Socmed

6.7K 495 23
                                    

Hari sudah gelap waktu Forth beranjak dari kasur lalu meraih boxer di lantai. Dia lupa, sebenarnya itu boxer miliknya atau Beam tapi ya apa pedulinya. Ia menuju dapur, meneguk cepat sebotol air lalu kembali ke kasur untuk memberikan sebotol lain pada Beam yang baru selesai memakai boxer-entah milik siapa.

"Mau dimasakin spaghetti?" tanya Forth memandangi pacarnya memakai kaos miliknya. Jika dipikir, kenapa juga repot pakai kaos, dari tadi juga mereka tidak mengenakan apapun.

Beam menyelesaikan minum "Bosen juga dimasakin spaghetti terus." Ia mengeluarkan buku catatan dari tasnya yang tergeletak di bawah kasur.

Study after sex. Bukan pertama kali Forth melihat Beam melakukan ini. Refreshing, katanya. Apalagi jika dilakukan sore hari seperti yang baru mereka lakukan.

"Ya kan, aku Cuma bisa bumbu pasta. Mau delivery aja?" Forth menutup lagi kulkas yang tadi sempat dibuka.

"Chinese food." Jawab Beam sambil scrolling layar ponsel. Niatnya mencari referensi makanan, malah melihat instagram story Phana dan Kit.

Phana memposting foto Wayo sedang membaca di sebuah cafe. Sedangkan Kit memposting foto 2 tiket nonton film.

Dih Bucin, pikir Beam awalnya.

Kemudian ia teringat bahwa pacarnya juga sering melakukan hal yang sama. Forth sering memposting foto Beam, jelas maupun tidak jelas, dengan atau tanpa ijin. Perbedaannya, Forth dan Beam seringnya menghabiskan waktu di kampus dan Apartemen, bukan di luar.

"Forth, elu nggak bosen sama kita?"

"Hah?" Forth yang sedang sibuk memesan makan menatap Beam serius.

Beam sadar, ada yang salah dengan pertanyaannya "Eum, maksudnya tuh... nggak bosen, kampus-kasur terus?"

"Oh..." Forth tertawa sambil geleng-geleng "Nggak lah. Kan berdua kamu. Apa mau cobain hotel?"

Beam berdecak. Arah pembicaraan bukan ke sana.

"Kenapa sih?" Forth tahu, pasti ada yang Beam ingin katakan.

"Nggak pengin ke mana gitu? Jalan, makan, nonton-"

"Berdua? Kencan maksudnya?" potong Forth.

Beam diam. Ia tidak suka kata itu, aneh menurutnya.

"Kan aku udah pernah ngajak, kamu nolak. Ya udah. Terakhir malah kamu mastiin 'ramean kan?' ngajak kencan dikira ngajak demo."

Beam masih diam. Kali ini ia mengingat-ingat. Benar ia selalu menolak saat diajak 'jalan berdua'. Kenapa juga, padahal ia kan sering mengajak 'tidur berdua'.

"Ya udah, besok kita jalan, nonton sekalian. Beres anak-anak Teknik tanding bola ya."

"Okay." Jawab Beam melanjutkan belajar.

Malam itu, Beam posting di instagram story. Foto monokrom seseorang di depan jendela kamarnya hanya mengenakan boxer. Tanpa caption, sudah mampu membuat ponsel Beam tidak berhenti bergetar karena notif dm.

.

.

.

tbc

Terinspirasi dari postingan endorse Cineplex Paveldome. Jadi ya... emang diketik dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya.

terima kasih sudah membaca

Call it Somehow || ForthbeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang