Chapter 13

14 3 0
                                    

Rabunya, sesuai perkataan Jonathan kemarin kepada Alex, ia memang akan bertemu dengan Jeff. Namun, ada hal aneh dari sikap Jeff hari ini. Dia diam, bahkan lebih diam daripada Michael. Membuat teman-temannya—Austen, Michael, Devian—kewalahan, mungkin karena mereka bertiga tahu alasannya kenapa.

Dan yang lebih aneh nya lagi, Jeff tidak menyapa Alex sama sekali, berpapasan pun melirik saja tidak. Membuat Alex gemas.
"Jeff!" panggil Alex yang membuat Jeff berhenti berjalan dan memutarkan badannya menghadap Alex.
"Kamu kemana aja ? Sebulan ngilang ?" tanya Alex saat ia sudah berada tepat di depan Jeff.
Namun jawaban yang diberikan oleh Jeff sangat tidak memuaskan Alex, karena Jeff hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh dan lalu meninggalkan Alex sendiri.

Deg!
Rasa sakit itu nyata terasa di dalam hati Alex. Merasakan terabaikan kembali, merasa tidak di terima lagi, merasa sendiri lagi.

———

"Itu Jeff, nggak mau lo samperin ?" tanya Anna sambil menyenggol tangan Alex.

Alex saat ini sedang tidak mood makan, makanan yang sedari tadi berada di hadapannya pun hanya ia aduk-aduk tanpa memiliki hasrat untuk memakannya. Alex hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Anna. Sikap Alex yang seperti ini memberi banyak pertanyaan kepada Kaylee, Devina, dan Anna.

"Lo kenapa sih, Lex ? Kayak nggak punya gairah hidup," tanya Kaylee.
"Nggak apa-apa," jawaban klasik yang paling dibenci oleh Alex ternyata keluar juga dari mulut Alex saat ini.
"Karena Jeff ?" tanya Anna.
"Nggak," jawab Alex lagi.
"Itu Jeff lagi bareng Austen, Devian, sama Michael, lo nggak mau samperin ?" tanya Anna.

Mendengar nama Michael tersebut, Alex berdiri secara tiba-tiba dan berjalan ke arah meja tempat di mana Michael berada.
"Mike," panggil Alex saat sudah berada tepat di meja mereka. Michael mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnga—Alex.
"Kenapa, Lex ?" tanya Michael.
"Temen lo kenapa ?" tanya Alex terus terang yang membuat Michael keselak dengan makanannya sendiri, kaget dengan pertanyaan yang diberikan secara langsung itu kepadanya.

"Eh, eh, loh, kok jadi keselek, lo makan apa ? Makan batu ?" tanya Alex melenceng.
"Apa hubungannga sama batu ?" tanya Devian bingung dengan perkataan Alex.
"Lah, ya nggak tahu juga gue, panik," jawab Alex jauh lebih melenceng lagi.
"Lo salting ?" tanya Devian jahil.
"Salting apaan ?" tanya Alex bingung.
"Salting diliatin sama Jeff ?" tanya Devian memperjelas perkataan sebelumnya.

Alex yang mendengar perkataan Devian membuat Alex mengedarkan matanya kearah Jeff dan menangkap tatapan pekat yang diberikan oleh Jeff. Dengan cepat, Alex membuang muka ke arah lain, tak ingin merasakan rasa sakit yang tadi pagi ia rasakan kembali menyerang dirinya saat ini.

"Nanya apa lo tadi ?" tanya Michael.
"Ehmm.. nggak jadi," jawab Alex sembari meninggalkan Michael bingung.
"Adek lo kenapa sih ?" tanya Devian sambil menyenggol tangan Austen.
"Lah, lo nanya gue," jawab Austen.
"Lo kan kakaknya, bangsul," balas Devian.
"Ya, kan," kata Austen terhenti.
"Ya, kan apa ? Halah banyak cincong lo pantat panci," balas Devian.

"Sayang ya dia, cantik-cantik gila," kata Michael secara tiba-tiba.
"Ya, gimana nggak gila, cowok nya aja ngilang sebulan, eh pas nongol, malah jadi gini," balas Devian yang mendapat tatapan tajam dari Jeff, merasa tersinggung.
"Yeh, kenyataan," lanjut Devian.

Jeff mengalihkan tatapannya dari Devian dan beralih kembali kepada sesosok perempuan yang sudah lama tak ia temui itu. Perasaan rindu berserukan ingin mendatanginya dan memeluknya, mengatakan bahwa ia merindukan perempuan itu dengan sangat. Namun, apa daya, kini dia sudah kembali menjadi dirinya yang sudah lebih lama lagi ia tinggalkan. Jati diri yang selama ini ia tutupi dari publik, yang tak pernah bisa ia terima akan akibatnya yang telah terjadi.

Stupid Romance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang