowo lain, aku gak bisa lihat kamu nangis begini, aku mohon kamu jangan pernah merahasiakan apapun yang aku gak tau"
Setetes demi setetes air mata gue jatuh, dan dilap pakai tangan Chen.
"Aku mohon, kamu balas cinta aku."
Gue meluk Chen. "Aku gak tau semenjak kamu meluk aku kaya gini, aku merasa nyaman dan aman berada di pelukan kamu Chen. Dan kamu tau perasaan itu tiba tiba muncul aku gak mau rasanya melepasmu. Kamu mau janji kalau kamu bakalan selalu ada buat aku?"
"Iya aku janji bakalan selalu ada buat kamu."
Gue pun ngelepas pelukan Chen dan balik duduk di meja makan.
"Jadi boleh dong aku manggil sayang sekarang?" Ucap Chen terkekeh
Gue gak ngegubris pertanyaan Chen tadi gue masukin aja makanan ke dalam mulut gue.
Selesai makan gue langsung ngangkat piring buat gue cuci habis itu gue mau mandi dan langsung tidur.
Chen daritadi ngeliatin gue yang nyuci piring, siapa sih yang gak risih diliatin gitu terus.
"Kenapa liatin?"
"Emang kenapa kalau ngelihatin sayang? Salah ya?" Tanya Chen dengan nada diimut imutin
Tolong hambaaa, kenapa ini Chen manggil gue sayang mana di imut imutin pulaaa pengen digemeshin.
"Ya akunya risih"
"Kok risih? Kan sama suami sendiri gak boleh gitu"
"Kan belum suami wk"
"Nikah sekarang mau?" Tanya Chen
"Astaga Chen apaan sih!"
"Jadi, gak ada lagi ya yang namanya perjanjian. Sekarang kita mulai mencintai satu sama lain. Oke?"
Gue ngangguk dan memberikan senyuman sebagai balasan Chen.
Grek
Tiba tiba Chen meluk gue dari belakang.
"Belajar mencintai sama sama aku akan berusaha membuat kamu bahagia dengan apapun caranya"
Gue megang tangan Chen yang tangan nya udah di perut gue. "Aku harap begitu"
"Selesai!" Ucap gue karena udah selesai cuci piringnya.
"Chen lepaslah, udah selesai ini"
"Gak mau" Ucap Chen manja
Lah kok gemesin?
"Hkm kayanya ada yang lagi mesra mesraan nih!"
"Chen! Mami sama Mama!"
"Biarin aja."
"Chen lepas gak!?"
Akhirnya dilepas juga sama Chen.
"Eh Ma , Mi kirain tadi udah pulang kerumah" Ucap gue
"Kenapa pengen banget Mama sama Mami pulang biar mesra mesraan? Yaudahlah ya kalian percepat aja tanggal nikahnya biar Mama sama Mami dan Papi kalian dapat cucu" Ucap Mami
"Pengen Chen sih gitu Mi"
"Yaudah percepat aja, gimana bulan depan?" Tanya Mami
"Boleh Mi, Chen setuju aja."
"Mi, apa gak terlalu cepat? Adel masih kuliah Mi"
"Del, kamu tenang aja. Kamu keluar dari kuliahan kamu gak merubah hidup kamu kok. Kamu tetap bahagia dan gak jatuh miskin sayang, Soalnya Chen udah megang perusahaan Papi nya."
"Hah? Chen udah megang perusahaan Papi? Bukannya Chen bakalan tetap ngajar di kampus ku ma?"
"Gak kok sayang, ini Chen udah mami suruh ngajuin surat pengunduran diri tapi katanya ntar dulu, kalau kamu lihat Chen sibuk kerja itu lagi ngurusin perusahaannya"
Lah? Jadi dia sibuk tadi gara gara kerjanya yang di perusahaan?
Gue langsung natap Chen buat minta penjelasan. Eh tapi untuk apa penjelasan semua kan udah jelas.
"Nanti aku jelasin" Bisik Chen
"Ma sama Mami, Chen sama Adel ke kamar dulu ya pengen istirahat soalnya Cape habis dari kampus" Ucap Chen
"Yaudah, Mami sama Mama kesini sekalian pamit mau pulang, soalnya Papi sama Papa kalian suruh pulang" Kata Mami
"Oh gitu, yaudah hati hati Mi Ma"
Gue langsung mencium Mama sama Mami.
Dan gue sama Chen ngantar Mami sama Mama kedepan pintu rumah. Setelah mereka hilang dari pandangan kita kitapun langsung masuk.
"Hkm, jadi aku pindah kamar lagi gak?" Tanya Chen
"Terserah" Ucap gue
Chen megang pipi gue. "Kok terserah sih? Emang gak mau tidur aku peluk?"
"Ih apaan Sih, emang siapa yang mau dipeluk?"
"Mau aku ulang gak kata kata kamu tadi yang bilang aku itu pelukan ternyaman kamu?"
"CHENN IH!! NGESELIN BANGET!"
Chen terkekeh ngelihat gue udah kaya kepiting rebus karena ulahnya membuat gue malu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Lecturer
FanfictionMempunyai Dosen tampan siapa yang tidak mau? Tapi percuma kalau tampan kalau ternyata ngesalin minta ampun kalau bukan karena dosen udah gue nikahin dia wkwkw. Enjoy