Chapter 18

15 2 0
                                    

Sesudah mereka beres makan, Michael mengendarai motornya menuju tempat yang sudah ia putuskan akan ia datangi hari ini setelah sudah sekian lama tak ia kunjungi.

Alex turun dari motor dengan kebingungan terlihat nyata dari mukanya.
"Ikut gue," kata Michael sambil menarik tangan Alex untuk mengikutinya.

Alex mengikuti Michael menyusuri tempat ini. Tempat dimana ia terakhir kalinya menangisi kepergian Jeff—kuburan. Alex melihat sekelilingnya, namun ia tidak mengenal kawasan kuburan itu, kuburan ini berbeda dengan tempat Jeff dikuburkan, pikirnya.

Michael menyapa penjaga kuburan itu seakan-akan sudah kenal cukup lama.
"Udah lama nggak ke sini, den," katanya.
"Ah, iya pak, urusan sekolah," jawab Michael.
"Owalah, eh, bawa pacar baru euy ke sini ?" tanya nya lagi.
"Iya, mau di kenalin," jawab Michael yang dibalas senyum oleh penjaga itu.
"Monggo, den," jawabnya.

Dikenalin ? Ke siapa ? Ke kunti ? batin Alex bertanya-tanya.

Ekspresi Alex kini membuat Michael ingin tertawa tapi ia tahan, karena sekarang bukan waktunya untuk bercanda, apalagi di tempat rawan seperti ini. Takut ketempelan, pikirnya.

Saat sudah cukup dalam mereka memasuki kawasan itu, terdiamlah mereka di depan satu nisan memiliki nama yang tak Alex kenali. Michael melangkahkan kakinya dan berjongkok tepat di sebelah nisan itu.
"Hai, maaf, aku baru bisa dateng lagi sekarang, aku sumpek sama sekolah," kata Michael seakan-akan ia sedang berbicara dengan seseorang.

"Oh iya, aku bawa seorang perempuan sama seperti kamu," lanjutnya sambil memberi isyarat kepada Alex untuk mendekat.
Alex pun mendekat dan ikut berjongkok.
"Namanya Alexandra Azella, nggak mau di panggil Zella, jadinya panggil Alex aja."

"Ini cewek pertama yang bisa bikin aku jatuh cinta," kata Michael sambil menoleh menatap mata Alex lekat-lekat.
"Namanya, Caitlin Lansonia, anaknya cantik, periang, baik, sama kayak lo, ya walaupun lo lebih melankolis lah dikit." lanjutnya.

"Meninggal karena apa kalau gue boleh tahu ?" tanya Alex berhati-hati, ia tak ingin menyakiti hati Michael dengan pertanyaannya.
"Lo boleh tahu kok, kanker otak stadium 4, meninggal 3 tahun lalu," jawab Michael yang berhasil membuat Alex kaget.

"Dari situ, gue nggak pernah kenal lagi sama yang namanya cinta. Menurut gue cinta itu cuman ilusi yang dibuat sama manusia cuman untuk nyakitin diri sendiri doang," kata Michael sambil berdiri dan diikuti oleh Alex.

"Lo tadi nanya gue, apa pernah gue jatuh cinta ? Jawabannya adalah iya, gue pernah, 2 kali," lanjutnya sambil berlalu meninggalkan Alex dengan kebingungan.
"Hah ? 2 kali ?" gumam Alex sambil membalikkan badannya menghadap Michael.

"Yang kedua kalinya sama siapa ?" tanya Alex cukup keras sambil berlari kecil menuju Michael.
"Lagi nyari gue juga," jawab Michael sambil berlari menjauh supaya Alex tidak menangkapnya.

Diperjalanan, Alex tidak henti-hentinya menanyakan pertanyaan yang sama kepada Michael. Michael jatuh cinta untuk yang kedua kalinya kepada siapa ? Bahkan sampai di depan pintu apartemen pun, Alex masih tetap menanyakan hal yang sama kepada Michael.

"Udah, lo istirahat, katanya besok mau ke gramedia," kata Michael sambil membuka pintu kamar Alex. Ya, Michael punya kunci cadangan kamar Alex.

"Kan cuman gramedia doang," jawabnya.
"Ya, gramedia kan ada di dalam mall," balas Michael.
"Ya, kan gue nggak suka belanja," katanya lagi.
"Iya, tapi lo suka makan," balas Michael lagi skak mat.

"Udah, sekarang lo istirahat, besok gue jemput jam 10 pagi," kata Michael.
"Hiyahiya, siap pak bos!" jawab Alex.
"Yaudah, gue balik ya," pamit Michael yang membuat Alex mengangguk sebagai jawaban.

