Barry mendatangiku di kantor untuk menanyakan keadaan Siska serta apa yang Siska bicarakan. Aku menceritakan semua tanpa ada yang aku tutupi dan Barry diam setelah mendengarkan ceritaku
"Sebenarnya setelah pertemuan kita itu beberapa kali Siska mencoba menemuiku namun aku selalu menolak karena aku tidak ingin terjerat kembali"ucap Barry "Siska memintaku menceraikan Amel demi Arsen, aku tidak tahu kenapa Siska sangat ingin Arsen walaupun anaknya bukan hanya Arsen"
"Karena Arsen anak yang lahir dari hubungan dengan kamu orang yang dicintai"jawabku
Barry menatapku "cinta?"tanyanya memastikan yang aku jawab dengan mengangguk "apa kalian tidak saling cinta?"
"Dulu tapi semenjak ketemu kamu secara perlahan cinta itu hilang"jawabku "hubungan sex denganmu berbeda ketika denganku, aku tahu dia mulai tertarik denganmu ketika tidak sengaja melihat kamu melakukan sex dikantor dengan istrimu"
"Kamu tahu?"tanya Barry kaget "Siska cerita?"tebaknya
Aku mengangguk "Siska cerita karena tiba-tiba malam itu Siska menjadi bersemangat untuk melakukan hubungan"aku menatap Barry "apa yang akan kamu lakukan dengan Amel dan anak-anak? aku akan berusaha membuat Siska tidak melakukan apa yang diinginkan dan aku mendaftarkannya ke psikolog semoga bisa sedikit membantu"
"Aku sudah bercerita ke Amel dan sepertinya Vina juga bercerita sehingga tidak terlalu kaget"ucap Barry "Amel bilang akan mencoba menjaga anak-anak dari Siska, apalagi kemarin Arsen terus menerus menanyakan Siska dan Amel mencari cara agar Arsen tidak mencari Siska"
"Aku sudah lama tidak bertemu Arsen"ucapku
Barry mengangguk "Arsen juga mencarimu, datanglah aku takut dia berpikir kamu tidak sayang dengan dia"
"Aku akan mencari waktu yang pas lagian Citra dan Prita juga menanyakan Arsen"ucapku
"Bagaimana dengan psikolog apa ada kemajuan?"tanya Barry
"Sudah 2 hari ini psikolog berusaha mendekati Siska berdasarkan informasi dari orang kepercayaanku"ucapku "semoga aku segera tahu apa yang terjadi dengan Siska"
"Lalu apa kamu akan menceraikan Siska?"tanya Barry
Aku menghembuskan nafas "tidak dalam waktu dekat karena aku ingin menjaga beberapa orang agar Siska tidak melakukan tindakan berbahaya"
"Bagaimana kamu tahu jika Siska belum bertindak? jangan lupa dia ini ular"peringat Barry
"Dan kamu hampir terjebak"ucapku sambil tersenyum "aku menyadap ponselnya juga jadi aku tahu dengan pasti"
"Wow kamu sudah memperhitungkan semuanya"ucap Barry tidak percaya
"Amel yang memberi usul sebelum kita bertemu dan kamu membuka semua perselingkuhan kalian"jawabku santai
"Apa?"tanya Barry kaget dan aku mengangguk pasti "Amel yang mengusulkan?"tanya Barry kembali dan aku mengangguk "jangan-jangan ponselku?"menatap ponselnya
Aku tertawa "bisa jadi apalagi kamu sudah pernah menyakiti dirinya"
Barry menghembuskan nafas "biarlah lagian kejadian ini membuatku banyak belajar"aku mengangguk "datanglah jika kamu membutuhkan bantuan apalagi istri kita saat ini saling bersahabat"aku hanya bisa mengangguk "aku balik dulu jaga dirimu"
Sepeninggalan Barry pikiranku mulai bercabang hingga suara ponsel yang aku yakini dari ponsel Siska, ketika aku membuka pesan tersebut ternyata dari ayah sang bayi yang mengirimi video mereka ketika bercinta serta akan datang kerumah sakit untuk merasakan sex disana
Aku hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Siska dan pria tersebut tidak lama Siska membalas pesannya mengatakan bahwa aku menjaga dia, setelahnya terjadi perdebatan kecil yang dimenangkan pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Problem (Tamat)
RomancePrambudi Hadikusuma (38 thn) Affair yang dilakukan istriku dengan atasan hingga membuahkan anak membuatku geram, ingin aku menceraikan namun melihat anak-anak aku urungkan hal itu. Aku hanya bisa menghukum dengan untuk selalu berada dirumah Ervina W...