Chapter 22

10 4 0
                                    

Pagi hari Alex terbangun, kira-kira pukul 7 pagi. Baru kali ini dia bangun sepagi ini di hari libur. Ia terbangun dengan tenggorokan yang kering yang membuat dirinya haus.

Alex keluar dan mulai disambut dengan cahaya pagi Jakarta dari dinding kaca di samping kanannya. Ia sekilas menatap ke luar kaca, menatap jalan raya yang sudah mulai ramai dengan kendaraan-kendaraan mengejar waktu. Namun, jalan raya saat ini terlihat cukup lowong, mungkin karena beberapa orang sudah mulai pergi meninggalkan kota besar ini untuk berlibur. Alex kembali berjalan ke dapur untuk mengambil air minum.

Rasanya lega setelah ia meminum air dari dispenser itu. Keinginan tenggorokkannya sudah terpenuhi dengan baik. Saat ia ingin kembali masuk ke dalam kamarnya, namun, ia tiba-tiba melihat laki-laki duduk di sofa membelakangi Alex.

Alex berjalan mendekati laki-laki tersebut untuk melihat jelas siapa dia.
"Jonathan ?" tanya Alex.
"Eh, hey," kata Jonathan mengangkat kepalanya seraya berdiri dan memasukkan hp nya ke dalam kantong celana jeansnya.

"Ngapain ?" tanya Alex.
"Mau kasih lo sesuatu," jawab Jonathan.
"Sebelum itu, lo tahu gue ada di Jakarta dari siapa terus kok lo bisa masuk ?" tanya Alex sangat bingung.
"Ohh, haha, gue kemarin mampir sebentar ke rumah lo, cuman kata tetangga lagi pada pergi katanya pergi ke Jakarta, ya udah, gue putusin pagi-pagi buta tadi gue berangkat ke sini dan gue awalnya nggak tahu harus cari lo di mana pas gue udah sampe Jakarta, ya, gue nanya ke Austen," jawab Jonathan menjelaskan.
"Bisa masuk gimana ?" tanya Alex lagi.
"Ijin ke satpam, bilang gue ada urusan sama Austen," jawab Jonathan.

Alex hanya mengangguk mengerti sebagai balasan untuk jawaban Jonathan.
"Tadi lo mau ngapain ke sini ?" tanya Alex mengingatkan.
"Ah, iya, kemarin gue lagi beres-beresin rumah, terus gue nemu ini di kamar nya Jeff yang gue yakini ini buat lo," jawab Jonathan seraya memberikan amplop coklat kepada Alex.

"Apa ini isinya ?" tanya Alex seraya menerima amplop coklat itu.
"Buka aja, gue nggak mau jadi spoiler," jawab Jonathan sambil menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk melepas gugup.
"Makasih," balas Alex.
"Yaudah, gue balik ya," kata Jonathan yang dibalas anggukkan dari Alex.

Saat Jonathan sudah setengah jalan menuju pintu keluar, ia kembali membalikkan tubuhnya dan memberi pesan kepada Alex.
"Oh, iya, Lex, gue saranin lo baca isi surat itu pas lagi sendiri ya," katanya sambil tersenyum dan kembali berjalan keluar pintu.

Alex yang sangat penasaran dengan isi amplop ini pun dengan segera masuk ke dalam kamarnya dan mengeluarkan seluruh isi amplop itu dan berhasil membuat Alex terkejut.

Amplop itu berisikan dengan foto-foto dirinya dengan Jeff, ada pun foto dirinya yang mungkin di ambil secara diam-diam oleh Jeff, dan ada kertas yang dilipat menjadi kecil yang berisikan surat. Alex membuka kertas itu dan membaca seluruh isinya.

"Loh, kok gue tiba-tiba nulis surat ya, bingung gue. Haha, ketawa hambar. Apaan sih, Jeff, aneh banget. Udah ah, langsung aja yuk.

Hai, siapapun yang sekarang lagi baca ini, walau sebenarnya gue tujukan surat ini kepada perempuan yang berhasil menjadi bagian penting dalam hidup gue, yang bisa mengubah gue walau pada akhirnya gue kembali menjadi gue yang nggak pernah gue inginkan. Alexandra Azella Bramastya.

Apa kabar lo ? Pasti nggak baik kan karena udah nggak ada gue. Ya, gue nulis surat ini sehari sebelum gue merencanakan untuk mengatakan selamat tinggal ke lo. Di mana gue bakal bikin diri gue jauh lebih sakit karena udah berani-berani nya gue nyakitin perempuan yang gue sayangi.

Dengan berat hati, gue katakan ini ke lo. Di hari-hari yang akan datang, lo udah nggak bakal ketemu lagi sama gue, nggak bakal ngeliat muka jahil gue ini. Maaf, kemarin gue udah nge bentak lo. Gue yang ngerencanain ini semua. Kematian gue sendiri nanti adalah keinginan gue. Bilang aja ini cara bunuh diri ter-konyol.

Stupid Romance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang