28

741 28 1
                                    

Sekarang gue dan Chen sudah sampai di rumah. Gue langsung masuk aja karena gue rindu sama rumah ini.

"Jongdae, aku masuk ya?"

"Hm? Kamu manggil aku Jongdae? Kenapa?"

"Aku mau suasana berubah aja, aku ga pantas manggil kamu Chen seperti tidak sopan"

"Sayang, kamu bisa panggil aku apa aja tidak perlu takut"

"Aku hanya ingin manggil kamu dengan sebutan nama baru, apa tidak boleh?"

"Tentu saja boleh, kenapa aku tidak membolehkan nya? Kau Istriku"

"Ya! Kita belum menikah!"

"Kita akan segera menikah sayang, tunggu saja" Ucap Jongdae sambil memegang Kedua tangan gue

Sekarang gue lagi nyiapin makanan buat Jongdae, gue rindu banget masak di dapur ini. Gue mencium aroma dari rumah ini.

"Jongdae, masakan sudah siap, ayo makan" Ucap gue sembari berteriak karena Jongdae lagi di depan TV

Akhirnya dia datang dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya.

"Aku merindukan masakanmu"

Gue langsung aja menyendoki nasi ke piring Jongdae, dia makan dengan lahap seperti tidak pernah makan.

"Ya, Jongdae. Makanlah perlahan"

"Kalau perlahan aku akan cepat kenyang, aku ingin makan banyak banyak"

Senyum terukir di wajah gue semenjak Jongdae membuat gue menjadi terbawa sampai ke langit.

Tok

Tok

"Siapa?" Tanya gue

"Aku bukain bentar" Ucap Jongdae

Gue masih memasukan beberapa nasi ke dalam mulut dan tiba tiba badan gue langsung ditarik ke dalam pelukan terhangat dan ternyaman sebelum Jongdae.

"Mamaa" Ucap Gue terisak dan mama juga nangis

"Sayang, mama kangen banget sama kamu. Kamu gak apa apa kan?" Ucap mama

"Ma, Adel gak apa apa untungnya ada orang baik yang mau nolongin adel."

"Siapa dia? Kita perlu kesana! Dan kita perlu membayar dia" Ucap Mama

"Iya Ma, sepertinya aku akan kesana untuk berterimakasih lebih ke dia"

Mama menatap gue dengan tajam layaknya Chen yang menatap intens.

Tiba tiba Mama mencium kening gue. "Mama kangen banget sama kamu, kalau kamu gak ada waktu itu mama gak tau lagi hidup mama udah kaya gimana"

"Ma ini semua berkat doa mama dan keluarga Adel bisa selamat."

Gue melihat Papa dan Bang Sehun yang berdiri mematung di depan pintu.

"Ma, papa dan bang sehun kok gak kesini?" Ucap gue

"Kamu samperin tuh, kamu tau? Papa kamu kena serangan jantung pas tau berita kamu"

Gue langsung aja berlari dan membuka lebar tangan gue bersiap untuk memeluk Papa. Dengan sigap papa menerima dan memeluk gue dengan erat.

"Papaaaaa, Adel rinduuu"

"Papa juga sayang, papa juga sayang rindu sama Adel" Ucap Papa

Dan gue melepas pelukan Papa, Papa langsung mencium kening gue.

Gue melihat ke arah Bang sehun yang sudah meneteskan air mata.

"Abang? Ini abang Adel kan?"

Tiba tiba Sehun langsung menarik gue ke dalam pelukan nya.

"Kamu jangan main main dek! Kamu tau khawatirnya abang sama kamu?! Abang tuh khawatir banget sama kamu!" Ucap Sehun

Gue langsung tertawa dengar Sehun begini, tidak biasanya hahaha

"Bang, gausah Lebay!"

"Lebay lebay, kepalamu!"

"Anjir! Wkwkw"

Selesai acara kangen kangenan Mama Papa Bang Sehun pulang Ke Hotel karena rumah Mama yang disini sangat kotor karena jarang ditempati.

"Kau tidak tidur sayang?" Ucap gue sembari melihat ke arah jongdae yang sedang menonton

"Apa? Sayang? Woah! Aku suka itu!"

"Jangan Berlebihan Jongdae-ya!"

Chen langsung mengangkat badan gue mengendong ala bridal.

"Ya! Chen! Lepaasinnnnn!!"

"Aku gak mau"

"Kau tidak mau kan kalau malam pertama kita tanpa menikah?" Ucap gue

Chen seketika terdiam dan menatap gue.

"Betul, aku tidak akan melakukan nya. Aku tidak sabar untuk malam pertamaku. Ayo sayang tidur"

Astaga! Pengen ngakak ajaaa

Gue akhirnya tidur di pelukan Chen nyaman banget ini benar benar membuat aku tidur lelap.

Keesokan harinya, hari ini pertemuan keluarga gue dan keluarga Chen untuk membahas rencana pernikahan.

Keluarga Chen setuju kalau pernikahan dimajukan sedangan keluarga gue lebih setuju kalau pernikahan lebih dimajukan. Astaga

Akhirnya sudah mengambil keputusan, mereka sendiri yang ngambil keputusan kalau Gue dan Chen akan menikah 3 hari lagi. Itu sangat sangat cepat!

"Semua, tapi apa ini tidak terlalu cepat?" Tanya gue

Chen mengelua punggung gue.

"Sayang, apa lagi yang mau ditunda?" Ucap Mama

"Yaudah oke, aku ikut"

Chen tersenyum sambil mengelus telapak tangan gue.

Untuk semua persiapan sudah karena ada Tante gue yang ngurus semuanya. Mulai dari gaun hingga ke undangan. Kita layak raja dan ratu tinggal duduk dan sah.

"Jongdae, apa kita harus begini? Kenapa kita tidak bersiap siap? Seperti membeli cincin?"

"Kau mau mencari cincin sendiri sayang?"

"Iya aku mau, aku gak mau semuanya mama papa mami papi yang mengaturnya."

"Yaudah ayo kita membeli Cincin."

Sekarang gue dan Jongdae lagi jalan ke toko perhiasan gue mencari cincin yang masuk ke dalam hati gue.

"Ini bagus?" Tanya gue

"sangat indah kalau digunakan di jari indahMu sayang" Ucap jongdae

Sejak kapan Jongdae pintar gombal! Siapa yang ngajariinn!

"Gayamu Kim Jongdae! Yasudah aku pilih ini"

Setelah gue dan Jongdae memilih Cincin kita akan segera makan siang tapi nyatanya tidak jadi ada urusan penting di kantor yang membuat Jongdae putar arah.

"Aku naik taxy aja hm? Aku tidak ingin menganggu pekerjaanmu"

"Aku merasa tidak terganggu, maka kalau kamu ada di sampingku aku akan semangat bekerja sayang"

Blush

Nasib punya suami tukang gombal ya gini.

Awal awal aja cuek, dingin eh udah begini aja keluar semua sifat aslinya

TBC

Handsome LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang