Kami berdua disambut hangat oleh orang tua Vina bahkan langsung memeluk Arsen dan membawa Arsen masuk kedalam untuk membiasakan diri
"Mas ikut aja kedalam sama Arsen"ucap Vina sambil membimbingku kedalam
Rumah kecil yang nyaman ditinggali dan tampak Arsen yang langsung nyaman berada disini, aku menatap wajah adik-adik Vina yang selalu tersenyum bahkan sang ibu tampak sabar menghadapi mereka semua
"Maaf kalau ramai kaya gini,nak"ucap ibu menatapku
Aku hanya tersenyum "maaf merepotkan menitipkan Arsen disini,bu"
Ibu menggeleng "gak papa lagian kami bantu Amel yang selalu baik dengan kami"ucap ibu "kamu yang sabar juga ya"sambil menepuk bahuku pelan
Aku mengangguk sebagai jawaban atas ucapan ibu, ibu meninggalkanku dikamar yang nantinya digunakan Arsen bersama Iwan salah satu adiknya Vina yang sudah dewasa
"Kamar disini hanya 3,mas"jelas Vina "aku bersama kedua adikku kalau Iwan sendirian tapi karena ini ada Arsen jadi disini sedangkan si bungsu tidur bersama ibu dan bapak"lanjut Vina "kalau ada mbakku dulu malah lebih sempit semenjak dia menikah jadinya berkurang"
Aku mengangguk mendengarnya dan Vina tampak telaten menata pakaian Arsen, hatiku menghangat melihat perlakuan Vina
"Kamu udah punya pacar?"tanyaku tiba-tiba
Vina menatapku kaget lalu menggeleng pelan "aku apa kata ibu dan bapak,mas"jawab Vina pelan
"Maksudnya?"tanyaku bingung "dijodohkan begitu?"yang langsung dianggukin Vina "kaya siti nurbaya aja"
Vina mengangkat bahu "kalau itu yang terbaik gimana?"tanya Vina menatapku
"Termasuk menjadi istri kedua atau ketiga?"tanyaku menatap Vina tajam
"Ya jika memang itu takdirku tapi aku rasa bapak dan ibu tidak mungkin melakukan itu"jawab Vina santai dan tersenyum "lagian sudah ada yang dekat denganku dan meminta ke bapak secara langsung namun belum aku jawab"
"Kenapa?"tanyaku penasaran
"Belum pas di hati"jawab Vina menatapku sambil tersenyum "udah semua ini,mas"ucap Vina yang langsung berdiri "kita langsung pulang atau gimana?"
"Memang Arsen gak papa kita langsung pulang?"tanyaku
"Mas tanya Arsen aja gimana"jawab Vina
Arsen tidak mau aku pulang terlebih dahulu akhirnya aku mengalah dan berakhir dirumah keluarga Vina. Vina hanya tersenyum menatapku yang masih berada dirumahnya, tidak lupa Vina menyiapkan makan siang untuk kami
Aku memutuskan untuk pulang karena aku juga mempunyai putri yang harus aku perhatikan. Arsen sedih ketika akan berpisah denganku namun aku berjanji akan kesini bersama kedua kakaknya nanti dan akhirnya Arsen bisa tersenyum dan memperbolehkan aku untuk pulang
Aku kembali bersama Vina karena juga harus bekerja dalam perjalanan tidak ada pembicaraan diantara kami dan suasana dingin tercipta diantara kami berdua. Aku menatap Vina yang tampak sibuk melamun diam-diam aku menggenggam tangan Vina namun tidak ada respon dari Vina, ketika aku menggenggam tangannya rasa hangat mengalir dalam diriku tidak berapa lama Vina tersadar jika tangannya dalam genggaman tanganku namun bukan dilepas Vina memberikan senyuman kepada diriku
Ceritanya kurang menarik ya? apa yang perlu diubah? 🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Problem (Tamat)
RomancePrambudi Hadikusuma (38 thn) Affair yang dilakukan istriku dengan atasan hingga membuahkan anak membuatku geram, ingin aku menceraikan namun melihat anak-anak aku urungkan hal itu. Aku hanya bisa menghukum dengan untuk selalu berada dirumah Ervina W...