Namun, Alex kembali terdiam memaku dengan apa yang dilakukan oleh Michael sebelum ia meninggalkan Alex. Michael mencium pipi kanan Alex dengan spontan yang membuat Alex kaget.
"MICHAEL!!" teriak Alex saat sudah sadar akan apa yang di lakukan oleh Michael.
"Dasar, minta di hantam," gumam Alex saat memasuki kamarnya dan mengunci pintunya.

Alex
Gue baku hantam ya lo!
Michael
Ampun qaqa

———

"Mau beli buku apa sih emangnya ?" tanya Michael saat mereka sudah sampai di dalam gramedia di suatu mall di Bandung.
"Novel," jawab Alex yang kini sedang berjalan menyelusuri daerah buku novel.
"Novel apa ?" tanyanya lagi.
"Novel cinta," jawab Alex sambil tersenyum.
"Alah, paling-paling isi ceritanya tentang cowok dingin terus ada cewek yang nge deketin, terus akhirnya jadian lah apa lah, klise, nggak suka," balas Michael.
"Apa sih yang lo suka ?" tanya Alex.

"Kamu," jawab Michael, "eh salah, maksudnya jamu, typo-typo."
"Apaan segala typo-typo, dikira lagi ngetik bisa typo," cibir Alex yang membuat Michael tertawa.

Michael benar-benar menemani Alex menyelusuri satu gramedia sampai ia menemukan novel yang ia inginkan. Michael sebenarnya sudah lelah, ini sama saja dengan menunggu mamanya belanja baju.

"Ini aja ah," kata Alex sambil mengambil salah satu novel dari rak per-novelan.
"Hmm ? Stupid Romance ?" tanya Michael bingung saat melihat buku apa yang di ambil oleh Alex.
"Iya, dari sinopsis nya kayak rame," jawab Alex.

"Penulis nya pinter nih," kata Michael tiba-tiba.
"Pinter gimana maksudnya ?" tanya Alex bingung.
"Pinter, romance kan emang stupid," jawab Michael yang sama sekali nggak nyambung.
"Apaan sih lo aneh banget dah," kata Alex tertawa dan Michael pun ikut tertawa.

Mereka berjalan menuju kasir untuk membayar novel yang berjudul Stupid Romance itu yang di tulis oleh Jessixraj, aneh ya nama penulisnya.

Setelah mereka selesai membayar novel itu, yang tentunya di bayarin sama Michael—dia yang maksa—, mereka pun berjalan keluar gramedia.
"Mau ke mana lagi nih ?" tanya Michael.
"Ngemil yuk," jawab Alex antusias.
"Udah ku dagu," balas Michael sambil menopang dagunya.
"Duga! Apaan dagu-dagu," kata Alex sambil menurunkan tangan Michael dari dagunya dan mereka kembali tertawa.

Tanpa mereka sadari, mereka berjalan beriringan sambil bergandengan tangan, menarik perhatian pengunjul mall yang lain. Mereka terlihat serasi berdua, dengan Michael yang menggandeng tangan Alex dan mereka saling tertawa, membuat orang-orang yang melihat ke arah mereka merasa iri, padahal Michael sama Alex tidak memiliki hubungan khusus.

———

Selesainya mereka makan, mereka memutuskan untuk pulang. Selama perjalanan, hanya ada keheningan di antara mereka yang di temani oleh suara hiru pikuk nya jalanan di kota Bandung. Siang ini jalanan cukup ramai dan cuaca lumayan panas.

Mereka sampai di apartemen Alex sekitar pukul 1 siang.
"Lo langsung pulang ?" tanya Alex di depan pintu kamarnya menghadap ke arah Michael.
"Iya nih, mau istirahat," jawab Michael.
"Yaudah, hati-hati ya, titip salam ke Tante Dira," kata Alex yang di balas anggukkan oleh Michael.

———

"Mah, Michael pulang," kata Michael setelah ia masuk ke dalam rumahnya.
"Hai, kenapa nggak sekalian bawa Alex ke sini ? Mama kangen sama dia," tanya Dira kepada Michael.
"Nggak apa-apa, hehe," jawab Michael sambil terkekeh pelan.

Dira memperhatikan anak laki-laki semata wayangnya itu. Michael terlihat lebih bahagia akhir-akhir ini, setelah ia bertemu Alex.
"Kamu jatuh cinta ya ?" tanya Dira.
"Hah ?" tanya Michael balik bingung.
"Iya, kamu lagi jatuh cinta sama Alex ?" tanya Dira lagi lebih jelas.
"Ahh, engga kok, biasa aja," jawab Michael sambil tersenyum kaku.

"Hah, jangan bohong kamu ke mama," kata Dira lagi.
"Apaan sih, mah, ah, aneh, udah, Michael mau ke kamar," balas Michael yang di balas oleh tawa dari Dira.

———
Jangan lupa vote yaa!!!

Selamat Membacaa...

Stupid Romance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang