Tak Kenal Maka Tak Sayang

4.5K 297 75
                                    

Sheila Jasmine Kirani

"Jutek banget muka lo, La

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jutek banget muka lo, La."

Itu adalah kalimat yang biasanya akan dilontarkan oleh orang-orang tiap kali bertemu gue entah dalam occasion apa pun, di manapun.

Perlu digaris bawahi di sini kalo memang default set seorang Sheila adalah muka bodo amat yang sepaket dengan sikap acuh tak acuh gue. 

Dari kecil, gue familiar dengan nasihat nyokap yang mengajarkan gue untuk jadi mandiri dan nggak boleh bergantung sama orang lain. 

"Perempuan itu memang kodratnya ikut laki-laki, Sheila. Tapi, jangan sampai kamu jadi perempuan yang cuma bisa mengandalkan mereka, terus ujungnya kamu malah disakiti karena terlalu lemah dan bergantung."

Begitulah bunyi kalimat dari Mama sebelum beliau meninggal, yang masih gue ingat sampai sekarang. 

Seakan belum cukup dijejal fakta kalau gue ini nggak anggun sama sekali, pekerjaan gue sebagai seorang Front Office Manager di sebuah hotel bintang lima mau tidak mau membuat gue sering sakit kepala. 

Pada akhirnya, gue jadi sering menghabiskan akhir pekan gue untuk sekadar clubbing atau karaoke, bareng temen-temen satu circle gue yang juga nggak jauh beda kondisi mentalnya.

FYI, gue memang nggak suka pake aku-kamu ketika mengobrol dengan siapa pun. Kecuali kalau itu dalam lingkup pekerjaan di mana harus menggunakan bahasa formal, gue lebih memilih memakai saya-Anda. Dan once again, gue jadi dikatain makin galak sama semua orang. 

Cuma anehnya, ketika gue berhadapan sama satu orang –cuma orang ini aja yang bisa begini dan gue nggak tahu kenapa– Sheila yang kata orang-orang galak dan jutek bisa menjadi Sheila yang lain. Sheila yang berbeda dari apa yang mereka duga.

Namanya Senja. Gue lebih suka memanggil laki-laki itu memakai nama belakangnya karena memang itu yang paling gampang. 

Fun fact, gue benci huruf 'R' karena gue punya kesulitan pengucapan. Cadel, kalau orang bilang. Jadi, ketika Senja –yang saat itu babak belur karena kena bully kakak kelas– mengenalkan dirinya memakai nama lengkap, gue langsung berinisiatif untuk memanggilnya Senja aja. Biar beda, dan biar gampang. 

Rajendra Purnama Senja. Tuh kan, nama pertama sama nama tengahnya ada huruf 'R'. Jadi, walaupun kata teman-teman nama Jendra terdengar lebih keren, gue bakalan stuck di Senja. 

Luckily, orang yang bersangkutan sama sekali nggak pernah protes dan malah cengar-cengir setiap kali gue memanggil namanya.

Rajendra Purnama Senja

Rajendra Purnama Senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja Untuk Sheila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang