Chapter 8

16 5 0
                                    

"Hellow," sapa Alex saat memasuki ruang rawat Jeff dan mendapati Jeff sedang asyik menonton acara TV yang langsung menghadap ke pintu tempat suara itu terdengar.
"Hai," sapa Jeff kepada Alex yang langsung memasuki ruang rawat tersebut dan duduk di bangku sebelah ranjang Jeff.
"Besok tanggal berapa, Lex ?" tanya Jeff.
"21 September," jawab Alex, "kenapa ?"
"Austen ulang tahun yang ke 18 ya ?"
"Iya nih, dia tua, da gue mah masih 17 tahun, masih kelas 11," sindir Alex kepada diri sendiri yang dibalas tawa oleh Jeff.
"Ada-ada aja lo," kata Jeff. "Eh, besok gue udah bisa pulang kata dokter, jadi mulai besok gue bisa antar jemput lo lagi dong."
"Udah boleh pulang ? Balek ?" tanya Alex memastikan.
"Iya, sayang," jawab Jeff yang cukup membuat Alex malu karena Jeff memanggilnya—sayang.

Percakapan demi percakapan pun dimulai di antara mereka, perbincangan-perbincangan yang tidak akan pernah berhenti, menyalurkan rasa rindu dari masing-masing diri.

———

Alex tadinya tidak ingin pulang, dia masih ingin menemani Jeff di malam terakhirnya di rumah sakit. Namun, Jeff memaksa, karena jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 30 menit. Alex sampai di apartemennya tepat pukul 10 malam. Ia membaringkan dirinya di atas kasur, melepaskan rasa lelah yang sehari ini dia rasakan. Namun, baru saya ia membaringkan tubuhnya, terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya. Dengan lemas ia berdiri kembali untuk membuka pintunya. Yang membuat Alex kaget adalah seorang yang berada di luar pintunya itu. Mike.

"Eh, Hai," sapa Alex sambil mengedarkan matanya ke luar pintu. "Ngapain ?" tanya Alex saat sudah memastikan tidak ada siapa pun lagi selain Mike dan menatap lurus ke mata coklat hazel milik Mike itu.
"Emm, mau mastiin kalau lo baik-baik aja," jawab Mike gugup sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu untuk menutup perasaan gugupnya itu.
"Hah ? Emangnya lo kira gue kenapa ?" tanya Alex lagi sambil tertawa pelan.
"Ya, bisi we, Jeff kan lagi di rumah sakit, jadinya ya mewakili gitu lah," kata Mike sambil tersenyum kaku merasa lebih gugup lagi dari sebelumnya.

"Lo disuruh Austen ya kesini ?" tanya Alex sambil menyipitkan matanya curiga dan menunjuk ke arah muka Mike.
"Apaan sih lo ? Nunjuk-nunjuk," kata Mike sambil mengambil tangan Alex dan menurunkan tangannya.
"Terus ? Ngapain ?" tanya Alex lagi sambil tidak sadar bahwa tangannya masih berada dalam genggaman Mike.
"Ya, dibilangin gue sebagai perwakilan dari Jeff," jawab Mike meyakinkan Alex.
"Bener ?" tanya Alex memastikan.
"Iya, Alexandra Azella," jawab Mike sambil menatap lekat kedua bola mata Alex yang berhasil membuat Alex gugup dan mulai sadar bahwa tangannya masih di genggam oleh Mike.

"Eh, tangan gue," kata Alex sambil menatap ke arah tangannya yang masih bersatu dengan tangan milik Alex itu.
"Eh, iya maaf," balas Mike melepaskan genggaman itu dan membuat keduanya kembali menjadi canggung.

"Yaudah, sekarang gue udah tahu lo baik-baik aja, nanti gue sampaikan pada Jeff. Kalau gitu, gue duluan," kata Mike menggaruk tengkuknya lagi gugup dan mulai berjalan meninggalkan Alex yang kini bingung sendiri dengan kelakuan Mike yang cukup aneh saat itu.

Alex kembali memasuki kamarnya, menguncinya dan melakukan kegiatan-kegiatan yang selalu ia lakukan sebelum ia beranjak ke atas kasur dan menghilang di dunia mimpi nya.

———

Keesokkan harinya, terasa seperti biasa. Alex tetap harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah, menjalani satu hari nya ini berada di dalam sekolah, menghadapi pembelajaran-pembelajaran yang menurutnya memusingkan, namun entahlah, baginya kini ulangannya selalu mudah, bahkan ia pun selalu mendapatkan nilai yang memuaskan, terkecuali di dalam pembelajaran fisika, nilai tertingginya hanya bisa sampai 50 saja.

Alex sendiri pun tidak sadar bahwa hari ini ia berulang tahun, walau ia di tahun sebelum-sebelumnya selalu diucapkan selamat ulang tahun oleh teman-temannya, namun ia akan kembali melupakannya di tahun berikutnya. Sama seperti hari ini, ia bahkan tidak ingat bahwa hari ini ia sudah berumur 18 tahun.
Bahkan, teman-teman yang satu kelas dengannya pun tidak mengucapkan selamat ulang tahun, teman sebangkunya pun juga tidak mengucapkannya sama sekali yang membuat dirinya lebih melupakan hari pentingnya ini.

Stupid Romance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang