Restless

6.1K 482 30
                                    

Ponsel Beam berdering Everything's Magic milik Angels & Airwaves. Ia kerepotan mengambil ponselnya di saku jeans sementara kedua tangannya memegang kantong laundry.

"Pegang sebentar." Ucap Beam pada Kit di sebelahnya, telpon dari Forth ternyata "Sup?"

"Kamu di mana?" Suara Forth terdengar pelan.

"Cari laundryan sekalian naruh makan. Eh kebalik, naruh laundryan sekalian cari makan sama Kit. Kenapa?"

Beam terbayang Forth tertawa di sana "Aku ke tempatmu ya."

"Tumben ijin..." Karena biasanya Forth main datang ke apartemennya, tanpa mengabari. Apalagi setelah diberi kunci duplikat.

Forth menghela napas "Aku capek, rasanya pengin peluk kamu aja."

Beam tertawa walau ia tahu ada yang salah dengan pacarnya "Okay, Dateng aja. Nanti aku bawa makan sekalian."

"Hm..."

Beam beralih pada Kit yang kesal dititipi kantong laundry besar "Eum... Nanti gue balik duluan ya. Elu makan sendiri aja. "

"Gimana cerita, Dateng bareng pulang sendiri-sendiri?" Protes Kit.

Beam mengambil lagi kantongnya "SOS bro, urgent." Ia hapal betul Forth yang begini. "Minta jemput Ming aja."
.
.
.
Apartemen lengang waktu Beam sampai sore itu. Korden tidak dibuka, lampu tidak dinyalakan. Tapi ia masih bisa melihat Forth tiduran di ranjangnya, masih dengan seragam birunya.

"Forth, udah makan belum?" Beam membuka kulkas, menaruh persediaan susu di sana.

Forth duduk, menepuk-nepuk ranjang "Sini..."

"Kenapa sih?"

Forth tidak manjawab, malah menghela napas.

Beam bisa melihat mata tajam Forth lelah, merah kurang tidur. Ia akhirnya mendekat, duduk di ranjang.

Forth memeluknya dari belakang "Udah dibilang pengin peluk kan..."

Beam berusaha menghindar waktu napas Forth terasa di lehernya, ia gelian "Kenapa? Cerita dulu yang bener..."

Forth malah menyusupkan hidung di leher Beam "LPJ ditolak..."

Beam langsung menoleh, menatap Forth yang antara pasrah dan tanpa tenaga "Serius?"

"Capek aku makanya. Pengin ngamuk tapi nggak mungkin juga."

"Masalahnya di mana?" Beam tahu benar apa yang Team Forth lakukan berhari ini sampai mereka nyaris tidak bertemu. "The punishment?"

"Mostly. Susunan acara berantakan, molor berjam-jam, besok-besoknya juga. Tapi kan itu murni karena mereka, sama sekali nggak bisa diatur. Ya... Siapa yang nyangka ada anak dosen di situ."

Beam menghela napas. Dia tidak jago dalam hal memberi nasihat.

"Sedih tau, pengin nangis..."

Beam hampir tertawa keras waktu melihat cermin di lemarinya. Preman teknik sedang manyun sambil memeluknya "Dih, cengeng..."

"Makanya elus-elus dong..."

Dalam keadaan normal, Beam mana mau menurut. Tapi, saat ini ia memilih berbalik, balas memeluk Forth "Mau makan apa?" Sebenarnya ini karena dia sendiri yang lapar, tadi gagal makan siang dengan Kit.

"Aku cuma ngantuk..."

"Ya udah... Tidur. Hampir 2 hari Elu nggak tidur." Beam membelai rambut Forth yang kusut karena dari pagi diacak-acak sendiri.

Forth menghela napas, kali ini lebih santai "Aku kasian sama Bank, Sharp juga..."

"Kenapa?"

"Ya, mereka kan jomblo. Kalo lagi stress gini nggak ada yang sayang-sayang..."

Beam tertawa, kali ini tidak ditahan. Pacarnya memang semenyebalkan itu "Buruan tidur deh, daripada makin ngelantur."

Forth nurut, melepas peluk lalu tiduran setelah melepas jaket. Baru saja Beam turun ranjang, Forth kembali memanggilnya. "Kalo kamu nggak bisa tidur kan aku cium jidatnya."

Beam menatapnya kesal "Kok pamrih?"

Forth berdecak "Bukan pamrih sayang. Itu timbal balik. Kan aku lagi butuh dukungan moral."

Beam masih sempat memutar bola mata sebelum berbalik, menyibak rambut di kening Forth lalu menciumnya sekilas. "Tidur loh. Gue delivery makanan aja, pas bangun Elu makan."

"Iya..."
.
Besoknya, Forth bangun nyaris tengah hari setelah tidur 15 jam lebih.
.
.
.
End
.
.
.
Somehow, gara2 tweet Pavel kemaren bilang dia sakit, aku ngerasa dia sakit ya manja begini, gemes ngeselin. Wkwkwk.

Ini diketuk pake hape, di kantor waktu nggak ada kerjaan. Maaf kalo berantakan.
Semoga tetap bisa dinikmati.

Call it Somehow || ForthbeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang