2. Klarifikasi Masa Lalu

1.6K 264 67
                                    

Sheila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sheila

Jujur saja, gue masih belum percaya sama apa yang gue lihat sekarang ini.

I mean, is this person really Senja? Rajendra Purnama Senja? Yang dulu teriak-teriak alay waktu gue kerjain pakai laba-laba mainan?

Sumpah demi apa pun, gue nggak ngerti kenapa dalam jangka waktu dua belas tahun saja, Senja bisa jadi seberbeda ini.

Sementara gue, ya gue masih begini-begini aja. Nggak banyak perubahan yang terjadi di diri gue selama dua belas tahun belakangan.

"Sel?"

Suara Senja menyadarkan gue dari pikiran yang tadi sempat melayang-layang.

"Hah? Kenapa Sen?"

Sekarang, kami sedang berada di dining room karyawan, menghabiskan sisa makan siang yang entah kenapa terlihat tidak begitu menggugah selera.

"Lo ngelamunin apa sih?" tanya Senja, sambil menyingkirkan potongan-potongan cabai di piringnya.

Oh iya, Senja nggak suka pedas.

"Mikirin lo." Gue menjawab tanpa berpikir sama sekali.

Senja mengernyit. Detik berikutnya laki-laki di depan gue ini malah tertawa.

"Gue tahu kok, lo pasti heran banget kan, sama perubahan gue sekarang?"

Karena tebakan Senja seratus persen akurat, gue mengangguk sambil sedikit meringis.

"Kok lo bisa beda banget gini?" tanya gue pada akhirnya.

Senja meminum air putih yang berada di dalam gelasnya dalam sekali teguk sebelum kedua matanya menatap gue lamat-lamat.

"Nggak ngerti gue. Mungkin ini kali ya, yang dinamakam puberty hits me like a truck," ucap laki-laki itu sambil terkekeh geli.

Ternyata selera humor Senja masih sama saja. Jayus.

"Gue sempet curiga tadi kalau lo oplas."

Mata Senja membulat seketika begitu mendengar ucapan gue yang terdengar asal.

"Ngawur aja!"

"Ya kirain. Soalnya lo kan dulu—"

"Item, dekil, kurus kering." Senja memotong ucapan gue persis seperti apa yang ingin gue utarakan.

"Nah, itu dia."

"Sumpah Sel, di antara banyak kemungkinan kenapa lo malah ngira gue oplas sih?" cerocos Senja, tidak terima dengan opini asal-asalan yang gue lontarkan.

"Nggak gitu, maksud gue tuh... ya lo jadi ganteng begini kan gue mikirnya cuma ke sana doang, Sen."

Mata Senja berbinar. Apa gue salah ngomong? Kok dia jadi kelihatan happy banget?

Senja Untuk Sheila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang