Suara kegaduhan terdengar lagi, aku melihat Vina sudah tidak ada disebelahku seketika aku berpikir yang tidak-tidak. Aku langsung keluar dari kamar dan melihat Siska memarahi Vina
"Apa yang kamu lakukan?"tanyaku menatap Siska tajam
"Cewek gak tahu diri ini udah meracuni otak anak-anak"adu Siska sambil menunjuk Vina
"Lebih gak tahu diri siapa kamu atau dia? pulang pagi dengan baju seperti ini Demi Tuhan Siska anak-anak kamu juga perempuan apa kamu gak bisa menjadi contoh yang baik buat mereka"ucapku masih menatap Siska tajam "kamu sudah aku bebaskan untuk keluar tapi apa balasan kamu? kamu seperti jalang"
"Jaga ucapan kamu Pram"ucap Siska menatapku tajam "kamu menikah tanpa persetujuan aku dari awal memang kamu ingin menyingkirkan aku"
"Menyingkirkan?"tanyaku meremehkan Siska "kapan aku melakukan? kamu yang selalu dinas luar dengan Barry sedangkan anak-anak selalu bersamaku mana kamu perhatian sama anak-anak di otak kamu hanya selangkangan saja dan ternyata apa yang kamu inginkan dari Barry tidak tercapai"ucapku sinis
Aku melihat Vina melangkah ke kamar anak-anak, aku tahu Vina tidak ingin anak-anak mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya. Aku tidak mau anak-anak memandang negatif dan tidak hormat pada Siska sebagai ibu bagaimanapun Siska yang melahirkan mereka
"Setidaknya Barry memberikanku semua"ucap Siska membuyarkan lamunanku "kamu tidak bisa memberiku nafkah selama beberapa saat karena perusahaanmu merugi"
Aku menatap Siska tidak percaya "jadi itu alasan kamu selingkuh? Wow aku baru tahu ini"ucapku sambil bertepuk tangan "kamu dapat apa? Barry tidak memberi gaji tambahan untuk kamu kalaupun ada tambahan Barry melakukannya karena kamu memuaskan dia saat itu dan kamu sudah seperti pelacur"lanjutku "dan sekarang apa alasanmu? apa yang kamu inginkan?"
"Pisah dari wanita itu"jawab Siska menatapku dengan menantang
"Apa yang aku dapat? kamu berhenti jadi jalang? atau saat ini kamu lagi hamil anak salah satu dari mereka itu sehingga membutuhkan status seperti Arsen?"tanyaku seketika membuat wajah Siska menahan emosi "kalau kamu ingin aku mengakui anak ini maka pilihanmu tinggal membuat pernyataan menyetujui aku menikah kembali"
Siska menatapku dengan emosi dan tajam namun aku hanya tersenyum sekilas melihatnya, aku mengenal Siska cukup dalam dan aku tahu apa yang ada dalam otaknya
"Ah ya satu lagi aku rasa aku sudah tidak nafsu menyentuh dirimu"ucapku sambil mendekati Siska dan melihat beberapa tanda di tubuh Siska membuat aku jijik seketika "karena aku tidak mau lagi memakai bekas orang lain"bisikku "dan ini sudah dimasuki beberapa penis jadi rasanya pasti berbeda dan longgar"tambahku sambil menyentuh vagina Siska dari luar
Aku melangkah menuju kamar anak-anak melihat Vina dan anak-anak apa yang mereka lakukan. Saat ini melihat mereka berdua membuat hatiku nyaman dan ketika membuka pintu kamar anak-anak disambut senyuman Vina dan teriakan mereka berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Problem (Tamat)
RomancePrambudi Hadikusuma (38 thn) Affair yang dilakukan istriku dengan atasan hingga membuahkan anak membuatku geram, ingin aku menceraikan namun melihat anak-anak aku urungkan hal itu. Aku hanya bisa menghukum dengan untuk selalu berada dirumah Ervina W...