Chapter 24

8 2 0
                                    

Tok tok tok!
Alex memasuki sebuah kamar dan menemukan Michael sedang beristirahat di atas kasurnya sambil menonton acara tv di sebrang ranjangnya.

"Hey," sapa Alex sambil menutup pintu kamar.
Michael menoleh dari arah asal suara dan bangun dari tidurnya untuk menempatkan posisinya menjadi duduk sambil bersandar.
"Hai," sapanya balik sambil tersenyum.
"Gimana kondisi tubuh kamu sekarang ?" tanya Alex sambil ikut duduk di sebelah Michael.
"Kata dokter cuman kecapean aja, besok juga udah sembuh," jawabnya.

"Kamu ngga bawain aku apa-apa ?" tanya Michael bercanda.
"Aku bawa aku ke kamu," jawab Alex santai tersenyum sambil menonton acara tv.
"Emang kamu yang aku mau sekarang," balas Michael sambil memeluk lengan Alex dan menyenderkan kepalanya di bahu Alex.

Perlakuan Michael tersebut membuat jantung Alex kini tidak bisa diam. Alex masih berusaha untuk meredakan degup jantungnya itu, namun yang terjadi malah muka nya berubah menjadi merah semerah tomat dan bibir nya tidak bisa berhenti tersenyum. Ini adalah sekian kalinya Michael manja kepada Alex. Walau sudah lebih dari dua kali Michael seperti ini, jantung Alex masih belum bisa terbiasa dengan perlakuan manja seperti ini.

"Cie, salting aku manja," kata Michael manja sambil mencubit pipi kiri Alex.
"Ih, apaan sih, aneh ah," balas Alex yang masih berusaha meredakan degupan jantungnya.
"Nggak usah bohong gitu deh," kata Michael lagi sambil menarik badannya tegak untuk melihat wajah Alex lebih jelas.
"Bacot ah, Michael," balasnya lagi sambil menahan senyuman terbit dari bibirnya.
"Udah kalau mau senyum mah senyum aja," kata Michael lagi jahil sambil mencolek pipi Alex.

Alex pun terus menghindar dari gangguan yang Michael berikan padanya. Mereka tertawa bersama, sangat keras, bahkan sampai terdengar di telinga Dira—mamanya Michael.

Sepulangnya Alex dari rumah Michael. Dira pergi menghampiri Michael di dalam kamarnya. Dira mengetuk pintu kamar Michael dan masuk ke dalamnya saat mendengar, "Masuk, ma," terucap dari mulut Michael.

"Kamu udah pacaran sama Alex ? Kok kayaknya kemana-mana bareng-bareng terus, nggak bisa lepas," tanya Dira tersenyum sambil berjalan mendekati Michael yang sedang dudu di tepi ranjang dan ikut duduk di sebelahnya.
"Hah ? Engga kok, belom," jawab Michael membalas senyuman mamanya.
"Belom ? Berarti akan dong ?" tanyanya lagi.
"Ya, nggak tahu, haha, kan Michael juga nggak tahu batas waktu Michael sampai kapan," jawab Michael tertawa hambar.

Dira menghela napas pelan, mengerti apa yang diucapkan oleh Michael tadi. Dira mengelus pelan punggung anak semata wayangnya itu bermaksud untuk menguatkan.
"Kamu jangan pesimis gitu dong, cuman Tuhan yang tahu batas waktu kita di bumi. Kamu sebagai pelakunya harus berjuang, berusaha, agar di akhir waktu kamu, tidak ada lagi hal-hal yang kamu sesali karena tidak kamu ambil kesempatan-kesempatan itu selama kamu masih bisa," kata Dira.

"Mama ingatkan ke kamu lagi, hal-hal sempurna itu tidak selamanya akan kamu dapatkan, pergunakan hal sempurna itu dengan sebaik mungkin selama kamu masih punya kesempatan. Gunakan waktu-waktu kamu dengan bijak. Selama masih ada waktu dan selama kamu masih bernapas, pergunakanlah kesempatan-kesempatan itu dengan sangat baik," lanjutnya.

Michael dibungkamkan dengan penjelasan-penjelasan yang diutarakan oleh Dira. Michael kini sadar, perlakuan yang dia tunjukkan pada Alex itu memiliki tujuan apa ? Walau pada akhirnya Michael tidak bisa menemani Alex, untuk apa dia selalu ada padanya saat ini. Namun, di lain sisi, Michael juga tidak ingin kehilangan Alex, dia tidak ingin menyakiti Alex karena ego nya sendiri. Michael sungguh menyayangi Alex.

"Jadi, aku harus apa ?" tanya Michael.
"Bilanglah ke Alex kalau kamu sayang sama dia, jadikan dia teman hidupmu, pergunakan kesempatan ini dengan sangat baik. Jangan dikarenakan penyakit yang kamu idap ini menghentikan kamu untuk melakukan sesuatu yang semua orang lakukan," jawab Dira dan kembali membuat Michael bungkam.

"Oh iya, memangnya Alex tidak tahu ?" tanya Dira bingung dan gelengan kepala dari Michael lah yang membuat Dira mengerti.
"Kalau memang belum siap, ya sudah tidak apa, biar waktu dan keadaan yang bekerja sama dalam hal ini, kamu hanya harus berusaha supaya impianmu dapat terwujud," lanjutnya dan anggukkan dari Michael sebagai balasannya.

"Ya sudah, sekarang kamu mandi, terus istirahat lagi ya, besok sudah harus masuk sekolah lagi," kata Dira dan Michael pun pergi berjalan menuju kamar mandi.

Yang kuat ya, anakku, batin Dira.

———

"Abis dari mana, jam 7 baru sampe rumah ?," tanya Austen dari ruang tv saat Alex masuk ke dalam rumah.
"Michael," jawab Alex sambil ikut duduk di sebelah Austen.
"Kenapa dia ?" tanya Austen pura-pura tidak tahu sambil mengubah-ubah channel tv.
"Kata dokter sih cuman kecapean aja, besok juga udah boleh balik sekolah," jawab Alex.

Austen terdiam mendengar jawaban Alex, Austen heran kepada Michael, mengapa ia harus menutup ini semua dari Alex sedangkan dulu ia secara terang-terangan mengatakannya kepada Austen apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Apa tujuan sebenarnya dari ini semua ? Apa tujuan Michael menutupi itu semua ? Apa yang ada dalam pikirannya ?

"Ah, gue mau tidur, capek," kata Alex seraya bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Mandi dulu," pesan Austen yang di balas oleh anggukan dan naikan jempol yang menandakan oke.

Alex dengan mudahnya, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang yang besar itu. Melepaskan rasa lelah yang ia rasakan sedari tadi. Menatap langit-langit kamarnya itu. Melayangkan pikirannya ke berbagai ingatan-ingatan sebelum hari ini.

Senyuman Alex tercipta saat ia kembali mengingat kejadian di mana Michael sangat manja kepadanya. Di saat Michael akan beristirahat di pundaknya saat ia merasa lelah. Bagaimana manja nya Michael saat ia sedang mengeluarkan keluh kesah nya kepada Alex. Dan hal itu semua, berhasil mengembalikan kehangatan dalam hati Alex. Perlakuan yang sudah lama tak ia dapatkan, kini ia rasakan kembali. Merasa di butuhkan, di sayangi.

Mungkin, mulai detik ini, Alex dapat mengakui itu semua. Semua pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh teman-temannya kepadanya. Apa yang sebenarnya ia rasakan akhir-akhir ini ? Apa yang sebenarnya timbul di dalam pikirannya akhir-akhir ini ? Kini ia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Ia menyayangi Michael jauh lebih dalam dari pada ia menyayangi dirinya sendiri. Mau sampai kapan pun itu, ia memutuskan akan terus berpaku pada Michael. Apapun risiko yang akan ia dapatkan, ia akan siap. Risiko yang sangat besar, lebih besar dari ekspetasinya mungkin saja terjadi tanpa sepengetahuannya. Namun, yang tak Alex persiapkan adalah dampak dari risiko itu sendiri. Dampak dari pilihan dia sendiri.

———
Pada nungguin update chapter baru nggak sih ? hahaha
kayaknya mulai sekarang, aku bakal update sekali dalam 2 hari, karena sekarang aku nggak jamin bisa update setiap hari lagi. Tugas sekolah ini membunuhku kawan:"))

Jangan lupa vote yaa!!!

Selamat Membacaa...

Stupid Romance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang